"Yeri kau ingin pulang?" tanya Joy ketika mereka sudah berada di daerah lobby sekolah.
Yeri hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Joy itu.
"Baiklah, hati-hati dijalan." pinta Joy yang langsung memeluk Yeri.
"Kim Yerim." panggil Lee Saem membuat Yeri dan Joy refleks langsung melepaskan pelukan mereka.
"Ada apa saem?" Yeri membalikkan badannya dan sedikit membungkukkan tubuhnya untuk Lee Saem.
"Besok ada rapat perkumpulan ketua osis antara sekolah kita dan Big HighSchool. Jadi saem harap, kau bisa datang tepat waktu dan berkumpul di ruang osis yang berada di Big HighSchool." jelas Lee Saem membuat Joy sedikit demi sedikit menjauhi mereka agar tidak mengganggu urusan pribadi Yeri dengan Lee Saem.
"Tapi Yeri tidak mengetahui letak ruang osis yang berada di Big HighSchool." jawab Yeri mempertegaskan apa yang ada di fikirannya sekarang.
"Tanya saja kepada salah satu murid yang bersekolah di Big HighSchool. Saem juga tidak bisa menunggumu, karena ada rapat antar guru kesiswaaan dari kedua pihak sekolah." tambah Lee Saem membuat Yeri mengangguk faham.
"Baiklah saem. Jam berapa Yeri harus sampai di ruang osis Big HighSchool?" tanya Yeri lalu mengambil buku hariannya dan mencatat jadwal yang harus ia tambahi di hari esok.
"Pukul 11:00 ketika istirahat sekolah, kau harus sudah sampai di Big HighSchool." balas Lee Saem sambil memperhatikan gerak-gerik Yeri.
"Baiklah saem. Yeri akan sampai ke Big HighSchool tepat waktu. Kalau begitu, Yeri pulang dulu ne? Annyeong." Yeri sedikit membungkukkan tubuhnya lalu berlari meninggalkan Lee Saem yang kini berjalan ke arah ruang guru.
Sesampainya dirumah, ia melihat kedua orangtuanya sedang berbicara dengan kedua calon mertuanya.
Sangat membosankan. Itu yang dipikirkan oleh Yeri sekarang. Gadis itu memilih menaiki tangga rumahnya dan memasuki kamarnya yang berada di lantai 2.
Saat Yeri memasuki kamarnya, ia dikejutkan oleh pria yang kini tengah tertidur di ranjangnya. Ia memicingkan matanya dan mencoba melihat sosok pria yang tertidur pulas itu.
"Hei. Bukankah itu--" Yeri langsung berlari ke arah ranjangnya dan mendapati Jungkook tertidur di ranhangnya yang berukuran King Size itu.
Ia mencoba membangun-bangunkan namja yang berada di depannya. Namun namja tersebut tidak kunjung membyka matanya membuat Yeri frustasi dan kemudian keluar kamar untuk melaporkan hak tersebut kepada kedua orangtuanya.
"Appaaaa Eommaaaa. Namja itu tertidur di ranjangkuuu." rengek Yeri ketika ia berhasil turun dari tangga rumahnya dan berdiri di hadapan kedua orangtuanya.
"Namja siapa?" tanya Tn.Kim membuat Yeri memutar bola matanya malas.
"Entahlah aku tidak mengetahui namanya." jawab Yeri lalu duduk di sebelah Tn.Kim
"Apa itu Jungkook?" tanya Ny.Jeon yang lagi-lagi di gelengi oleh Yeri.
"Aku tidak mengetahui namanya, tante." Yeri sedikit memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih nyaman.
"Jangan panggil eomma dengan sebutan 'tante'. Panggil eomma dengan sebutan 'eomma' ne?" protes Ny.Jeon yang hanya dibalas anggukan pelan dari Yeri.
"Eomma, aku ingin tidur. Tapi namja itu tak kunjung membuka matanya. Aku sudah sangat lelah hari ini," lagi-lagi Yeri terus merengek kepada kedua orangtuanya.
"Eomma bangunkan saja namja yang kau maksud Yeri-ah." Ny.Jeon berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati kamar Yeri.
Ketika mereka berdua sudah di dalam kamar Yeri, Ny.Jeon segera membangunkan Jungkook yang masih menggunakan seragam basketnya itu.
"Rupanya namja yang kau maksud adalah calon tunanganmu sendiri Yeri-ah. Apa kau sungguh-sungguh tidak mengetahui namanya?" tanya Ny.Kim yang dibalas anggukan singkat dari Yeri.
"Namanya adalah Jungkook. Dan kau harus mengingat namanya karena ia akan menjadi calon tunanganmu." Ny.Jeon tersenyum ke arah Yeri yang masih terbeku di tempatnya.
"Baiklah eomma."
Dan akhirnya, Jungkook bangun dengan mata yang masih tertutup.
"Eomma, aku mengantuk. Tidak bisakah kau membiarkanku tidur disini sebentar?" tanya Jungkook yang masih menutupkan matanya kepada Ny.Jeon.
"Aniii!! Kau tidak boleh tidur di kamarku!!" Yeri segera menarik Jungkook lalu membawanya keluar kamar.
"Eomma maaf, perilaku kasarku muncul kembali. Aku hanya tidak suka kalau ada namja asing yang tidur di kamarku." Yeri menundukkan kepalanya ketika ia berhadapan dengan Ny.Jeon
"Iya, eomma faham. Jangan paksakan dirimu untuk dekat dengannya, dan terima dia apa adanya Yeri-ah. Semoga kalian senantiasa diberikan kebahagiaan." balas Ny.Jeon lalu keluar dari kamar Yeri.
Sedangkan Yeri hanya menghembuskan nafasnya kasar.
"Ucapan eomma sangat menggelikan." bulu kuduk Yeri berdiri dan membuat sang empu langsung merebahkan dirinya di atas ranjang dan segera memejamkan matanya karena kegiatan hari ini sudah menguras tenaga Yeri. Detik kemudian, gadis itu sudah berada di alam mimpi.
.
.
.
.
"Yeri kau mau kemana?" tanya Wendy ketika ia melihat Yeri yang sedang terburu-buru keluar dari basecamp.
"Aku akan mengadakan rapat pertemuan antara ketua osis. Jangan menelfonku ketika aku sedang menghadiri rapat ne? Aku pergi dulu eonni. Kita bertemu lagi saat bel pulang sekolah," ucap Yeri lalu bergegas pergi meninggalkan lingkungan sekolahnya dan sedikit berlari kecil menuju Big HighSchool.
Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 10:35
"Baiklah, aku tidak akan terlambat." ucap Yeri bermonolog lalu mulai memasuki kawasan Big HighSchool dengan anggun.
"Oppa!!!!" jeritan dari seorang yeoja membuat Yeri menghentikan langkahnya dan menatap ke arah kiri.
"Chagi-yaa."
"Kau mau kemanaaaaa,"
"Jangan tinggalkan aku, sayangg"
Yeri menutup telinganya ketika gerombolan yeoja-yeoja cabe yang kini tengah mengelilingi 7 namja tampan dan terpopuler di Big HighSchool.
Yeri hanya menatap mereka dari jauh dan bergidik ngeri ketika yeoja-yeoja itu semakin memperkecil jarak mereka.
"Sangat menjijikkan." protes Yeri lalu segeri meninggalkan halaman sekolag Big HighSchool untuk menuju ke ruabg osis.
"Annyeong. Aku ketua osis dari Seoul HighSchool, bisakah aku mengetahui ruangan osis yang berada di sekolah ini?" tanya Yeri sopan kepada gadis manis yang bername tag 'Jung Eunha' itu.
"Ck. Kau? Ketua osis? Yang benar saja?" ejek Eunha sambil memakan lolipop besarnya.
"Bisakah kau memberitahunya langsung kepadaku?" Yeri menahan emosinya ketika yeoja dihadapannya ini telah mengejeknya yang seakan-akan tidak menyukai Yeri.
"Hei aku hanya bercanda sobat. Aku hanya mengetes emosi dari seorang ketua osis Seoul HighSchool. Jangan di ambil hati ne?" Eunha tersenyum manis lalu di detik kemudian ia menunjukkan jalan ke arah Ruang Osis.
"Gomawo sudah memberitahukan jalannya kepadaku." ucap Yeri tulus lalu sedikit membungkukkan tubuhnya sedikit kepada Eunha yang masih memakan lolipopnya.
"Ne Cheongman. Kalau kau butuh sesuatu di sekolah kami. Hubungi aku saja." balas Eunha lalu memberikan kertas yang berisi nomor ponselnya.
"Baiklah,"
Yeripun pergi meninggalkan Eunha yang masih asik memakan lolipopnya itu.
Tbc
Sry 4 typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]
Fanfiction[Completed] "Apa aku harus memilihmu?"-jjk "Aku tidak akan pernah bisa memaksamu untuk memilihku. Pilih saja seseorang yang tepat untuk mendampingimu,"-kyr WhyDidYouChooseMe?-s.1 18.04.19 26.10.19