Night
"Oppa, makan dulu yuk. Aku bikinin oppa sayur bening loh. Makan dulu yuk, biar bisa entar minum obat"aku menurunkan posisi selimut yang semula menutupi Tae hingga leher.
"Euhh, nee" Tae bangun dari tidurnya dan dengan posisi duduk di kasur.
"Kajja, makan dulu. Entar biar bisa minum obat" aku mendekat kearah Tae dengan membawa nampan berisi makanan untuk Tae.
"Sayang, aku kangen eomma. Eomma sama appa udah makan belum ya? Gimana ya kabarnya mereka" Tae sambil melahap makanan yang kusuapi.
"Ya udah, ntar selesai makan, kita telpon eomma, ne? Makanya makanannya dihabiskan ya"
"Ne" Tae memakan semua makanannya dan dihabiskan tanpa sisa kuah nya.
"Sudah, makanannya udah habis"Tae menyetop kegiatan makannya dan meminum air dan obatnya.
"Bentar ya, aku bawa ini ke dapur dulu" aku pergi ke dapur untuk membawa alat makan yang tadi di gunakan oleh Tae.
Setelah selesai di dapur, aku kembali ke kamar dan mem- video call eomma.
Tae: eomma, aku kangen sama eomma appa. Eomma appa udah makan? Gimana kabarnya??
Eomma: sudah, eomma sama appa sudah makan. Kalian sudah makan? Kalian gimana kabarnya?
Aku: sudah ma, kami udah makan kok. Kabar kami baik ma, tapi Tae sakit.
Appa: yakhh, dia pasti sakit karena lupa makan. Ya udh, kamu jagain Tae disana ya, pokoknya kami titip Tae sama kamu aja.
Aku: iya pa, Tae udah mendingan kok. Baru aja selesai makan sama minum obatnya.
Tae: eomma sama appa ga usah khawatir deh, pokonya kami disini baik' aja kok. Selama aku sakit, Nia yang rawat aku. Dia ngerawat aku baik banget.
Eomma: lihat, menantu kita sayang sekali dengan keluarganya (sambil menoleh appa dengan tersenyum).
Tae: hoammm, aku ngantuk sekali, aku mau tidur dulu ya eomma, appa. Besok aku telpon lagi. Selamat malam eomma appa.
Appa&eomma: ne, perbanyak istirahat ya. Appa sudah suruh teman appa disana buat ngurusin perusahaan kita, jadi memungkinkan kalian lebih cepat balik ke Korea.
Aku: beneran pa? Yesss, aku bisa bantuin eomma masak lagi, pokonya aku bisa sama eomma lagi.
Eomma: ne ne, kalian tidur dulu gih, oh iya cucuku mana?
Aku: mereka udah bobok dari tadi ma.
Eomma&appa: nee. Sudah, kami juga mau istirahat ya, selamat malam menantuku.
Aku: too eomma appa.
Setelah itu, aku memutus sambungan video call. Aku melihat ke samping dan melihat Tae yang sudah tidur.
Aku pun membenarkan posisi selimutnya, lalu tidur di samping nya.
Pagi
Kringgg...kringgg...(jam beker di nakas).
"Hoammm, eh sudah pagi saja" aku melihat jam di hapeku dan melihat ke arah Tae.
06.00
"Sudah jam enam ternyata, tapi Tae belum bangun. Ahhh, Rania, biarkan saja dia tidur. Dia masih perlu banyak istirahat, lagian dia juga masih sakit" gerutu ku sambil terkekeh pelan.
"Tunggu, apa dia masih sakit?"tanyaku dalam hati dan menempelkan tanganku pada dahinya.
"Oh, sudah normal. Aish, biarkan saja dia memperpanjang tidurnya sampai jam delapan" aku sambil melipat selimutku lalu membuka korden kamar.
Sedang akan keluar, tiba-tiba ada yang memanggil namaku dengan suara khas orang bangun tidur dan berat.
"Chagiya, kamu mau kemana? Jangan tinggalin aku sendiri disini" Tae seperti memohon.
"Ah, anii. Aku hanya mau keluar saja oppa. Aku mau masak sebentar"aku tersenyum menghampiri Tae dan mengelus pipinya.
"Tunggu, biar aku melakukannya dulu"Tae menunjukkan smirknya.
"Ckckck, sekarang baru jam enam pagi oppa ku sayanggg. Kau juga baru sembuh kan?" Aku berusaha menolaknya.
Tae keburu menciumi bibirku dengan lembut namun dalam, sampai aku terbawa suasana dan membalas ciuman itu dengan lembut juga.
Semakin lama, ciuman yang diberikan oleh Tae semakin dalam dan bergairah. Hingga akhirnya Tae membuka semua pakaian kami dan akhirnya kami tanpa busana.
"Ijinkan sekarang, aku sudah lama menahannya" Tae berbisik kepada ku hingga membuatku geli sendiri mendengarnya.
"Terserah"aku hanya bisa pasrah saja, karena aku tau, jika dia tidak dituruti kemauannya, dia akan cuek bebek terhadap ku. Ah,,, tidak. Dia akan cuek bebek terhadap anak-anak nya.
Rania POV end
Author POV
Mereka berdua sedang berada di kamarnya dengan posisi tanpa busana. Terlihat Tae, sedang menciumi bibir istrinya. Semakin turun, hingga dia membuat kissmark di leher istri tercintanya itu. Perlahan-lahan, ciuman itu mulai turun ke perut istrinya dan Tae yang jahil pun menjilati perut istrinya itu.
Rania hanya bisa mendesah kecil diperlakukan seperti itu oleh suaminya. Setelah dirasa puas menciumi tubuh polos Nia, Tae membuka celana dalam milik Nia.
"Ahhh...awww... pelan-pelan saja oppa...ssshhh" desahan berhasil lolos dari bibir mungil Nia begitu Tae memasukkan anunya ke dalam lubang Nia.
"Maafin oppa sayang, ahhhh...sakit?"tanya Tae kepada Nia.
"Uhhhhh...kenapa lebih besar? Ahhh...ini rasanya seperti melakukannya saat pertama kali"Nia sambil mendesah.
Lima menit mereka bertempur, akhirnya mereka mencapai klimaksnya masing-masing.
"Ahhhh... daddy-ahhh aku keluarrr...uhhh...sshshhhh"desah Nia.
"Bersama sayang"Tae mempercepat genjotannya pada Rania, dan membuat mereka tidak bisa menahan satu sama lain.
Tae menyemburkan cairan cintanya ke dalam rahim Nia. Saking banyaknya cairan Nia, cairannya sampai meleleh keluar dan menetes di kasur.
"Ahhhh...hangat sekali daddy" Nia terbaring lemas di samping Tae.
"Mian sayang, oppa keluarinnya di dalam"Tae.
Mereka pun mengatur nafas satu sama lain dan mereka menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Taehyung
Random{CERITA TGL : 28 - 03 - 2019} menikah karena perjodohan bukan berarti kehidupan dalam pernikahan itu tidak bahagia❤