BAB 32

132K 4.6K 35
                                    

"mana duitnya pak! Gue malu kalo harus nunggak terus dikampus!" teriak kakak perempuan Lena yang bernama Vika.

"Vika sabar nak,ini bapak lagi cari uangnya kamu sabar sedikit ya" ucap bapak Lena bernama Wirawan.

"Sampai kapan pak?? Selama ini gue udah sabar!" bentak Vika.

"Kak lo bisa gak sih jangan bentak bapak terus! Lo gak kasian sama bapak tiap hari cari uang buat kita? Hah?" sahut Lena yang dari tadi diam melihat perdebatan kakaknya.

"Lo diem aja deh anak kecil! Gue yakin bentar lagi Lo akan ngerasain jadi gue yang sering kena tegur karena nunggak"

"Yah harusnya Lo sabar sedikit! Jangan cuma bisanya marah-marah gak jelas trus pergi gak jelas! Gue tau semua yang lo lakuin kak diluar sana!"

"Lo jangan so tau ya! Gue malu punya keluarga miskin kaya gini!" Bentak Vika lalu meninggalkan keduanya.

Kayanya udah sedikit aman deh batin Kayla.

"Assalamualaikum" ucap Kayla diteras rumah Lena.

"Waalaikumsalam" ucap Lena dan Wirawan bersamaan.

"Hai Len,udah siap belum?" ujar Kayla.

"Sorry banget Kay,kayanya gue gak bisa nemenin lo deh. Gue harus bantu bokap gue soalnya"

"Ngapain?"

"Ada urusan keluarga Kay,sorry ya mungkin lain kali"

"Len,gue udah denger semuanya kok tadi,gue minta maaf ya karena gue lancang dengerin omongan keluarga lo. Kalo boleh tau kakak lo kuliah dimana?"

"Hm Universitas Garuda"

"Serius? Kakak gue juga disitu loh! Gue gak bisa bantu banyak soal ini Len,cuma gue mau kasih tau kalo bokap lo bisa kerja dikantor bokap gue mulai besok"

"Apakah bapak bersedia?" tanya Kayla pada Wirawan.

"Kay Lo serius?" tanya Lena tak percaya.

Kayla mengangguk.

"Saya bersedia non. Sangat bersedia. Terimakasih non" ucap Wirawan sambil menitihkan air mata.

"Pak jangan panggil saya non,panggil aja saya Kayla. Toh saya kan temen anak bapak. Lebih tepatnya sahabatnya" cuma Kayla sambil terkekeh kecil.

Sedetik kemudian tubuhnya dipeluk oleh sang sahabat sambil menangis. Selama ini Kayla tak tau hidup sahabatnya itu yang Kayla tau belum lama ini Ayahnya Lena di pecat karena ada yang memfitnahnya menggelapkan uang kantor. Lalu ibunya Lena sejak Lena kelas 3 SMP sudah meninggal karena kecelakaan.

"Udah ah jangan lebay,gue kan gak bantu banyak. Jadi sekarang bisa gak temenin gue jalan?" ucap Kayla seraya menaik turunkan alisnya.

Lena menghadap ke ayahnya meminta izin. Wirawan mengangguk.

"Pak,Lena pergi dulu ya sama Kayla. Bapak gapapakan Lena tinggal sebentar?" izin Lena.

"Gapapa nak,kamu hati-hati ya. Buat Kayla juga hati-hati. Kalian naik apa?" tanya Wirawan.

"Itu pak" tunjuk Kayla pada mobilnya yang agak jauh dari rumah Lena.

Lena bingung. Kayla bisa menyetir? Begitu juga Wirawan. Seakan tau apa yang dipikirkan keduanya Kayla tersenyum lalu mengangguk.

"Tenang pak,aku sudah pandai kok dalam acara bawa kendaraan kaya gini hehe,jadi Lena bakalan aman" ucap Kayla sambil tersenyum.

Akhirnya setelah pamit pada Wirawan. Kayla dan Lena bergegas menuju sebuah mall didaerah Jakarta. Hanya senandungan kecil yang terdengar dari mulut mereka berdua.

Setelah sampai,Kayla memarkirkan mobilnya. Lena sedikit canggung karena memang dirinya tak membawa uang banyak hanya sisa dari uang jajan disekolah aja.

"Kuy Len" ajak Kayla lalu merangkul bahu Lena.

"Kita ke salon dulu ya,trus belanja baru makan? Oke gak??" tawar Kayla.

"Tapi Kay..." lirih Lena.

"Gapapa lo pilih aja apa yang lo butuh jangan sungkan,tadi gue udah hubungi bokap gue kok bakal keluarin uang banyak hari ini. Soalnya gue jarang banget belanja kaya gini" jelas Kayla.

"Makasih Kay,gue jadi ngerasa sahabat gak berguna dah"

"Mana ada,ini berguna kok lo temenin gue disaat gue bener-bener butuh temen. Kalo bisa malah nanti lo ikut nginep dirumah gue"

"Nanti gue pikirin" ucap Lena sambil tersenyum.

****

Disisi lain.
Akbar dan Raka sedang berada dikamar milik Raka saat ini. Keduanya sedang bermain game di ponsel masing-masing. Tetapi tidak dengan pikiran Raka. Pikirannya masih berkecamuk pada dua wanita dimasa lalu dan depannya.

Bagaimana bisa keduanya dipertemukan?

"

Bar bosen gak si lo begini terus" ucap Raka secara tiba-tiba.

"B aja tiap hari juga gini kalo gak ada panggilan tawuran" jawab Akbar tanpa menoleh sedikitpun ke arah Raka.

"Jalan yuk"

"Lo beneran homo ye ngajak laki jalan?" barulah Akbar menatap Raka tajam.

"Lo lupa gue sekarang punya pacar? Lo kali yang homo"

Akbar mengangguk iya juga sih ya.

"Yaudah mau jalan kemana?"

"Mall asik kali yaa,gue sekalian mau beli jaket"

"Macam cewek dah lo belanja terus"

"Belanja buat kebutuhan mah gapapa Bar"

"Yaudah ayo. Gue pinjem baju lo dulu"

Keduanya mengganti pakaian lebih dulu. Dirasanya sudah rapi semua baru mereka berdua pamit pada ibu Raka. Setelah itu mereka pergi menggunakan mobil Raka.

Diperjalanan tidak hening barang sedetikpun. Keduanya selalu bertingkah konyol. Memang mereka sangat cocok karena sama jahilnya.

Setelah ikut bermacet-macetan ria keduanya sampe diparkiran mobil mall. Setelah rapi keduanya turun dan segera masuk kedalam mall tersebut. Perhatian langsung menuju keduanya. Banyak yang bercuit menggoda keduanya. Bagi keduanya ini hal biasa.

"Ketoko biasa dulu Bar,baru makan" ajak Raka lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Akbar.

Akbar segera mengekor Raka dari belakang. Setelah sampai didepan toko tersebut Raka segera masuk diikuti oleh Akbar juga. Memilih. Itulah yang keduanya sedang lakukan. Keduanya telaten dalam hal model dan warna.

Setelah merasa sudah mendapatkan apa yang diinginkan keduanya bayar belanjaan masing-masing. Keduanya keluar dari toko tersebut menuju tempat makan.

"Makan apaan kita?" tanya Akbar.

"Biasa" jawab Raka.

Keduanya berjalan bersisihan dengan tangan menenteng tote bag tadi menuju tempat makan. Setelah mereka sampai,mereka langsung memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Saat menunggu pesanan mereka datang keduanya sibuk melihat orang yang lalu lalang saat ini. Mall yang berada sangat ramai hari ini.

"Raka?"

Bersambung....

Gimana gimanaaa????

PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang