BAB 38

127K 4.4K 272
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah 7 malam. Raka yang sudah rapi dengan segala aktivitasnya segera turun dari kamarnya menuju ruang makan. Disana sudah ada Linda dan Gita. Ayah Raka memang jarang sekali pulang.

"Malam semua" sapa Raka.

"Malam dek" sahut keduanya bersamaan.

"Bu aku mau keluar ya,pintunya kunci aja aku bawa kunci cadangan kok,kalo engga paling aku tidur dirumah Akbar" jelas Raka.

"Mau ngapel ya kamu?" Goda Gita.

Raka hanya menyengir lebar. Padahal tujuan dia keluar bukan untuk menemui Kayla. Linda dan Gita hanya geleng-geleng melihat tingkah Raka yang sudah kembali.

Semua orang dikagetkan oleh Akbar yang sudah berada diruang makan mereka juga. Tanpa permisi tanpa salam Akbar sudah masuk kedalam rumah Raka.

"Astaghfirullah,Akbar kebiasaan kamu ya kalo masuk rumah itu salam dulu" kaget Gita.

"Maaf Bu,tadi Akbar udah salam tapi gak ada yang nyaut" alibi Akbar.

"Sepikkkkk" teriak Dinda dan Raka bersamaan.

"Yaudah kalian mau makan dulu apa langsung keluar?" tanya Gita.

"Langsung keluar aja Bu,nanti kita makan diluar aja" sahut Raka.

"Eh tunggu,Lo mau ngapel ngajak biji Lo juga? Astaga" Dinda angkat bicara.

"Siapa juga yang mau ngapel? Orang kit-" ucapan Akbar terpotong.

"Akbar gak ikut,dia juga mau kerumah gebetannya kali" ucap Raka lalu mengedipkan mata pada Akbar.

Astaga punya temen bego banget batin Raka.

"Iya kak,udah ah ntar gebetan gue ngambek. Ibu Akbar pamit ya kunci aja pintunya biar Raka jadi gembel nanti"

Gita hanya tersenyum melihat tingkah keduanya,mereka memang sering seperti ini namun percayalah keduanya akan sama-sama sakit jika melihat yang satu sakit.

Setelah keduanya berpamitan dan menuju depan rumah barulah Raka mengerutu pada Akbar karena hampir saja membocorkan tujuan mereka keluar kali ini. Respon Akbar? Hanya nyengir tak berdosahh.

Keduanya lekas pergi menuju gudang biasa,di perjalanan Raka baru engeh jika ponselnya tertinggal di atas kasur. Hampir 30menit keduanya sampai didekat area gudang itu,disana sudah banyak anggotanya yang lain tinggal menunggu musuhnya saja.

Tak lama musuh mereka datang dan mulai memasuki area gudang lebih dulu barulah kelompok Raka. Setelah keduanya di pertemukan banyak suara berisik yang terdengar dari sana. Yah kedua kelompok tersebut sedang melakukan baku hantam.

Tak terasa baku hantam mereka menghabiskan waktu hingga 20menit. Banyak anggota dari musuhnya yang sudah tepar tak berdaya dilantai. Tak lama suara mobil polisi terdengar. Dengan cepat semuanya keluar gedung kecuali yang sudah tak sadarkan diri.

Dan kali ini Raka berhasil lolos dari polisi,begitu juga Akbar. Tetapi keduanya berpisah. Raka yang sengaja mampir lebih dulu ke minimarket terdekat untuk membeli betadine dll untuk membersihkan luka ditangannya. Memang tangannya luka namun tidak mengurangi hasil akhir yaitu kemenangan.

Sudah mendapatkan semuanya Raka duduk dibangku depan minimarket. Entah dari mana itu datangnya tiba-tiba ada Salsa yang ikut duduk disampingnya. Awalnya Raka heran,apa dia ngikutin gue? Tapi berfikir lagi ini tempat umum mungkin hanya kebetulan.

"Kamu kenapa?" tanya Salsa.

"Gpp biasa" cuek Raka.

"Sejak kapan kamu suka berantem?"

"Sejak saat itu terjadi" jawab Raka pelan sangat pelan.

"Sejak kapan? Dari dulu kamu gak pernah sekasar ini Ka. Kenapa kamu berubah?"

"Sal pliss gausah ikut campur sama urusan aku sekarang!"

"Ka,aku tau kamu orang yang seperti apa! Kenapa kamu bisa berubah? Apa karena pacar baru kamu itu?"

"Lo denger ya! Semua ini karena Lo! Karena Lo udah ninggalin gue dulu. Dan karena Lo gue jadi kaya gini" ucap Raka tegas.

Salsa diam untuk beberapa saat.

"Aku minta maaf buat dulu,aku nyesel udah ninggalin kamu waktu itu. Jadi sebagai permintaan maaf aku yang akan obati luka kamu itu"

"Sini tangannya" lanjut Salsa.

Raka hanya diam tak menolak saat tangannya ditarik oleh Salsa. Raka membiarkan tangannya di obatin oleh Salsa. Nyaman? Tentu sudah sangat lama ia tak merasakan ini. Masih fokus mengobati tangan Raka kepala Salsa mendongkak melihat siapa yang tengah memperhatikannya. Ternyata Kayla. Salsa hanya tersenyum licik lalu fokus kembali pada tangan Raka.

Untung aja Raka gak lihat cewek itu batin Salsa.

Hingga akhirnya pengobatan itu selesai. Raka canggung. Salsa tidak.

"Makasih" ucap Raka singkat.

"Iya sama-sama. Lain kali kamu jangan kaya gini lagi ya"

"Kenapa ada disini?" tanya Raka.

"Siapa? Aku? Aku kebeneran lagi lewat sini. Eh aku lihat ada kamu jadi aku samperin kamu"

"Oh"

"Akbar mana?"

"Astaga,aku pinjem hape kamu boleh? Soalnya hape aku ketinggalan"

Salsa langsung memberikan ponselnya pada Raka. Raka mengetik nomer Akbar disana. Raka dan Akbar memang hafal nomer satu sama lain. Setelah panggilan diangkat dan Akbar memberi tahu kalau mereka ada dibasecamp jadilah Raka mengembalikan ponselnya pada Salsa.

"Thank's" ucap Raka.

"Yaudah aku pulang dulu ya,kamu juga langsung pulang. Jangan berantem lagi aku gak suka liat kamu luka"

"Mau aku anter?" tanya Raka.

"Aku bawa mobil kok"

"Aku ikutin kamu dari belakang" putus Raka.

Akhirnya Salsa mengangguk pasrah. Bukan pasrah sih,hanya merasa menang saja dari Kayla.

Lo liat Kay,Raka lebih sayang gue dari pada Lo batin Salsa.

Benar apa yang dikatakan Raka tadi,ia mengikuti Salsa dari belakang hingga Salsa sampai rumah. Sehabis mengantarkan Salsa,Raka segera menuju basecamp bertemu dengan teman-temannya.

Selama perjalanan Raka terus memikirkan Kayla. Entah kenapa hatinya merasa tak enak. Mana ponselnya ketinggalan lagi dirumah. Pokoknya setelah ketemu Akbar, Raka harus meminjam ponselnya untuk menghubungi Kayla.

Kayla khawatir gak ya sama gue? Batin Raka di perjalanan.

Bersambung....

Gimana menurut kalian??

PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang