•FiftyNine√

841 97 41
                                    

"Yeri-ah," Jungkook menggenggam erat tangan Yeri yang diperban. Bibirnya tak henti-hentinya mencium punggung tangan Yeri.

"Hm?" Jungkook mendongak dan menatap Yeri kaget.

"Kau sudah bangun? Sebentar, aku akan memangil dokter." Yeri segera menahan lengan Jungkook, dan menariknya untuk kembali duduk di sebelah ranjang rumah sakit.

"Wae?" tanya Jungkook heran ketika tangan Yeri menghentikan dirinya.

"Gwenchana," Yeri tersenyum lemah lalu menatap ke sekitar.

"Kau berhutang penjelasan padaku," Jungkook menatap tajam ke arah Yeri. Gadis itu hanya terkekeh pelan melihat tingkah laku Jungkook.

"Waktu itu, mobilku mogok. Aku turun dan berencana untuk berjalan kaki menuju supermarket. Tapi, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku. Lalu, aku pingsan, dan terbangun di sebuah gubuk kecil yang pengap. Disana, aku melihat Eunha dan suruhannya. Suruhan Eunha pergi, sedangkan Eunha memukuliku sampai seperti ini. Tak kusangka ia membawa pisau dan menggoreskan pisaunya ke kedua telapak tanganku. Dan tepat saat itu, sirine polisi terdengar. Ia tampak cemas dan pergi begitu saja," jelas Yeri panjang lebar. Jungkook hanya terdiam mendengarkan penjelasan dari calon tunangannya itu.

"Hei. Bukankah hari ini kau harus sekolah? Seingatku, 3 hari lagi sekolahmu akan mengadakan ujian kecil? Kenapa kau malah disini tanpa membaca buku sedikitpun?" kesal Yeri sembari menatap Jungkook yang mengeluarkan cengiran tidak masuk akalnya. Namja bodoh.

"Aku ingin kau pulang, lalu mengambil buku-bukumu. Sekalian bawakan bukuku ne? Sudah sana cepat." usir Yeri lalu mendorong Jungkook. Walaupun ekspresinya seperti orang yang tidak sakit, sebenarnya Yeri masih sangat lemah. Mendorong Jungkook saja ia tidak kuat.

"Sekarang, gadisku lemah." kekeh Jungkook yang sama sekali tidak berubah posisi walaupun sudah didorong oleh Yeri. Gadis itu hanya memutar bola matanya malas.

"Cepat ambil buku di apartement." pinta Yeri sedikit berteriak. Mungkin itu adalah satu-satunya hal yang akan membuat Jungkook menuruti ucapannya.

"Baiklah, aku akan mengambil bukumu dan bukuku. Aku akan segera kembali. Jangan kemana-mana ne?" Jungkook mencium kening Yeri lama, lalu melepaskannya.

"Cepat ambil bukunya Jungkook-ah. Aku tidak ingin ketinggalan pelajaran dalam dua hari ini," Yeri menatap kesal Jungkook yang berjalan amat sangat lambat.

"Kau cerewet saat sedang sakit." ucaoan Jungkook dibalas Yeri dengan tatapan tajamnya. Detik kemudian, Yeri tidak melihat keberadaan Jungkook di ruangan inapnya lagi. Namun, saat ia ingin memejamkan matanya lagi, ketukan pintu sangat mengganggu indra pendengarannya.

"Jungkook-ah! Kenapa kau kembali bodoh!" ucap Yeri dengan nada yang sedikit tinggi. Tanpa melihat pintupun, ia tau bahwa Jungkooklah yang mengetuk pintu.

"Aku Eunwoo,"

Yeri spontan menoleh ke arah pintu dan mendapati Eunwoo yang duduk di kursi roda.

"Mi-mianhae. Kukira kau Jungkook," Yeri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gwenchana. Ngomong-omong, bagaimana kondisimu?" Eunwoo menutup pintu ruang inap Yeri lalu mendorong kursi rodanya.

"Ah, cukup baik. Tidak sepusing sebelumnya," Eunwoo mengangguk faham dan melihat banyak memar yang terdapat di sekujur tubuh Yeri.

"Kenapa memarnya banyak sekali. Bahkan, wajahmu membiru semua." Eunwoo mengelus memar-memar Yeri, termasuk di wajah. Gadis itu sedikit meringis ketika Eunwoo mengelus pipi kanan Yeri.

"Aku akan memberikanmu krim. Tunggu sebentar, aku akan mengambilkannya di ruang kerjaku." Eunwoo membalikkan arah kursi rodanya ke arah pintu, lalu kembali mendorongnya.

Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang