•FourtySix√

801 107 18
                                    

Yeri mengerjapkan matanya dan mulai membuka mata perlahan. Ia merasakan kehangat yang menjalar di sekujur tubuhnya. Ia berpikir bahwa yang memeluknya sekarang adalah Jungkook. Tapi tidak, ia hanya melihat selimut tebal  yang menyelimuti tubuhnya.

Yeri berjalan gontai ke arah balkon kamar dan menghirup udara segar yang tercium di indra penghirupnya.

"Yerimmie, kau sudah bangun?" Yeri menoleh ke sumber suara dan mendapati Taeyong yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Dan dimana Jungkook?" tambah Taeyong lalu berjalan mendekati Yeri.

"Jangan bilang kalau dia meninggalkanmu setelah aku pergi?" Yeri hanya menggidikkan bahunya lalu duduk di kursi gantung yang berada di balkon.

"Kau tidak mencarinya?" Yeri menggeleng pelan lalu menutup matanya untuk merasakan desiran angin yang melewati tubuhnya.

"Taeyong, aku merasa pusing. Bisakah kau mengantarku ke rumah?" ucap Yeri lemah, membuat Taeyong khawatir dengan kesehatan sahabatnya itu. Ia mendekati Yeri dan menempelkan punggung tangannya di dahi Yeri.

"Kau demam Yerimmie, aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit." Taeyong menggendong Yeri ala bridal style. Yeri ingin sekali menolak gendongan Taeyong, namun ia tidak memiliki tenaga untuk melakukannya.

"Aku tidak ingin ke rumah sakit. Cukup antar aku ke rumah ne?" Taeyong hanya mengangguk pasrah dengan permintaan Yeri, lalu mengunci apartement mereka dan berjalan ke parkiran.

"Ternyata kau sangat hafal dengan password apartementku," kekeh Yeri yang sudah berada di dalam mobil Taeyong.

"Tentu saja aku hafal, kau adalah sahabatku." Yeri tersenyum simpul setelah mendengar ucapan Taeyong.

Mobil Taeyong berbelok ke perumahan Yeri dan memakirkan mobilnya di garasi rumahnya.

"Kau ingin jalan sendiri atau?" Taeyong sengaja menggantungkan ucapannya dan menunggu jawaban Yeri.

"Aku jalan sendiri saja," Yeri mendorong pelan tubuh bidang Taeyong dan keluar dari mobil Taeyong.

"Untunglah kalau kau ingin jalan sendiri, aku tidak perlu repot menggendongmu. Kau tau? Kau sangat berat Yerimmie. Tadi aku seperti menggendong gajah." protes Taeyong lalu mendapatkan satu pukulan yang mendarat di dadanya.

"Jika kau mengetahui kalau aku berat, untuk apa kau menggendongku bodoh." Yeri memutar bola matanya malas dan berjalan memasuki rumahnya, menghiraukan suara tawa Taeyong yang sudah memenuhi garasinya.

"Bibi Ahn, apa eomma dan appa dirumah?" tanya Yeri saat ia sudah berada di ruang keluarganya.

"Tuan Kim dan Nyonya Kim sedang menghadiri rapat di perusahaan non," balas Bibi Ahn ramah lalu melanjutkan menyapu lantai rumah keluarga Kim.

"Gomawo bi," Yeri melontarkan senyuman manisnya lalu melangkahkan kakinya ke arah kamar pribadinya yang terletak di lantai dua.

"Non, bukankah hari ini seharusnya non Yeri pulang sore? Kenapa sekarang sudah pulang dan masih menggunakan seragam sekolah?" bibi Ahn mencermati penampilan Yeri hari ini. Ia menatap Yeri dari atas hingga bawah. Yeripun juga melihat penampilannya sekarang. Dirinya lupa untuk mengganti pakaiannya karena kemarin saat pulang sekolah, ia sangat mengantuk dan langsung tertidur begutu saja tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Ah tidak apa-apa bi, maag Yeri hanya kambuh. Jadi Yeri tidak jadi berangkat sekolah," jelas Yeri yang setengah dari ucapannya itu adalah kebohongan.

"Bibi Ahnn!!!" Yeri dan bibi Ahn menoleh ke sumber suara dan mendapati Taeyong yang sedang melambaikan tangannya kepada bibi Ahn.

"Lama kita tidak berjumpa ne. Kemarin saat Taeyong kesini untuk menemui Yeri, bibi Ahn sepertinya sedang sibuk membersihkan halaman belakang rumah. Jadinya Taeyong lupa untuk melepas rindu dengan bibi," Taeyong berjalan ke arah bibi Ahn dan memeluknya erat. Bibi Ahn hanya terkekeh melihat Taeyong yang terlihat kekanak-kanakan.

Why Did You Choose Me? •JungRi√ [s.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang