Prolog

9.1K 370 4
                                    

"Yeri-ah," panggil Ny.Kim kepada gadis berusia 17 tahun yang kini tengah menyantap sarapannya.

"Ne eomma?" Yeri mendongakkan kepalanya dan menatap eommanya itu.

"Lusa, Eomma dan Appa ada panggilan kerja di London." jelas Ny.Kim membuat Yeri menghentikan aktifitas makannya.

"Yak, kenapa mendadak sekali eoh." protes Yeri. Ia sangat tidak menyukai hal yang berbau 'mendadak'.

"Teman rekan kerja kami nengadakan pertemuan di London." Ny.Kim masih sibuk menatap laporan-laporan kantornya itu. Tidak jauh berbeda dengan Tn.Kim yang masih saja sibuk berkutat dengan lembar kerja kantor mereka.

"Pft. Baiklah, eomma dan appa akan pulang kapan?" tanya Yeri yang semakin fokus kepada topik pembicaraan.

"Entahlah, kami hanya semalam disana. Mungkin, satu hari setelahnya, kami akan kembali ke Korea." jawab Ny.Kim simple, membuat Yeri mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ne eomma. Aku akan menunggu kalian,"

Yeripun sudah selesai dengan sarapannya. Ia berdiri dari duduknya dan mengambil kunci mobil pribadinya.

"Eomma, Appa. Yeri sekolah dulu, Yeri sayang kalian." pamit Yeri lalu mencium kedua pipi kedua orangtuanya dan bergegas keluar dari lingkungan rumahnya.

Dengan kecepatan sedang, gadis tersebut mulai membelah jalanan seoul.

.

.

.

.

Sesampainya di Seoul HighSchool, ia memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Ia melangkahkan kakinya di koridor selolah, banyak sepasang tatapan yang menatapnya takjub. Langkah Yeri membawanya ke perpustakaan. Ia memilih membaca-baca buku sebelum pelajaran dimulai daripada ia harus berkumpul dengan kumpulannya.

"Yak Yeri-ah!! Kami sudah menunggumu di kantin!! Kenapa kau malah membaca buku disini!!" teriak Irene. Leader dari Redvelf.

"Lalu? Aku harus apa eonni? Aku bosan di kelas, jadi kuputuskan untuk kesini." jawab Yeri datar. Ia memilih kembali membaca buku yang sudah ia booking di perpustakaan, daripada harus mendengarkan ocehan eonni-eonni nya itu.

"Bawa tasmu ke kelas, dan ikut kami." tegas Seulgi membuat Yeri menghembuskan nafasnya kasar.

"Baiklah baik. Aku akan menuruti kalian," Yeri menutup lembaran buku pinjamannya dengan kasar. Lalu menaruh buku tersebut di rak buku dengan asal-asalan.

Ia pergi ke kelasnya dan menaruh tas tersebut di sebelah kursi Joy.

"Ayo ke basecamp." ucap Joy bersemangat. Yeri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Maafkan aku, sepertinya aku sudah sangat cuek kepada kalian." Yeri menghentikan langkahnya membuat para anggota RedVelf ikut berhenti dan menatap ke arah Yeri.

"Ahh gwenchana Yeri-ah. Aku tau kau sedang di dalam mood buruk ketika kau bersikap cuek." jawab Wendy membuat yang lainnya mengangguk-anggukkan kepala.

"Gomawo sudah memahamiku." Yeri tersenyum nanar sembari melihat ke arah sahabat-sahabatnya itu.

"Tidak masalah," Seulgi merangkul Yeri yang sudah berkaca-kaca.

"Ayo ke basecamp, dan ceritakan semua masalahmu kepada kami, Kim Yerim." ajak Irene lalu berjalan mendahului mereka.

"Irene eonni sama sekali belum berubah." gumam Joy membuat Seulgi, Wendy dan Yeri hanya tertawa kecil melihat Irene yang masih bersikap ke-ibuan terhadap mereka.

Setibanya di basecamp, mereka duduk di kursi santai mereka masing-masing. Namun, Wendy dan Seulgi memilih duduk di bawah yang sudah terbalut karpet lembut dengan kualitas yang tinggi.

"Jadi kau ada masalah apa? Sampai-sampai kau mengeluarkan sikap jutekmu itu kepada kami?" Irene membuka percakapan dan langsung membahas topik yang sekarang ingin ia bahas.

"Gwenchana Eonni-ah. Aku hanya sedikit kecewa kepada kedua orangtuaku." jawab Yeri lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela basecamp mereka.

"Wae?" kini, giliran Wendy yang membuka suara.

"Kemarin, mereka baru pulang dari Amerika karena ada rapat penting. Dan lusa besok, mereka akan pergi ke London untuk menemui rekan kerja mereka. Tak bisakah mereka menyisihkan waktu untukku? Kenapa hanya saat sarapan saja aku bisa melihat mereka." jelas Yeri lirih. Ia sangat tidak menyukai kondisi keluarganya yang seperti ini. Mereka lebih mementingkan harta daripada anaknya sendiri.

"Yeri-ah. Tidak ingatkah kau? Kami disini juga sama sepertimu. Orangtua kami juga orang penting bagi negara, begitu pula dengan orangtuamu. Kau tau? Ketika orangtua kita tidak saling bekerja sama, apakah kita dapat di pertemukan dan membuat kumpulan kecil seperti ini? Mereka menyayangimu, hanya saja, rasa sayang itu dapat mereka buktikan dengan harta. Kau jangan menyerah hanya soal sepele seperti ini ne. Kami juga sama sepertimu, sama-sama kurang mendapatkan kasihsayang dari orangtua kami. Tapi sampai detik ini, kami disini masih bisa menemanimu dengan kondisi yang sama bukan? Jadi, cobalah menerima keadaan Yeri-ah. Tunjukkan ke orangtuamu, bahwa kau adalah putri idaman yang orangtuamu harapkan. Kalau kau memiliki masalah, cerita kepada kami, kami akan membantumu sesuai kemampuan kami masing-masing." jelas Irene yang diangguki oleh semuanya. Termasuk Yeri. Gadis itu sangat bersyukur dengan kehadiran mereka berempat yang membuat kehiupannya terasa nyata.

"Hmmm, daripada kita harus membahas masalah keluarga yang membuat kita semakin sedih. Bagaimana kalau kita bermain UNO? Yang kalah harus mentraktiir yang menang untuk memakan ramyeon bersama. Setuju?!" heboh Joy mencairkan suasana.

"Yak Joy-ah!! Tidak bisakah kau tidak berteriak di telingaku?!" Wendy ingin sekali menarik telinga Joy dan memotong telinganya itu. Agar ia merasakan apa yang Wendy rasakan ketika Joy berteriak persis di telinganya.

"Mianhae Eonni!! Aku tidak sengaja." Joy memutari basecamp mereka yang terletak di atap sekolah itu. Ia sedikit berteriak ketika Wendy hampir saja menangkapnya.

Tapp.

"Wendy-ah!!! Kenapa kau menginjak tanganku!!! Sakit bodohh!!!" teriak Seulgi lalu ikut mengejar Wendy.

Yeri dan Irene tertawa lepas melihat sahabat-sahabat mereka saling bekejaran satu sama lain. Inilah hal yang Yeri sukai. Dapat tertawa lepas dengan orang yang ia sayang. Selain keluarganya.

Yeri memeluk Irene yang langsung membalas pelukannya.

"Yakkk!!! Kenapa kalian tidak mengajak kami juga!!!!" protes Joy, Wendy, dan Seulgi.

Irene dan Yeri hanya menggeleng-gelengkan kepala lalu merenggangkan pelukan mereka agar Joy, Wendy, dan Seulgi dapat ikut berpelukan bersama.

Dan terjadilah aksi saling memeluk yang terjadi di basecamp mereka.

"Bukankah bel sekolah sudah bunyi daritadi?"

Degg.

































Tbc

Sry 4 typo

Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang