"Dimana Irene eonni?" tanya Joy yang digelengi oleh Yeri, Seulgi, dan Wendy.
"Jangan bilang kalau di--"
"Hei! Apa kalian sudah lama menungguku? Mianhae aku terlambat, Lee Saem menyuruhku untuk mengantar buku ke perpustakaan," sapa Irene dari kejauhan sambil menggendong tas sekolahnya dan segera berjalan cepat menuju mereka berempat.
"Untung saja kau datang tepat waktu, kalau tidak, jiwa psikopat milik Joy akan keluar."
Tawaan para gadis cantik selaku para osis di Seoul HighSchool terdengar sangat indah bagi para murid yang lewat. Bahkan, mereka semua sempat berhenti untuk memperhatikan mimik wajah dari kelima gadis cantik dan berbakat tersebut.
"Kalian tunggu disini, aku akan mengambil mobilmu dulu ne." suruh Irene yang diangguki oleh keempatnya, lalu ia berjalan menuju ke parkiran sekolah dan segera menaiki mobilnya.
"Kajja," Irene membuka kaca mobilnya lalu menyuruh mereka masuk.
"Setir mobil di kecepatan normal ne." ucap Wendy mengingatkan. Sepertinya ia tidak senang dengan hal yang berbau seperti itu, apalagi yang dapat menimbulkan kecelakaan. Gadis itu paling anti dengan kecelakaan kendaraan, begitu pula dengan Yeri.
"Tenang saja, aku akan membawa kalian dengan selamat." balas Irene yakin lalu dengan perlahan ia menginjak pedal gasnya dan mobil sport mewah miliknya itu berhasil berjalan untuk memecah jalanan seoul.
.
.
.
.
"Sambil menunggu makanan datang, lebih baik kita membicarakan apa yang harus dibicarakan." ucap Seulgi mencoba memecahkan keheningan.
"Apa yang harus dibicarakan? Aku kehabisan topik untuk dibahas." balas Joy singkat lalu kembali menatap ke arah jendela cafe.
"Ash. Sekarang, kau sangat membosankan. Berbeda dengan yang dulu," protes Seulgi sambil menatap tajam Joy yang tampaknya masih acuh dengan Seulgi.
"Lalu kenapa? Kau tidak menyukai sikapku yang seperti ini?" ketus Joy tanpa menatap Seulgi yang tengah menatap tajam ke arah sahabatnya itu.
"Jaga bicaramu Joy," ucap Yeri lalu mencoba menatap Joy yang sama sekali enggan menatapnya. Ada apa dengan sahabatnya itu?
"Kenapa kau berubah eoh," Wendy mencoba merangkul pundak Joy, namun gadis itu segera menepisnya dan semakin membuat RedFelv semakin curiga dengan sikap Joy yang mendadak menjadi kasar seperti ini.
"Apa kau memiliki masalah?" tanya Irene hati-hati, namun Joy hanya diam membisu tanpa menjawab pertanyaan Irene.
"Joy, bukankah selama ini kita membagi keluh kesah kita bersama? Tetapi kenapa kau tidak bisa membagi masalahmu kepada kami? Apa yang kami perbuat sehingga membuatmu tidak ingin terbuka kepada kami? Apa kami memiliki kesalahan? Apa kesalhan itu dan kami berusaha akan mengubah perilaku kami yang sekiranya tidak sop--"
"Cukup Yeri, jangan katakan apapun. Aku tidak ingin melampiaskan semuanya kepada kalian, diamkan aku, dan kalian tidak akan merasakan beban dariku." balas Joy cepat lalu mengambil ponselnya.
"Aku tau kau memiliki masalah, setidaknya kau menceritakannya kepada kami. Bukan hanya memendam masalah itu sendiri, kita sudah lama berteman bukan? Kenapa kau masih tidak mempercayai kami?" Irene merapatkan jaraknya dengan Joy agar ia bisa mendapatkan simpati dari Joy dan berharap sahabatnya itu dapat membagi masalahnya kepada RedFelv.
"Bukan seperti itu, hanya saja aku tidak ingin merepotkan kalian untuk kesekian kalinya. Jangan buat aku semakin merasa bersalah, eonni." jelas Joy yang digelengi oleh Irene.
"Kami tidak merasa direpotkan olehmu Joy. Ceritakan apa yang terjadi denganmu selama ini," Irene mencoba mengambil hati Joy yang kali ini masih membeku karena kebimbangan yang dialaminya.
"Aku cemburu,"
Deg
"Ya!! Cemburu?! Apa kau bercanda eoh?!" tanya Yeri tak percaya dengan suara melengkingnya itu. Sosok seperti Joy? Bisa cemburu? Daebak.
"Untuk apa aku bercanda Yeri-ah," balas Joy datar. Ia menyenderkan kepalanya ke belakang dan menatap langit-langit cafe.
"Kau cemburu dengan siapa?" tanya Wendy to the point. Tatapannya seperti seseorang yang akan mengintrograsi sesuatu.
"Kalian kenal Kim Taehyung?"
"Kim Taehyung? Siapa itu?" Yeri menatap heran ke arah Joy yang masih dengan mood yang buruk.
"Ashh jinjja, apa kau tidak mengenalnya? Dia adalah teman calon tunanganmu, bodoh." Joy mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia malas berdebat untuk sekarang ini.
"Teman-teman," panggil Irene. Ia terlihat sedikit gugup dari biasanya.
"Ada apa?"
"Bolehkah aku mengatakan sesuatu pada kalian?" Irene menatap satu persatu kawannya yang tengah menatapnya.
"Apa itu?" Seulgi memepetkan jarak antara dirinya dengan Irene agar ia bisa leluasa mendengar curhatan dari sahabatnya itu.
"Kim Taehyung adalah mantan kekasihku,"
Joy menatap Irene tak percaya, begitu juga dengan Wendy, Seulgi, dan Yeri. Tatapan itu seperti tatapan yang ingin menyelidiki hubungan mereka lebih dalam.
"Mantan kekasih?" Joy masih menatap Irene tanpa bekedip.
"Iya. Dia adalah mantan kekasihku saat aku masih bersekolah di London, bukankah saat aku bertemu kalian di sekolah pertama kita, aku adalah murid pindahan dari London bukan? Sebenarnya, aku pindah dari London karena aku ingin mencoba melupakan Taehyung. Dia adalah namja yang disukai oleh kedua orangtuaku, mereka ingin menjodohkanku dengan Taehyung, saat itu aku sangat senang. Tetapi, aku pernah memergoki ia selingkuh dengan yeoja lain. Entahlah, aku lupa nama dari yeoja tersebut. Intinya, aku melupakan hubungan kita berdua dan meminta ijin untuk bersekolah di Korea." jelas Irene lalu menundukkan kepalanya. Ia sudah terlalu jauh untuk membohongi temannya dalam masa lalunya itu.
"Bukankah katamu, kau pindah dari London karena orangtuamu memiliki job di Korea? Apa kau membohongi kami selama ini?" Seulgi mencoba mencari kebenaran dari bibir Irene. Ia masih tak percaya akan semua ini, Irene bukanlah tipe yeoja yang suka berbohong, tetapi mengapa ia baru menyatakan kebenarannya sekarang?
"Ada alasan yang belum bisa kuceritakan pada kalian. Apa kalian tahu? Taehyung pindah ke Korea kar--"
"Karena ingin mencarimu, bukan?" jawab Joy asal. Ia kembali menyenderkan tubuhnya di bangku dan mencoba menutup matanya untuk menenangkan diri walau hanya sebentar.
"Joy, aku tidak bermaksud menikungmu. Aku sempat kaget ketika ia adalah murid Big HighSchool, dan saat perlombaan antara sekolah kita, kami sempat bertatapan sebentar, namun ia langsung melengos pergi tanpa sapaan apapun. Kurasa ia sudah beralih dariku, dan itu adalah kesempatan yang bagus untuk merebut hatinya Joy." Irene melontarkan senyuman khasnya lalu mengelus pelan surai panjang Joy.
"Aish come on, jangan bahas lelaki saat kita berkumpul disini eoh." kesal Wendy lalu meminum minumannya yang sudah di antar pelayan sebelumnya. Karena mereka berempat terlalu sibuk dengan cerita masa lalu Irene, mereka sampai tidak menyadari bahwa makanan dan minuman yang mereka pesan sudah datang.
"Wendy-ah, bagaimana kabar hubunganmu dengan Suga?" tanya Yeri polos membuat Wendy menghentikan aksi minumnya dan menatap Yeri tajam.
"Bukankah aku sudah mengatakannya padamu eoh. Jangan bahas lelaki saat kita berkumpul!" Wendy melempar bekas sedotan yang sudah ia pakai untuk meminum minumannya ke arah Yeri. Dengan cepat Yeri menghindar namun tetap saja, cairan yang berada di sedotan Wendy masih bisa mengenai seragam Yeri.
"Eonni!!!"
Tbc
Vommentny ditnggu, mkshh
Sry 4 typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]
Fanfiction[Completed] "Apa aku harus memilihmu?"-jjk "Aku tidak akan pernah bisa memaksamu untuk memilihku. Pilih saja seseorang yang tepat untuk mendampingimu,"-kyr WhyDidYouChooseMe?-s.1 18.04.19 26.10.19