Raka sudah berada di basecamp gengnya. Semua sudah berkumpul. Tadi Akbar memberitahu Raka kalau sekolah Galaxy mengundangnya untuk duel. Siapa yang akan menantang mereka,pantang untuk mereka menolak,itulah prinsip mereka.
"Udah kumpul semua kan? Ayo jalan" suruh Raka.
Mereka semua bergegas menuju tempat yang telah disepakati kedua belah pihak. Dimana lagi kalau bukan digudang kosong. Yah mereka akan melakukan perang entah apa masalahnya.
Saat sampai di depan gudang kosong,sudah terlihat jelas anak dari SMA Galaxy disana. Masih sama-sama memakai seragam sekolah. Ardian,ketua geng dari Galaxy maju satu langkah menyambut kedatangan Raka dan tim dengan senyum licik.
"Akhirnya pecundang pada dateng" ucap Ardian sambil tersenyum sinis.
"Jadi tanpa basa basi,seranggggg" intruksi Ardian pada kelompoknya.
Akhirnya mereka berhanyut dalam perkelahian hebat. Ada beberapa dari mereka yang memang membawa senjata tajam. Saat sedang asik dengan perkelahian itu, tiba-tiba saja ada suara mobil polisi. Semua hendak berlarian kabur.
Tetapi tidak dengan Raka dan Ardian,seakan memang ada dendam diantara mereka sampai mereka tak terdengar suara mobil polisi tersebut.
"Jangan bergerak! Diam...diam" ucap salah satu polisi.
Raka dan Ardian hanya bisa diam tak membantah apa yang diucapkan polisi tersebut. Tak mau masalahnya makin rumit.
"Kalian ikut kami ke kantor,petugas bawa mereka ke mobil" ucap polisi tersebut pada anggota yang lain.
Kira-kira hampir 10 orang yang tertangkap oleh polisi,sisanya masih beruntung. Raka dan Ardian di langsung dibawa masuk ke dalam mobil polisi.
Sesampainya di kantor polisi mereka di interogasi oleh polisi. Apa masalahnya hingga mereka tawuran seperti ini. Tak ada yang bisa memberi alasan yang jelas. Akhirnya polisi memberi sanksi pada mereka semua jika terlibat perkelahian lagi maka akan langsung di masukan ke dalam sel,tidak ada toleransi lagi seperti sekarang.
Tetapi ada syaratnya untuk mereka kembali pulang, yaitu mereka harus dijemput oleh orangtua masing-masing.
Raka bergerak mengeluarkan ponselnya,nomer yang pertama kali yang ia hubungi adalah Akbar. Yah Akbar berhasil meloloskan diri.
"Halo"
"...."
"Kantor polisi,tolongin gue dong"
"...."
"Jangan bacot dulu Bar,tolongin dulu suruh mami jemput gue,gue takut kalo harus hubungi nyokap gue,Lo tau sendiri kan"
"...."
"Yaudah thx"
Bip
Raka sengaja bisik-bisik agar tak kedengaran oleh polisinya karena menyuruh orang lain bukan orang tuanya. Tetapi kan mami nya Akbar sudah Raka anggap sebagai orang tuanya juga. Jadi gak masalah dong.
Raka segera menghubungi nomer yang barusan Akbar kirimin yaitu nomer mami nya.
"Halo mami"
"Halo,ini siapa?"
"Raka mi,mami dimana??"
"Dirumah,kenapa Ka?"
"Mi tolongin Raka dong,tapi mami janji jangan bilang sama ibu"
"Emang kamu kenapa? Akbar mana?"
"Raka ketangkep polisi mi,Akbar mah lolos"
"Kok bisa? Kamu ngapain? Yaallah Raka!......... Oke mami kesana sekarang kamu send lokasi"
"Iya mi makasih yaa,hati-hati assalamualaikum"
Bip
Raka mengelus telinganya yang terasa panas karena Citra menceramahi nya. Tetapi masih mending Citra dari pada Gita. Mungkin jika Gita yang menjemput tidak akan semudah ini. Banyak persyaratan yang akan ibu nya layangkan untuk efek jera Raka katanya. Pernah waktu itu,Raka ketahuan membolos sekolah alhasil uang jajan Raka di potong 50% plus motor kesayangannya disita satu minggu.
Sekitar hampir 30 menit akhirnya Citra datang. Polisi menjelaskan apa yang sudah terjadi pada Raka dan kawan-kawannya hingga masuk kedalam sini. Setelah selesai Raka diperbolehkan pulang bersama Citra.
Sepanjang perjalanan Raka hanya mendengar suara Citra yang terus saja memberikan ocehan sampai teringat bagaimana dengan nasib motornya yang masih berada di gudang tersebut.
"Mi stop dulu ngocehnya sebentar aja,Raka mau telfon Akbar dulu" ucap Raka disela ocehan Citra.
"Bagus,cepet kamu hubungi Akbar suruh dia langsung pulang!"
Dengan cepat Raka menghubungi Akbar menanyai keberadaannya dan keberadaan motornya. Dan untung saja motornya sudah dibawa oleh Akbar setelah polisi sudah menghilang dari sana.
Dan sekarang Raka dan Akbar tengah berada diruang tamu rumah Akbar. Keduanya sedang di ceramahi panjang lebar oleh Citra. Entah udah berapa halaman yang sudah Citra buat tadi hingga kuping kedua laki-laki di hadapannya panas.
"Mami akan kasih kalian berdua hukuman! Uang jajan mami potong" finish Citra.
Terdengar helaan nafas lega dari mulut Raka. Tentu. Kan yang kasih uang jajan Raka,ibu nya. Bukan mami Akbar. Jadi uang jajan dia aman. Eitss tapi....
"Buat kamu Raka! Jangan kira kamu lolos ya,mami akan bilang sama ibu untung potong uang jajan kamu! Untuk alasan biarin mami yang kasih tau ke ibu" ucap Citra seperti tau apa yang sedang Raka pikirkan.
"Mi jangan mi,jangan bilang ibu masalah ini plisss" mohon Raka.
"Liat nanti yang jelas mami akan suruh ibu potong uang jajan kamu!" Ucap Citra lalu meninggalkan keduanya.
"Lo sih pake ke tangkep segala! Uang jajan gue jadi kena kan!!!" protes Akbar.
"Yah salah lo juga ada polisi kenapa gak ngomong malah kabur sendiri gak inget temen" sahut Raka tak mau disalahkan.
"Bisanya nyalahin orang! Mending balik deh sono"
"Ini juga mau balik tanpa lo suruh"
"Gih hus hus"
"Mami,Raka pulang dulu assalamualaikum" ucap Raka sambil berdiri lalu mengetuk kepala Akbar dengan tangannya lalu kabur.
"Rakaaaaaa bangsat!" kesal Akbar.
"Akbarrr siapa yang ngajarin ngomong begituuu" teriak Citra dari dapur.
"Iya mi maaf,abisan Raka noh rese"
Raka hanya terbahak mendengar Akbar diceramahi lagi oleh Citra.
Mampus lo Bar hahahah ucap Raka lalu meninggalkan rumah Akbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]
Novela JuvenilSifatnya yang BadBoy tidak membuat cowok itu kehilangan para fans disekolah atau bahkan dimanapun ia berada. Cowok berparas tampan bahkan sangat tampan,dengan badan tegap,rambut acak-acakan dan yang paling penting bibir nya yang merah muda,menambah...