•ThirtyOne√

1.6K 164 3
                                    

"Hei! Dia dulu yang menyebabkan kakiku terkilir! Dia yang mendorongku!" tuduh Jaemin sebagai kapten basket Large HighSchool.

"Hei! Aku sama sekali tidak mendorongmu!" bantah Namjoon yang masih tidak terima dengan tuduhan yang Jaemin lontarkan kepadanya.

"Jangan lari dengan kenyataanmu bodoh! Jelas-jelas kaulah yang--"

"Hei!!"

Semua orang yang berada di lapangan pertandingan langsung menengok ke sumber suara. Rupanya, suara itu adalah berasal dari mulut gadis kecil yang masih memakai seragam sekolahnya. Dengan santai, ia memasuki lapangan pertandingan dan berhadapan langsung dengan Jaemin.

"Maaf, bukannya aku ingin membela Big HighSchool, tapi tuduhanmu barusan sudah sangat membuatku buta karena telah mendukung sekolahmu." sarkas Yeri lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa maksudmu Yeri-ah?" tanya Jaemin tak terima ketika Yeri membela Big HighSchool.

"Chakkaman, apa kau mengenalku?"

Jaemin hanya diam dan kembali menatap Yeri dengan tatapan tajamnya.

"Apa yang kau maksud, bodoh." sarkas Jaemin membuat Yeri dan semua orang yang melihat mereka sangat terkejut.

"Siapa yang kau panggil bodoh?" Yeri mencoba mengontrol emosinya dan perlahan Jungkook mendekatinya lalu menarik Yeri untuk tidak berurusan lebih jauh dengan masalah sepele ini.

"Apa kau tau tuan? Kau lah yang menendang kaki Namjoon oppa, apa kau masih tidak ingin mengakuinya?" Yeri melepaskan genggaman Jungkook dengan kasar yang sama sekali tidak melepaskan tatapannya ke arah Jaemin.

"Aku tidak pernah menendang kakinya!"

Yeri tertegun dengan bentakan Jaemin kepadanya.

"Apa kau baru saja membentakku, apa aku harus mengecek cctv dan merekam kembali di detik sebelumnya? Apa kau masih tidak ingin jujur eoh? Apa pertandingan ini sangat penting hingga membuatmu melakukan kecurangan? Untuk apa eoh. Untuk apa kau memperoleh kesuksesan dengan cara seperti ini? Apa ini akan menguntungkan dirimu? Tidak tuan. Tidak akan menguntungkan dirimu. Jika kepala sekolahmu mengetahui bahwa kau melakukan kecurangan dalam pertandingan, apa ia akan memaafkanmu begitu saja? Berjuanglah, jangan menyakiti orang lain dengan kecuranganmu. Walau hasilnya tidak semaksimal yang kau bayangkan, itu lebih baik daripada kau melakukan kecurangan. Aku sangat mendukung sekolahmu, tapi kenapa kau tidak bisa dipercaya eoh. Aku memang tidak mengenal dirimu, tapi setidaknya jangan melakukan kecurangan apapun dalam pertandingan. Aku percaya kepadamu dan teman-temanmu, selama kalian bisa menghadapi pertandingan ini dengan adil. Kalian bisa menikmati sisi positif, bukan hanya negatif. Karena apa? Karena kalian sudah berjuang. Percaya dirilah, aku tau kau adalah kapten dari Large HighSchool, tidak seharusnya kapten dari sekolah ternama bisa melakukan hal sekeji itu bukan? Aku percaya padamu, jangan rusak kepercayaanku eoh. Aku bukan tipe yeoja yang bisa memberikan kepercayaanku dengan seseorang yang tidak kukenal. Kalau begitu, jangan bermain dengan kecurangan ini lagi. Minta maaflah," Yeri tersenyum singkat ketika Jaemin tersenyum ke arahnya. Namja tersebut mengangguk pelan dan mulai berjalan mendekati Namjoon.

"Mianhae," meski terdengar tidak begitu ikhlas, Namjoon tetap memaafkan Jaemin dan kembali bertanding.

Yeri memberi semangat ke kedua pihak sekolah dan kembali ke tempat duduknya, banyak sorakan-sorakan yang ia dapat ketika ia ingin kembali ke tempat duduk.

Jungkook menatap Yeri dan tersenyum manis ke arah yeoja itu. Yeri hanya membalas senyuman Jungkook dan memberi semangat untuknya.

Tak terasa, pertandinganpun selesai, Yeri berlari mendekati Jungkook dan berjalan berdampingan dengannya. Ia mengambil handuk kecil yang sudah ia siapkan selama pertandingan dan mencoba mengelap keringat Jungkook.

Jungkook hanya menatap Yeri yang masih membersihkan keringatnya. Gadis itu terhenti ketika Jungkook masih terus menatapnya.

"Mengapa kau menatapku dengan tatapan seperti itu," tanya Yeri dengan tatapan risihnya lalu melempar handuk yang ia bawa ke arah wajah Jungkook.

"Apa yang kau lakukan, eoh." Jungkook segera mengambil handuk tersebut dan mengelap ke arah wajahnya yang masih terdapat keringat.

"Apa kau bertanya padaku?" Yeri melontarkan tatapan polosnya membuat Jungkook menghela nafas panjang.

Ketika Yeri hendak pergi meninggalkan Jungkook, namja itu terlihat kesakitan dan memegang kepalanya.

"Yeri-ah,"

.

.

.

.

"Yeri-ah, apa Jungkook baik-baik saja?" tanya Ny.Jeon ketika ia, Tn.Jeon, Ny.Kim, dan Tn.Kim memasuki ruangan inap Jungkook.

"Dia hanya kelelahan eomma, kemarin ia sempat demam, namun ia tidak ingin pergi ke rumah sakit. Dan hari ini ada pertandingan antara Big HighSchool dan Large HighSchool, jadi ia harus menghadiri pertandingan tersebut. Meski kondisi tubuhnya yang kurang fit, Big HighSchool masih bisa memenangkan pertandingan tersebut." jelas Yeri dengan senyuman yang ia ukir bibirnya.

"Baiklah, eomma kira demamnya lebih parah dari biasanya." Ny.Kim mengelus dadanya lega kemudian duduk di sofa ruang inap Jungkook.

"Eomma kira, kau tidak akan peduli dengan Jungkook. Namun sekarang kau justru sangat dekat dengannya, eomma bahagia bisa melihatmu bahagia Yeri-ah." Ny.Kim menghampiri Yeri dan memeluknya dari samping, gadis itu hanya terkekeh geli melihat kelakuan eommanya.

"Appa, kapan kalian memberikan kami mansion?" tanya Yeri dengan cengiran yang masih terus ia ukir sedari tadi.

Mendengar ucapan Yeri, mereka semua tertawa.

"Kenapa kalian semua tertawa?" Yeri menatap aneh ke arah kedua orang tuanya itu. Ia masih tidak faham dengan apa yang ditertawakan oleh mereka.

"Apa kalian sangat ingin tinggal di mansion? Bukankah kalian masih sma? Mana mungkin mansion sebesar itu dapat kalian urus berdua." balas Tn.Jeon yang dijawab kekehan oleh yang lainnya, kecuali Yeri. Ia sedikit kesal ketika calon mertuanya itu meremehkan dirinya dan Jungkook.

"Ash baiklah, aku akan menunggu sampai lulus sma ne." jelas Yeri yang diangguki oleh Tn.Jeon dan Tn.Kim

Tn.Kim dan Tn.Jeon sibuk berbincang mengenai perusahaan mereka. Ny.Kim dan Ny.Jeon berbincang tentang suatu hal yang sedang tranding. Sedangkan Yeri masih terduduk dalam diam sambik terus menatap Jungkook yang tak kunjung sadar.

Gadis itu menggenggam tangan kanan Jungkook dan tatapannya tidak lepas dari wajah Jungkook yang masih pucat.

"Kapan kau akan sadar Jungkook-ah," Yeri meletakkan kepalanya di atas ranjang, kepalanya sejajar dengan genggaman tangannya dan tangan Jungkook. Karena terlalu lama ia menunggu Jungkook yang tak kunjung sadar, ia ketiduran dengan tangan yang masih berkaitan.

"Gomawo Yeri-ah,"

Genggaman tangan Jungkook pun mulai mengerat dan terasa di tangan Yeri, karena Yeri sudah berada di alam bawah sadar, ia tidak mengetahui bahwa Jungkook sudah sadar dari pingsannya.












































Tbc

:v mangap kl apdetnya lma

Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang