•Three√

2.4K 237 4
                                    

"Yeri," panggil Ny.Kim kepada Yeri yang ingin memasuki kamarnya. Yeri hanya memutar badannya dan menatap eommanya itu.

"Kau marah kepada oemma?" tanya Ny.Kim membuat Yeri menghembukan nafasnya panjang.

"Aku tau kau marah Yer. Maafkan eomma yang memaksamu menikah dengannya untuk mempertahankan perusahaan kita." Ny.Kim menundukkan kepalanya sambil berkata lirih kepada anak tunggalnya itu.

"Ani eonna. Kau tidak salah. Yeri menerima keputusan eomma apadanya. Jangan salahkan diri eomma sendiri ne? Yeri tidak pernah marah sama eomma dan appa. Jadi, teruslah berjuang untuk mempertahankan perusahaan kita. Yeri hanya bisa mendoakan kesuksesan kalian eomma." ucap Yeri menahan tangis yang sedari tadi ingin ia keluarkan. Hanya saja ia tidak tega ketika melihat eommanya menangis karena dirinya menangis di hadapan eommanya.

"Eomma bukan bermaksud untuk menukarmu dengan harta, sayang. Hanya saja, ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan kita yang hampir bangkrut itu." Ny.Kim langsung memeluk Yeri yang masih tersenyum kecut kepada eommanya.

"Gwenchana eomma. Aku menerimanya," Yeri mengelus pelan punggung Ny.Kim lalu melepaskan pelukan mereka.

"Yeri ke kamar dulu ne. Lagipula ini juga sudah malam, eomma jangan tidur malam-malam." saran Yeri membuat Ny.Kim mengangguk faham.

"Baiklah, eomma akan tidur setelah melihat kau memasuki kamarmu." Ny.Kim mengelus surai lembut Yeri yang kini tengah mengangguk.

Dan dengan cepat, Yeri langsung memasuki kamarnya dan segera menutup pintu. Ia berjalan gontai ke arah ranjangnya dan langsung menjatuhkan dirinya di atas ranjang.

"Tuhan. Kenapa ini semua terjadi kepadaku? Kenapa tidak orang lain yang mengalami hal yang sama seperti apa yang kualami sekarang? Rasanya cukup berat untuk menenteng beban seperti ini. Aku lelah, tuhan." ucap Yeri sebelum ia benar-benar tertidur dengan seragam sekolahnya yang belum ia ganti dengan piyama.

.

.

.

.

"Yakk!! Dijodohkan?!"

Yeri langsung mencubit lengan Wendy yang kini sedang meringis kesakitan akibat cubitan dari Yeri.

"Eonni, bisakah kau diam dan jangan berteriak?" tanya Yeri datar. Yeri benar-benar kesal dibuatnya.

"Mianhae." balas Wendy lalu memberikan cengiran khasnya kepada semua anggota RedFelv yang tengah menatapnya kesal.

"Bagaimana bisa kau di jodohkan? Apalagi kau belum mengenali calon tunanganmu itu." tanya Irene to the point kepada Yeri yang langsung membeku di tempatnya.

"Alasan orangtuaku menjodohkanku dengan pria asing itu adalah takut perusahaan kami jatuh bangkrut dan tidak bisa di tolong lagi. Padahal, kondisi perusahaan sangat baik dan berjalan lancar. Kurasa itu hanya alasan mereka untuk menjualku hanya karena harta." Yeri mendongakkan kepalanya dan menatap langit-langit basecamp yang berada di atap sekolahnya.

"Apa kau tidak mencoba untuk menolak?" tanya Seulgi lagi yang langsung dibalas anggukan singkat oleg Yeri.

"Sudah, namun mereka masih saja memaksaku untuk menyetujui perjodohan tersebut. Karena pada akhirnya, akulah yang mengalah dan menyetujui perjodohan tersebut. Tetapi, saat ku lihat baju seragam yang dipakai oleh calon tunanganku itu adalah baju seragam Big HighSchool." ucapan Yeri barusan membuat semuanya menatap Yeri tak percaya.

"Heiiii apa kau yakin?? Berarti calon tunanganmu sangat tampann!!!" Yeri mengernyitkan dahinya ketika Joy berbicara hal yang tidak ingin di dengar oleh Yeri.

"Dia biasa saja. Aku tidak memandang pria dari fisiknya, tetapi dari hatinya. Jika kalian ingin mendapatkan calon tunanganku, silahkan ambil saja. Aku juga tidak begitu tertarik dengan penampilannya." jawab Yeri jutek. Dan kali ini, Irene, Wendy, Seulgi, dan Joy tertawa bersamaan membuat Yeri heran.

"Tidak ada yang lucu. Kalian ini aneh sekali, tiba-tiba tertawa seperti orang gila." protes Yeri lalu melipatkan tangannya di depan dada.

"Konon katanya, cinta yang berawal dari kebencian akan berakhir dengan rasa sayang yang mendalam pada lawan jenis. Dan kuyakin, suatu hari nanti kau akan sangat mencintainya dan tidak ingin berpisah dari calon tunanganmu itu." terang Irene lalu terkekeh geli menatap sahabatnya yang tengah menatao dirinya tajam.

"Aku tidak peduli dengan cerita lama seperti itu." Yeri masih saja kokoh dengan pendiriannya.

"Lihat saja kau Kim Yerim. Kami yakin kau akan sangat mencintainya seperti kau mencintai kami." balas Wendy membuat Yeri menatapnya jijik.

"Aku tidak pernah cinta kepada kalian. Jadi jangan harap aku juga mencintai pria asing itu." Yeri memutar bola matanya malas lalu pergi dari basecamp mereka.

"Dasar. Gadis yang tidak pernah dewasa. Semakin kau membencinya, semakin kau mencintai namja itu bodoh." umpat Seulgi membuat Wendy, Irene, dan Joy terkekeh geli sambil menatap punggung Yeri yang semakin lama semakin menjauh.

"Percuma saja aku menceritakan masalahku ini kepada mereka. Mereka memang tidak bisa membantuku." geram Yeri lalu berjalan kearah perpustakaan dan mulai membaca beberaa buku novel yang sudah ia booking di hari sebelumnya.

Ketika ia melihat ke arah jendela perpustakaan, ia melihat sekelompok pria yang sedang bermain basket di lapangan basket yang berada di wilayah Big HighSchool.

Seoul HighSchool dan Big HighSchool adalah sekolah menengah atas terfavorite yang berada di Seoul, Korea Selatan. Jadi, sekolah mereka bersebelahan untuk memudahkan mereka bersaing secara sportif.

"Ck. Rupanya ia bisa bermain basket?" Yeri bermomolog sambil mengamati calon tunangannya itu.

"Yak Kim Yerim! Kenapa kau memperhatikan namja sialan itu. Fokuslah kepada novelmu ini." protes Yeri kepada dirinya sendiri. Dengan perasaan kesal, ia kembali membaca buku novelnya dan mulai mengikuti alur novel tersebut.



























Tbc

Sry 4 typo

Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang