•Fifteen√

1.8K 172 0
                                    

"Malam ini, aku akan tidur di kamar. Kau saja yang tidur di sofa panjang ruang keluarga," ucap Yeri lalu merebahkan dirinya di atas ranjang kamar.

"Ck. Memang kau siapa? Kau tidak memiliki hak untuk mengaturku," ketus Jungkook lalu ikut merebahkan dirinya di sebelah Yeri.

"Hei. Memangnya kau ini siapa? Menyuruhku ini itu, padahal aku belum menjadi istri sahmu." decak Yeri lalu bergeser menjauhi Jungkook.

"Tidur saja kau diluar. Aku tidak sudi tidur seranjang denganmu," Yeri merapatkan selimutnya untuk menutupi sebagian tubuhnya.

"Ini juga apartementku. Kau jangan memaksaku untuk tidur diluar," balas Jungkook lalu ikut memasuki selimut yang digunakan Yeri.

"Ash jinjja. Apa kau tidak mengingat perjanjian kita tempo hari? Kau menyuruhku untuk berpura-pura untuk tidak mengen--"

"Perjanjian itu berlaku ketika kita berdua berada di luar apartement," jelas Jungkook membuat Yeri mengalihkan padangannya ke arah lain.

"Jadi? Kenapa kau masih ada disini?" Yeri mencoba untuk mengusir Jungkook agar ia tidak tidur satu ranjang dengannya.

"Diamlah, aku ingin tidur." Jungkook mengeratkan selimut yang ia pakai dan mencoba untuk menutup matanya.

"Ck, menyebalkan sekali kau." decak Yeri lalu ikut tertidur di samping Jungkook.

.

.

.

.

"Heiiii. Kenapa ban mobilku bocor eoh," protes Yeri ketika melihat ban mobilnya yang bocor.

Jungkook yang saat itu melewati dirinya, hanya menatap Yeri sekilas lalu memasuki mobilnya tanpa ada rasa prihatin.

"Ashh, bagaimana ini bisa terjadi." umpat Yeri kasar sambil mengacak rambutnya frustasi.

Jungkook yang memperhatikan Yeri dari dalam, hanya menghembuskan nafasnya kasar. Lalu ia keluar dari mobilnya dan menggeret Yeri untuk memasuki mobil.

"Hei, apa yang kau lakukan?" tanya Yeri bingung ketika Jungkook ingin memasangkan seatbelt ke tubuh Yeri.

"Aku akan mengantarmu ke sekolah," ucapan Jungkook barusan cukup membuat Yeri menatap Jungkook heran.

"Kenapa ia bisa menjadi baik dalam waktu singkat? Aneh sekali," ucap Yeri dalam hati. Ia enggan menanyakan hal itu kepada Jungkook, karena ia tau. Jawaban yang ia dapatkan hanya jawaban singkat tanpa ada penjelasan lainnya.

Tak butuh waktu lama bagi Jungkook untuk mengantar ke sekolah Yeri.

"Gomawo atas tumpangannya," Yeri mencoba melepaskan seatbelt dari tubuhnya, tapi seatbelt itu tidak kunjung terlepas dari tubuh mungilnya.

Karena Jungkook tak melihat tanda-tanda Yeri yang keluar dari mobilnya, ia melirik ke samping kanan dan melihat Yeri yang masih sibuk dengan seatbeltnya.

Dengan cekatan, Jungkook membantu Yeri melepaskan seatbeltnya. Hak itu cukup membuat Yeri sedikit risih, karena jarak mereka begitu dekat.

"Dasar lemah,"

Yeri menatap Jungkook malas lalu mulai membuka pintu mobil Jungkook.

"Saat pulang sekolah, tunggu aku di lobby. Aku akan menjemputmu. Dan tidak ada kata menunggu. Ketika aku sudah sampai, kau harus cepat-cepat menaiki mobilku agar tidak ada yang tau bahwa kau pulang bersamaku. Arraseo?" jelas Jungkook membuat Yeri menghentikan aktifitasnya.

"Kau tidak perlu repot-repot melakukan itu kepadaku. Aku bisa menaiki taksi untuk menuju ke apartement," tolak Yeri lalu kembali menutup pintu mobil Jungkook.

"Tidak ada penolakan nona Kim," Jungkook kembali menatap ke arah depan. Yeri hanya bisa pasrah dan menghembuskan nafasnya kasar. Setelah itu, mereka berdua kembali berpisah dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

"Yeri-ah. Kulihat, kau tidak menaiki mobilmu? Dimana mobilmu itu?" tanya Joy ketika Yeri sudah berada di dalam kelasnya.

"Ban mobilku bocor, aku terpaksa menaiki taksi untuk menuju sekolah." bohong Yeri. Ia enggan menceritakan kenyataan yang sebenarnya kepada orang lain. Bahkan sahabatnya pun tidak ia beritahu mengenai sesuatu yang sebenarnya terjadi.

"Oh begitu. Ngomong-omong, kau dipanggil Lee Saem untuk menemuinya di ruang osis." ujar Joy membuat Yeri mengangguk faham.

"Terimakasih infonya. Aku akan menemui Lee Saem," Yeri bergegas pergi dari kelasnya menuju ke Ruang Osis.

Disama, Lee Saem tampak tengah terduduk di salah satu bangku. Yeri berjalan pelan ke arahnya dan sedikit membungkukkan tubuhnya sembari mengucapkan salam.

"Annyoeng saem. Ada apa kau memanggilku?" sapa Yeri sopan, ia tidak ingin merusak mood Lee Saem hanya karena ketidak sopanannya dalam berbicara.

"Apa kau calon tunangan Jungkook?" bak tersambar petir, Yeri langsung membulatkan matanya ketika Lee Saem berbicara tentang apa yang tidak ingin ia bahas sekarang.

"Ba--"

"Apa kau benar-benar calon tunangan Jungkook?" ulang Lee Saem sekali lagi. Yeri menelan salivanya kasar. Karena ia tau, ketua osis dilarang keras untuk berpacaran, apalagi bertunangan. Sekarang, ia benar-benar tidak ingin mengecewakan Saemnya jika beliau tau bahwa Yeri benar-benar calon tunangan Jungkook.

"Maafkan aku Saem. Aku tidak ber--"

"Cukup jawab 'iya' atau 'tidak' Kim Yerim," ketus Lee Saem membuat Yeri menunduk pasrah.

"Iya. Aku adalah calon tunangan Jungkook, saem." Yeri masih menundukkan kepalanya, enggan menatap mata bulat Lee Saem yang kini menatapnya teduh.

Jauh dari pemikiran Yeri, ia berfikir kalau Lee Saem akan marah padanya dan memberhentikannya menjadi ketua osis. Tetapi Lee Saem tidak melakukan semua itu, ia malah mengelus puncak kepala Yeri.

"Kalau begitu, kau adalah calon keponakanku juga." masih dengan tangan yang mengelus lembut surai panjang Yeri, membuat sang empu mendongak dengan heran.

"Apa maksud saem?" tanya Yeri yang dibalas dengan senyuman singkat dari Lee Saem.

"Lee Saem adalah kakak dari appa Jungkook. Dan jika kau adalah calon tunangan Jungkook, secara otomatis kau juga akan menjadi keponakan ku juga kan?" balas Lee Saem kemudian merangkul Yeri dan membiarkan gadis itu bersender di bahunya.

"Kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri Yeri-ah," tambah Lee Saem yang masih merangkul Yeri dan mengelus pelan punggungnya.

"Kamsahamnida saem," Yeri memeluk erat Lee Saem dengan perasaan campur aduk.

.

.

.

.

"Kookie-ah," panggil Eunha ketika ia melihat kekasihnya yang sedang berjalan di tengah koridor.

"Ada apa chagi?" Jungkook menatap Eunha yang kini sibuk bergelanyutan mesra di lengan Jungkook.

"Aku merindukanmu," rengek Eunha yang kemudian diangguki oleh Jungkook.

"Kenapa kau hanya mengangguk saja? Apa kau juga tidak merindukanku?" Eunha mempoutkan membuat Jungkook merasa gemas dan segera mencubit pelan pipi Eunha.

"Aku juga merindukanmu," Jungkook tersenyum manis, begitu pula dengan Eunha. Namun di balik senyuman manis yang Jungkook berikan kepada Eunha, ada rasa bersalah yang hinggap di benaknya. Karena hari ini, ia harus memutuskan hubungannya dengan Eunha yang sudah terjalin 10 bulan.
































































Tbc

Sry 4 typo




Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang