BAB 3

333K 12.2K 735
                                    

Setelah 30menit berada diruang guru akhirnya bimbingan mereka selesai juga. Mereka berempat keluar dari ruangan itu dan menuju parkiran sekolah untuk pulang kerumah masing-masing. Tetapi Akbar berbeda,dia membelokan langkahnya menuju mading sekolah. Yah Akbar ingin menemui sahabatnya. Dan ternyata benar dari kejauhan Akbar bisa melihat Raka sedang duduk dibangku sambil bermain ponsel. Bisa di pastikan Raka sedang bermain game diponsel miliknya itu.

"gue kira lo gak jadi nungguin,ternyata lo setia" ucap Akbar.

"eh cowok yang dipegang itu omongannya! Jadi gue sebagai cowok harus tepatin omongan gue tadi" ujar Raka sambil mata terus fokus pada benda pipih didepannya.

"serah lo deh. Jadi lo mau pulang apa masih mau disini? Gue mau balik nih"

"lo dongo ye? Gue disini cuma nungguin lo. Kalo gue gak nungguin lo dari tadi gue udah tidur kali dirumah"

"kan udah gue bilang lo dulu-"

"jangan bacot. Gc" ucap Raka lalu meninggalkan Akbar menuju parkiran sekolah untuk mengambil motornya.

Sesampainya diparkiran. Mata Raka melihat kedua gadis yang tadi ia perhatiin dikantin waktu istirahat tadi. Mata Raka menyipit membenarkan apa yang ia lihat didepannya. Dan ternyata benar. Tetapi wajah mereka berdua terlihat sedang bingung.

Raka menepuk bahu Akbar yang ada disampingnya sedang bermain ponsel. Akbar menoleh ke Raka. Lalu pandangan Raka kembali menuju dua gadis dihadapannya. Mata Akbar mengikuti arah pandangan Raka. Yah terlihatlah Kayla dan Lena.

"mereka kenapa?" tanya Akbar.

"lo tanya gue? Gue tanya siapa? Pentil motor? Hah?" sinis Raka.

"pede anjing. Gue nanya sama diri gue sendiri bego" sewot Akbar.

"lo gila tanya diri lo sendiri?"

"lo kenapa sih dari tadi kaya cewek PMS dah marah-marah mulu"

"bodoamat" singkat Raka.

"yaudah gue kesana dulu. Pengen nanya mereka kenapa,dari pada gue disuruh tanya sama pentil gak guna mending gue samperin" ucap Akbar lalu meninggalkan Raka.

Akbar kenal mereka? Kok gue gak tau? Batin Raka.

Dari jarak jauh Raka memperhatikan gerak gerik mereka bertiga. Tak ada sedikitpun yang terlewat. Tetapi Raka hanya mendengar samar obrolan mereka.
Tak lama Akbar kembali.

"Ka lo balik duluan deh. Gue ada urusan bentar" ucap Akbar lalu mengambil helm dan akan dipasangkan dikepalanya. Namun kegiatan itu berhenti ketika kepalanya dipukul oleh Raka.

"auww lo ngapa si?" ringis Akbar.

"urusan lo apa? Lo mau anterin cewek itu? Trus gunanya gue nungguin lo dari tadi disini apa kalo ujung-ujungnya gue tetep balik sendiri" jelas Raka.

Sebenernya mereka berdua bawa motor masing-masing. Tetapi mereka memang memiliki kebiasaan pergi dan pulang selalu bersama. Lebih tepatnya HARUS sih. Jadilah seperti ini.

"yaudah gini aja,lo ikut gue dulu anterin Kayla pulang baru kita balik bareng. Gimana?" saran Akbar.

"gue? Ikut lo? Anterin cewek yang gak gue kenal? Penting banget?" cerocos Raka.

"serba salah gue nyet. Jadi mau lo gimana gitu aja!" frustrasi Akbar.

"gue yang bakal anterin cewek itu sendiri! Dan lo balik duluan tapi kerumah gue!" final Raka.

"lah kenapa lo yang jadi mau anterin Kayla? Kata lo kan gak kenal bahkan gak penting"

"jangan bacot. Ini sebagai permintaan maaf lo karena lo sita waktu tidur siang gue"

"siapa yang suruh lo nunggu-"

Ucapan Akbar terpotong karena motor Raka sudah beranjak dari sana dan menghampiri Kayla dan Lena. Akbar mengusap wajahnya.

Disisi lain.

Kayla dan Lena bingung. Mengapa yang menghampiri mereka malah si biang kerok ini. Tadikan yang akan mengantarkan Kayla si humoris. Kenapa jadi Raka sih. Padahal Kayla sudah sangat berharap kalau Akbar yang akan mengantarkannya. Duh membayangkan saja sudah bikin bahagia apalagi kenyataan.

"yang nama nya Kayla naik. Gue yang bakal nganterin lo pulang. Karena temen gue mendadak sakit perut" suruh Raka dengan tegas.

Lamunan keduanya bayar setelah mendengar ucapan Raka tadi. Lena gugup karena baru kali ini dirinya bertatap langsung dengan kekasih bayangannya. Sedangkan Kayla biasa saja. Tetapi hatinya mengerutu.

Kayla menoleh untuk melihat Akbar disana. Ternyata nihil. Akbar sudah pergi meninggalkan parkiran sekolah. Ah Akbar menyebalkan.

"kalian berdua denger gak sih? Yang namanya Kayla cepet naik! Jangan buang-buang waktu" tegas Raka.

Lena mendorong bahu Kayla. Lena sudah tak kuat melihat Raka terlalu lama. Takut ia pingsan disini. Kan gak lucu.

"udah cepet naik. Dari pada lo ditinggal" ucap Lena pelan.

"tapi lo gapapakan? Gue gak enak sama lo" ucap Kayla.

Yah Kayla memiliki rasa gak enak pada sahabatnya. Karena Kayla tau perasaan sahabatnya pada makhluk didepannya saat ini.

Lena menggeleng sambil tersenyum. Dalam arti 'gue gapapa' begitu.

"ini Kayla. Gue titip dia sama lo. Dan anterin dia pulang dengan selamat. Gue duluan ya Kay" ucap Lena sambil menahan rasa gugup. Baru pertama kali dirinya mengeluarkan suara dihadapan sang pujaan hati.

Lena meninggalkan keduanya diparkiran sekolah. Sekolah sudah sepi karena hari memang sudah sore. Lena meninggalkan Kayla karena tadi ibu nya Lena mengabari bahwa ada saudaranya yang masuk kerumah sakit jadilah Lena disuruh menyusul kerumah sakit. Keduanya memang bergantian membawa kendaraan dan hari ini kebetulan Lena yang hari ini tugas membawa kendaraan. Jadi yang bertugas akan mengantar jemputkan yang tidak bertugas.

"sampe kapan lo berdiri disitu? Lo mau pulang apa lo mau bengong?" sinis Raka.

"gue nunggu sampe lo nyuruh naik bodoh" Kayla tak mau kalah.

Raka diam sebentar.

"cepet naik. Atau lo gue tinggal" tegas Raka.

Dengan malas Kayla naik keatas motor Raka. Karena motor Raka moge jadilah rok selutut miliknya naik sedikit keatas sampai setengah pahanya.

"ternyata paha lo lebih murah ya dari pada paha ayam" cibir Raka.

Bersambung...

Gila itu cowok mulutnya pedes banget.

PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang