•TwentyTwo√

1.2K 129 5
                                    

"Hei! Jungkook kita sudah datang rupanya!" sambut Hoseok ketika Jungkook memasuki wilayah lapangan basket yang sudah dipenuhi oleh sahabat-sahabatnya itu.

Jungkook hanya membalas sapaan demi sapaan yang dilontarkan dari teman-temannya melalui senyuman lebar.

"Hei? Mengapa kau tersenyum selebar itu eoh. Kau tidak pernah memberi senyumanmu seperti itu kepada kami," Jimin mendekati Jungkook lalu memperhatikan mimik wajah Jungkook yang terlihat bahagia.

"Kau kenapa Jungkook-ah? Tatapanmu sangat mencurigakan," tanya Namjoon lalu berjalan ke arah Jungkook, disusul oleh Suga, dan Hoseok.

"Tidak biasanya kau tersenyum seperti ini. Senyumanmu itu menggambarkan bahwa kau adalah orang bodoh," ucapan Suga barusan membuat semua orang tertawa, terkecuali Jungkook. Ia memasang wajah flatnya dan memukul dada bidang Suga.

"Yak. Aku tidak sebodoh yang kau kira hyung," balas Jungkook yang masih dengan wajah flatnya itu.

"Lalu? Kenapa kau bisa tersenyum seperti tadi? Apa yang terjadi Kookie-ah," Jimin merangkul Jungkook yang tengah menatapnya.

"Karena semalam aku bis--"

"Heii!! Ada yang mau Ramyeon?!"

Taehyung dan Jin tiba-tiba datang sambil membawa kantung plastik besar di tangan mereka.

"Kau mengganggu Jin hyung," umpat Suga lalu merebut satu kantung plastik yang berada di genggaman tangan Jin.

"Apa yang kalian bahas?" tanya Taehyung lalu meletakkan kantung plastik tersebut di pinggir lapangan.

"Menurutmu, ada yang berbeda dari Jungkook kita?" tanya Hoseok balik. Ia kembali mengamati penampilan Jungkook dari atas sampai bawah.

Kedua ekor mata Jungkook pun ikut mengikuri arah pandang Hoseok, namun ia menggelengkan kepalanya guna menjawab pertanyaan yang Hoseok lontarkan untuknya tadi.

"Sepertinya tidak ada yang berubah dari Jungkook kita," balas Taehyung santai lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Ash. Baiklah Jungkook, lanjutkan omonganmu yang tadi sempat terpotong." suruh Hoseok yang diangguki oleh Jungkook.

"Jadi, semalam aku bisa berciuman dengan calon tunanganku." jelas Jungkook lalu kembali mengingat-ingat kejadian semalam.

"Yak! Tunangan?!" tanya Jimin tak percaya. Jungkook hanya menganggguk pelan lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku calananya.

"Sejak kapan kau memiliki calon tunangan eoh!"

Tampaknya, teman-teman Jungkook tidak bisa terima karena Jungkook yang begitu tertutup bagi mereka.

"Ntahlah. 5 hari kedepan, aku dan dia tinggal di mansion bersama." balas Jungkook yang membuat seluruh tema baiknya menatap dirinya tak percaya.

"Mansion? Tinggal bersama? Apa kau mempermainkan kami?!" Jin mencoba menatap Jungkook intens.

"Tidak hyung, aku tidak akan berani mempermainkan kalian." Jungkook menatap satu persatu hyungnya itu lalu melontarkan senyuman tipis untuk mereka.

"Apa kau mencintai calon tunanganmu itu?" kali ini, Suga lah yang mengeluarkan pertanyaan untuk Jungkook.

"Sangat mencintainya," balas Jungkook percaya diri. Teman-temannya tidak habis fikir dengan perilaku Jungkook yang berubah. Sebelumnya, Jungkook adalah pria paling cuek di antara mereka bertujuh. 

"Kenapa kau berubah menjadi seperti ini Jungkook-ah? Dimana sosok cuekmu dulu? Apakah kau akan hidup dengan senyuman bodohmu yang akan kau tunjukkan selama kau bersama kami?" tanya Namjoon risih.

"Kalau kau mencintai seseorang, jangan terlalu mengejarnya. Bisa-bisa ia risih dengan perilakumu. Seperti yang kau lakukan pada kami sekarang." tambah Namjoon yang diangguki oleh Jimin.

"Jangan berubah Jungkook-ah. Tetaplah jadi Jungkook yang dingin dan cuek. Kami menyayangimu apa adanya, jangan berubah hanya karena seorang Yeoja." jelas Jimin lalu memeluk singkat tubuh bidang Jungkook.

"Baiklah, aku akan kembali ke sosok dinginku." balas Jungkook yang disenyumi oleh teman-temannya.

.

.

.

.

"Yeri-ah," panggil Seulgi ketika ia melihat Yeri memasuki basecamp mereka.

"Ne?"

"Akhir-akhir ini kau jarang berkumpul dengan kami eoh," protes Irene lalu duduk di sebelah Yeri.

"Katakan apa yang terjadi padamu selama ini," pinta Irene yang diangguki oleh Yeri. Walaupun anggukan itu tersirat keraguan yang besar dari lubuk hati Yeri.

"Hubunganku dengan calon tunanganku semakin membaik eonni," jawab Yeri lalu menatap langit-langit basecamp mereka.

"Lalu?"

"Aku sedikit risih dengan sikapnya itu. Kalian tau kan? Aku bukan tipe yeoja yang tidak terlalu suka dengan bau romantis, dan tipe namjaku adalah cuek, dingin, setia, dan penuh kasihsayang. Tapi calon tunanganku itu sangat memanjakan diriku eoh. Aku sangat risih dengan perilakunya yang begiu posesif dan manja. Bahkan, semalam kami sempat berciuman hanya karena aku ingin ia rajin belajar." jelas Yeri lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Yeri-ah. Kau ini bagaimana! Jika calon tunanganmu manja dengan kau, seharusnya kau tertarik dan mencoba mencintainya. Kenapa ini berbanding berbalik dari yeoja biasanya," Joy mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia sungguh tidak mengerti prinsip Yeri sepenuhnya.

"Aish jinjja. Kau ini yeoja atau namja sih?" tanya Wendy lalu menatap penampilan Yeri dari atas sampai bawah.

"Memangnya kau kira aku ini--" ucapan Yeri terputus karena Irene yang lebih dulu memotong pembicaraan mereka.

"Berubahlah Yeri-ah, jika kau sangat sensitif dengan apa yang diperbuat oleh calon tunanganmu itu, kau tidak akan bisa mencoba untuk mencintainya atau menerimanya. Apa kau ingin mengecewakan kedua orangtuamu?" tanya Irene yang digelengi oleh Yeri.

"Lebih baik, kau bersikap sewajarnya saja. Jangan terlalu sensitif karenanya, ne?" Irene menatap intens Yeri yang tengah menatap dirinya.

"Baiklah, aku akan mencoba berubah. Gomawo atas sarannya eonni," Yeri tersenyum kecil lalu menatap satu persatu eonninya itu.

"Karena masalah Yeri sudah selesai, bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita pergi ke cafe langganan kita sewaktu Smp?" tanya Seulgi yang diangguki oleh semuanya.

"Kita akan menaiki mobil siapa?" tanya Yeri lalu menatap Seulgi penuh tanda tanya.

"Mobilku saja," balas Wendy yang diangguki oleh Yeri.

"Baiklah, jangan pergi kemana-mana saat pulang sekolah nanti eoh. Kalau tidak, aku akan hack seluruh akun medsos bagi orang yang tidak menepati janjinya," ancam Joy yang notebate nya adalah salah satu yeoja yang bisa meng-hack akun medsos orang. Dan pastinya mereka berempat tidak tau bagaimana cara Joy untuk meng-hack akun medsos orang.

"Baiklah baiklah, kami berjanji padamu untuk tidak melanggar janji kami hari ini." bela Seulgi lalu menautkan kelingkingnya dengan kelingking Joy.

"Kenapa hanya kau saja yang berjanji padaku?" tanya Joy curiga. Ia menatap Irene, Yeri, dan Wendy yang masih membeku menatapnya sambil sesekali mereka melontarkan senyuman paksa mereka untuk Joy.

"Ahh. Ak-aku yang mewakili mereka kali ini," balas Seulgi gugup dan mencoba tertawa di hadapan Joy. Yeri, Irene, dan Wendy hanya mengangguk-anggukkan kepala guna menyetujui omongan Seulgi barusan.

Mereka berempat takut dengan sosok Joy yang seperti ini. Yang selalu bisa mengancam mereka hanya karena mereka yang melanggar janji.


































Tbc

Sry 4 typo

Gmn? Bgus g? Klo klian g mnat, auto unpub nih:v

Bntu ksih inspirasi dong:v yg ad ide buat kdepannya, lgsg comment ae y.

Mkasihh

Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang