"Bagaimana keadaanmu?" tanya Jungkook sembari meletakkan tas kecil yang berisi buku-buku miliknya dan Yeri ke atas nakas.
"Jauh lebih buruk setelah kau mengusir Taeyong oppa dan Eunwoo," Yeri memutar bola matanya malas. Ia masih enggan menatap Jungkook.
"Seharusnya kau bersyukur mempunyai calon tunangan sepertiku," Jungkook mengambil sebuah buku dan memberikannya kepada Yeri.
"Kenapa aku harus bersyukur? Memangnya, kelebihan apa yang kau miliki?" Yeri menerima buku dari Jungkook dan mulai membacanya.
"Hm, lupakan."
Detik berikutnya, ruang inap Yeri tergantikan dengan suasana yang sepi. Tidak ada orang yang mau mengawali percakapan itu. Dengan amat terpaksa, Yeri menghela nafasnya lalu membuka topik pembicaraan untuk mereka berdua. Ia tidak suka situasi seperti ini.
"Jungkook-ah," panggil Yeri pelan, tatapannya masih terkunci ke sosok yang berada di sebelahnya itu.
"Hm?"
"Aku merindukanmu," bibir Yeri mengerucut. Jungkook yang masih sibuk belajar, menjadi tidak tega untuk menghiraukan Yeri.
Yeri merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Jungkook kedalam pelukannya. Namun, sedari tadi ia tidak merasakan kehangatan tubuh Jungkook di dekapannya.
"Kenapa kau manja sekali," Jungkook menatap Yeri curiga. Padahal, niat awalnya adalah mengacuhkan Yeri. Namun, entah kenapa gadis itu tidak bisa membuatnya mengacuhkan dirinya.
"Jungkookkie," Yeri mempoutkan bibirnya, menunggu Jungkook membalas pelukannua.
"Yeri-ah, jangan menggodaku. Fisikmu masih lemah, jika aku mendekatimu, kau akan semakin lemah." tolak Jungkook secara halus. Bukannya ia ingin menolak Yeri, namun ia takut keadaan Yeri semakin melemah jika harus berdekatan dengannya.
"Jungkook-ah," rengek Yeri pelan. Cukup. Jungkook sudah tidak bisa menahan hasratnya yang ingin menyentuh tubuh milik calon tunangannya itu. Segera, ia tidur di sebelah Yeri dan memeluknya erat.
"Apa kau tau? Malam dimana kau belum ditemukan, aku tidur dikamarmu dan selalu memikirkanmu. Aku mencin—"
"Jungkook-ah. Berhenti melontarkan kalimat menjijikkan seperti itu." Yeri mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jungkook dan mengecup pipi Jungkook pelan.
"Kalimat itu menjijikkan, tetapi kau terlihat menikmatinya." Jungkook langsung mendapatkan sebuah pukulan kecil yang mendarat di keningnya.
Siapa lagi kalau bukan Yeri?
"Kau kasar," omel Jungkook yang masih memegangi keningnya.
"Aku lembut, baik hati, dan tidak sombong."
"Ck, itu kebalikan sifatmu."
"Mana ada, itu sifat-sifatku yang sebenarnya."
"Aku tidak percaya,"
"Aku tidak peduli,"
"Aku yang lebih tidak peduli."
"Terserah,"
"Yasudah,"
"Ok, fine."
"Ok,"
.
.
.
.
.
Sudah lima hari Yeri tidak masuk sekolah. Dan selama lima hari itu, teman-temannya sibuk menanyakan keadaan Yeri melalui Jungkook. Tapi, Jungkook masih tidak ingin memberitahukan yang sebenarnya kepada mereka. Kejam memang, tapi ini perintah orangtua mereka. Dia tidak berani membantahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]
Fiksi Penggemar[Completed] "Apa aku harus memilihmu?"-jjk "Aku tidak akan pernah bisa memaksamu untuk memilihku. Pilih saja seseorang yang tepat untuk mendampingimu,"-kyr WhyDidYouChooseMe?-s.1 18.04.19 26.10.19