Dubai day 2

1.3K 54 0
                                    

Hari ini, adalah hari kedua kami di Dubai. Entah kenapa aku jadi kangen sama eomma dan juga appa. Seperti kegiatan sebelumnya, aku selalu bangun pukul lima pagi dan langsung menuju dapur untuk memasak makanan buat Tae dan anak-anak.

"Hoamm, aish rasanya sangat mengantuk"-aku menguap dan merapikan selimutku.

"Keras kepala sih, dibilangin diem di rumah malah ngotot minta ikut ke kantor"-Tae sambil terpejam.

"Hehehe, mian. Tapi kan aku pengen tau perusahaanya kek gimana"-aku cengengesan.

"Tapi sekarang udah tau kan?"-Tae bangun dengan mata terpejam.

"Udah. Eh, iya, oppa ada kemana hari ini?"-aku bertanya.

"Engga, aku ngga ada kemana kok. Hari ini oppa di rumah aja. Oppa lagi ga enak badan"-Tae memijit pelipisnya.

"Mwo? Oppa sakit? Mana, sini aku cek dulu panasnya"-aku panik sekali saat itu dan refleks menempelkan tanganku di dahinya.

"Haaaahhh,,,oppa badannya panas sekali. Kita ke dokter ne"-aku panik.

"Engga usah, paling masuk angin biasa"-Tae mengelus pelan rambutku.

Seketika aku teringat sesuatu. Yakhh, kemarin kami belum makan seharian, pantas aja Tae sakit.

"Astaga, oppa. Oppa belum makan dari kemarin"-aku terkejut.

"Oppa tunggu sini ne, aku buatin makanan dulu, mian"-aku bangun dari tempat tidurku.

"Terserah mu saja"-Tae sambil tersenyum dengan wajah yang pucat.

Aku pun segera memasak dan tanpa sadar, tanganku terkena wajan yang sangat panas dan akibatnya, tanganku melepuh. Untungnya, tanganku tidak terlalu parah, dan hanya melepuh biasa saja.

Aku pun akhirnya selesai membuatkan Tae nasi goreng kari kesukaan nya dan membawa nya ke kamar untuk dimakan Tae.

Cklek

"Oppa, makan dulu, ne"- aku mendekati Tae yang terbaring di tempat tidur.

"Kamu masak apa chagi?"-Tae berusaha bangun dengan posisi duduk.

"Nasi goreng kari kesukaan oppa"-aku mulai menyuapi Tae makanannya.

Tae nampak memperhatikan tanganku yang terkena wajan tadi yang mulai melepuh.

"Tangan kamu kenapa, by"-Tae menunjuk ke luka yang ada di tangan kanan ku.

"Oh ini, emmm tidak apa hehe"-aku cengengesan.

"Apanya yang tidak apa? Itu luka bakar dan melepuh kau bilang tidak apa?"-Tae sedikit tegas.

"Mianhae oppa, jadi tadi pas aku bikinin kamu makanan, tangan aku kena wajan, jadinya melepuh. Mian"-aku menundukkan kepalaku karena jujur, kalau seorang Tae marah, ia akan menjadi seperti singa.

"Ya ampun, pasti sakit ya? Udah dikasi obat belum?"-Tae berubah menjadi sangat khawatir dengan kondisku sekarang.

"Ani, biasa aja kok. Lagian sebelum-sebelumnya, aku sering kena wajan kok, hehe. Udah ih, ayo lanjut maemnya. Biar cepet sembuh, tar kan bisa minum obat"-aku sambil tersenyum.

"Waaa, oppa jadi makin sayang deh ama kamu"-Tae sambil melahap makanannya.

5 menit kemudian...

"Udahan ah, maemnya. Aku kenyang"-Tae menolak makanan yang akan ku suapi ke mulutnya.

"Yahh, jangan dulu. Oppa kan maemnya baru dikit, masa udahan"-aku merayunya agar mau menghabiskan makanannya.

"Ani, aku udah kenyang"-Tae menutup mulutnya.

"Ya udah, nih minum dulu airnya"-aku menyerahkan gelas yang berisi air untuk diminum Tae.

"Gomawo sayang"-Tae tersenyum kearahku.

"Oppa tunggu sini ya, aku beresin dapur dulu"-aku bangun dari tempatku dan keluar dari kamar.

Dapur...

Aku mencuci wajan dan piring yang kugunakan tadi. Dan setelah selesai mencuci piring, dan membereskan dapur, aku naik ke kamar lagi untuk mengecek kondisi Tae.


Life With TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang