•FiftyTwo√

830 94 8
                                    

"Yeri-ah," merasa namanya dipanggil, Yeri menoleh ke sumber suara.

"Eomma memanggil kita ke rumah," jelas Jungkook membuat Yeri langsung terbangun dari duduknya.

"Aku mandi duluan ne," Jungkook menggenggam tangan Yeri ketika gadis itu ingin berlari ke arah kamar.

"Apa?" Yeri melontarkan tatapan bertanyanya.

"Kenapa kita tidak mandi bersama?" satu pukulan mendarat di kening Jungkook, membuat sang empu sedikit meringis kesakitan.

"Hei, kenapa kau memukulku bodoh." kesal Jungkook membuat Yeri memutar bola matanya malas.

"Bodoh mengatakan bodoh," gumam Yeri pelan lalu berjalan memasuki kamar.

"Aku mendengar umpatanmu!" ucap Jungkook sedikit berteriak karena jarak mereka yang sudah sedikit jauh.

"Aku tidak peduli," geram Yeri dalam hati lalu menyegarkan dirinya dengan air hangat.

Setelah mereka berdua sudah siap dengan penampilan mereka, Jungkook dan Yeri segera pergi ke kediaman rumah Jeon.

"Mengapa eommamu memanggil kita?" tanya Yeri di sela-sela perjalanan mereka menuju rumah Jungkook.

"I don't know," jawab Jungkook sembari mengedikkan bahunya.

20 menit kemudian, mereka sudah sampai di kediaman rumah Jeon dan disana, terdapat mobil keluarga Yeri yang terparkir di garasi.

Tak berfikir lama, mereka berdua segera memasuki rumah Jungkook dengan sopan. Sebelum mereka memasuki rumah, Jungkook mengulurkan tangannya dengan tatapan yang masih menatap ke arah depan.

"Genggam tanganku dan jangan membuat mereka curiga dengan masalah kita kemarin," Yeri mengangguk mantap lalu menggenggam uluran tangan Jungkook.

"Jungkook, Yeri, kalian sudah sampai? Kemarilah, ada yang ingin kita bicarakan kepada kalian." mendengar sambutan Ny.Jeon, Jungkook dan Yeri hanya menganggukkan kepala dan duduk di sofa yang kosong. Benar, mereka sedang berada di ruang keluarga sekarang.

"Kapan kalian ingin bertunangan?" spontan Yeri terbatuk kecil mendengar pertanyaan dari eommanya.

"Eommaaa," rengek Yeri sembari menujukkan wajah melasnya kepada Ny.Kim

"Kalian harus segera bertunangan eoh. Taeyong bilang, kalian sedang memiliki masalah. Maka dari itu, kau harus bertunangan dengan Jungkook secepatnya. Karena jika pertunangan ini ditunda-tunda, sainganmu akan lebih banyak Yeri-ah." seluruh pihak keluarga tertawa. Tak termasuk Jungkook dan Yeri pastinya.

Taeyong babi. Berani-beraninya ia menceritakan masalahku dengan Jungkook ke eomma-kyr

Namja itu benar-benar ingin kumusnahkan-jjk

"Satu minggu lagi kalian akan bertunangan. Dan kau Jungkook, setelah kau lulus SMA nanti, kau harus belajar untuk mengolah perusahaan. Kau akan menjadi pewaris tunggalku, kau harus bisa memimpin perusahaan." Jungkook sedikit tidak terima dengan penjelasan appanya. Namun ia tidak memiliki hak untuk menolak ucapan Tn.Jeon

"Baik appa," balas Jungkook pasrah tanpa menatap Tn.Jeon

"Yeri-ah, setelah kau lulus SMA nanti, kau juga harus bisa mengurus perusahaan ne?" Yeri tersentak dengan ucapan appanya. Ia sangat tidak ingin hidup dengan laporan-laporan perusahaan, menghadiri rapat, menandatangani sebuah laporan. Itu sangat melelahkan bagi Yeri. Yeri tidak suka dengan profesi itu.

"Yeri akan mengambil jurusan kedokteran saat kuliah nanti. Yeri tidak ingin mengurus perusahaan eoh. Kenapa tidak menyuruh Taeyong untuk memimpin perusahaan. Kalian sudah mengandalkannya bertahun-tahun bukan? Minta saja bantuan darinya untuk mengelola perusahaan," kesal Yeri membuat Tn.Kim bungkam dengan penuturan Yeri.

"Lagipula, Taeyong juga sudah belajar untuk mengurus perusahaan di New York. Tentu sudah mahir bukan? Coba kalian bandingkan denganku, aku tidak memiliki pengalaman dalam memimpin sebuah organisasi yang besar seperti perusahaan appa," tambah Yeri, kali ini Tn.Kim menoleh ke arahnya.

"Kau ketua osis kan? Bukankah itu sudah termasuk memimpin suatu organisasi yang cukup besar?" skak mat. Kali ini, Yeri yang diam terbeku di tempatnya.

"Appaaa, aku ingin menjadi dokter. Jangan paksa aku eohh," Yeri mempoutkan bibirnya lalu menyunggingkan bibirnya kembali ketika melihat appanya yang mengangguk pasrah.

"Gomawo appa, saranghaeee." Yeri memeluk Tn.Kim erat, membuat Tn.Kim sedikit tercekik karena pelukan anak semata wayangnya itu.

Sedangkan kedua orang tua Jungkook dan eomma Yeri tertawa terbahak melihat ekspresi Tn.Kim yang semakin lama semakin memerah.

"Yeri-ah, jangan siksa appamu dengan pelukan mematikanmu itu." Jungkook menarik Yeri untuk duduk di sofa yang sama dengannya.

"Sepertinya ada yang sedang cemburu," sindir Ny.Jeon menyinggung Jungkook.

Yeri menoleh ke arah Jungkook yang sama sekali tidak terima dengan sindiran eommanya. Gadis itu terkekeh geli melihat Jungkook yang ingin sekali membantah ucapan eommanya tetapi ia tidak berani melontarkan sepatah kata apapun.

"Tadi eomma sudah mengijinkan kalian untuk tidak memasuki sekolah terlebih dahulu. Karena ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Maka dari itu kami memanggil kalian kemari." Jungkook dan Yeri mengangguk faham setelah mendengar balasan dari Ny.Kim

"Hari ini, jadwal kalian adalah fitting baju. Setelah fitting baju, Yeri memesan catering dengan eomma dan eomma Yeri. Sedangkan Jungkook mengurus undangan dengan appa dan appa Yeri. Kalau masalah fitting baju, kami tidak akan memandu kalian dan membiarkan kalian memilih baju sesuai keinginan kalian." jelas Ny.Jeon yang lagi-lagi hanya diangguki oleh Jungkook dan Yeri.

"Kalau begitu, kalian langsung saja ke butik langganan eomma. Yeri tau dimana letak butik tersebut." suruh Ny.Kim. Kemudian Jungkook dan Yeri berpamitan kepada keluarga mereka.

.

.

.

.

.

"Yeri-ah, dimana eommamu? Bukankah biasanya kau kemari dengan eommamu?" tanya Somi ketika melihat Yeri sudah sampai di butik besarnya. Sebelumnya, Ny.Kim lebih dulu mengabari Somi bahwa anaknya dan calon menantunya ingin ke butiknya untuk membeli beberapa pakaian.

"Eomma di rumah, eonni." balas Yeri yang kemudian diangguki oleh Somi.

"Ini calon tunanganmu? Tampan sekali. Eonni tidak sabar untuk menggendong keponakan dari kalian." Yeri menatap tajam Somi. Yang ditatap hanya mengeluarkan cengiran bodohnya.

"Somi imnida, aku sudah menganggap calon tunanganmu sebagai adik sendiri." Somi mengulurkan tangannya kepada Jungkook sembari menyuggingkan senyuman manisnya.

"Jungkook imnida," balas Jungkook sopan lalu membalas juluran tangan dari Somi. Cukup lama mereka bertatap-tatapan membuat Yeri risih. Jungkook yang ingin melepaskan genggaman tangan mereka tertahan karena tatapan Somi yang sedari tadi menunjuk ke arah Yeri.

Jungkook yang sama sekali tidak mengerti dengan tatapan Somi, hanya mengerutkan dahinya bingung. Ketika ia melihat Yeri menjauh dari mereka, barulah ia sadar akan maksud Somi dan segera melepaskan genggaman tangan tersebut.

"Aku hanya ingin membuat Yeriku cemburu. Maaf kalau tadi sedikit berlebihan," ucap Somi meminta maaf kepada Jungkook sembari membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Ah gwenchana," singkat Jungkook lalu menyusul gadisnya yang sepertinya sedikit tidak suka melihat Jungkook akrab dengan Somi.

"Sepertinya aku pernah melihatmu. Kau sangat familiar Jungkook-ah, dimana aku pernah melihatmu sebelumnya?"



















































tbc

update ni, jan lupa vomment yaaa

makasihh:v

hari ini aku ada janji buat double up kan? nanti aku update lagi rada siangan ya. Kalo semisal masih ada waktu, aku triple up deh:v

happy reading ges




Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang