BAB 49

121K 4.2K 274
                                    

Lena dan Kayla dikagetkan dengan hadirnya Akbar dimeja mereka. Dan saat itu pula semua mata tertuju pada mereka bertiga. Seperti memang sedang menonton drama ala mereka.

"Gue ikut gabung ya soalnya temen gue lagi sibuk sendiri sama micin" teriak Akbar biar didengar Raka.

Raka pun menoleh ke arah Akbar dengan tatapan tajam. Satu-satunya orang yang tidak takut dengan tatapan seperti itu hanya Akbar. Akbar sengaja menyentuh kening Kayla dengan punggung tangannya berniat mengecek suhu badan dan membuat Raka kebakaran jenggot. Kayla yang diperlukan seperti itu hanya diam. Bukan. Bukan berarti dia murahan hanya saja Kayla ingin tahu juga gimana reaksi Raka. Apakah masih sayang padanya?

"Lo udah mendingan Kay?" tanya Akbar sekeras mungkin.

Kayla mengangguk lalu tersenyum.

"Alhamdulillah,nanti lo pulang sama siapa?" tanya Akbar lagi.

"Sama gue" sahut Lena yang merasa dikacangin oleh mereka berdua.

"Oh baru mau gue ajakin pulang bareng" celetuk Akbar membuat kepala Raka menoleh kembali.

Akbar yang ditatap Raka hanya cengar-cengir tidak jelas. Sedangkan emosi Raka sudah diatas ubun-ubun.

****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit lalu. Lena dan Kayla masih berada dikelas kebiasaan mereka kembali lagi. Menunggu parkiran sepi barulah mereka keluar. Tadinya Kayla ingin meminta jemput pada supirnya ternyata Lena membawa motor.

"Udah sepi kali ya?" tanya Kayla.

"Yaudah ayo gue harus kasih makan bokap gue,takut dia belum dikasih makan kakak gue. Lo tau sendiri dia gimana" jelas Lena lalu bangkit bersama dengan Kayla menuju parkiran.

Diparkiran mata Kayla disuguhi oleh pemandangan yang membuatnya sakit. Gimana tidak disana ada Raka dan Salsa berdiri disamping mobil Raka dengan tangan Salsa berada dilengan Raka. Raka diam saja karena melihat ada Kayla disana. Padahal sebelumnya tengah mengusir Salsa dari hadapannya dan gak akan kasih  Salsa tumpangan. Kalian bisa nilai sendiri deh ya.

"Ka plis aku bareng kamu ya,aku gak bawa kendaraan hari ini" rengek Salsa.

"Yaiyalah sayang masa iya aku tega ninggalin kamu,yaudah sekarang kamu masuk" ucap Raka sambil membukakan pintu untuk Salsa. Dengan senang hati Salsa masuk kedalam mobil Raka.

Sebenarnya Salsa tau ia hanya dijadikan alat pancing oleh Raka tetapi entah mengapa ia tidak merasakan sakit hati. Ah mungkin...

Raka mengitari mobil dan masuk ke kursi penumpang dengan mata terus memperhatikan Kayla. Dan apa yang Raka lihat? Kayla sudah menangis dalam diam dan itu membuat Raka merasakan sesak.

Pliss Ka gausah peduli dia udah banyak bohongin Lo batin Raka

Akhirnya Raka melajukan mobilnya melewati Kayla keluar sekolah. Lena yang melihat itu hanya mampu mengusap punggung Kayla dengan lembut seolah berkata 'lo yang sabar'.
Akhirnya keduanya ikut melajukan motornya menuju rumah Lena.

Hampir 30menit mereka ikut bermacet ria bersama orang-orang. Kayla masuk dan duduk diruang tamu rumah Lena. Sedangkan Lena langsung masuk ke kamar ayahnya untuk mengecek kondisinya. Ternyata belum ada perubahan,suhu badannya masih tinggi.

Kayla melangkah ke kamar ayahnya Lena. Yang dilihat disana bahu Lena bergetar bertanda dia nangis sedangkan ayahnya terus mengusap punggung Lena seperti apa yang Lena tadi lakukan padanya.

"Len" panggil Kayla lirih.

"Eh Kay sorry lama ya nunggu gue didepan" jawab Lena sambil mengusap wajahnya dengan punggung tangan.

"Ayah lo sakit apa? Udah dibawa ke dokter?"

Lena menggeleng.

"Astaghfirullah panas banget badannya,ini gak bisa didiemin Len kita harus bawa bokap lo kerumah sakit" Kayla panik setelah ia mengecek juga suhu badannya.

"Tapi duit gue gak cukup Kay" jawab Lena lirih sangat lirih.

"Yaallah Lo masih mikirin itu? Ada gue disini gunanya apa? Kita sahabat kan?"

"Tunggu sebentar gue mau suruh supir gue kesini bawain mobil" lanjutnya dan segera menghubungi supirnya.

Setelah menunggu berapa lama akhirnya supirnya datang. Mereka bergegas menuju rumah sakit terdekat. Lena diam dan Kaylapun sama. Hingga Lena teringat tentang apa tujuan Kayla ikut kerumahnya.

"Kay,katanya lo mau cerita tentang Raka?" Ucap Lena setelah hening beberapa saat.

"Eh iya sampe lupa. Jadi gini......." Cerita Kayla panjang lebar tentang semuanya. Kalian bisa liat di chapter sebelumnya ya.

"Astaga terus gimana dong?"

"Mau gimana lagi cepet atau lambat pasti warga sekolah juga bakal tau Len"

"Lo yang sabar yaa,gue bakalan selalu disamping lo" ucap Lena sambil memeluk Kayla dengan senyum.

Bersamaan dengan selesainya pembicaraan mereka,dokter yang menangani Wirawan keluar dan membuat keduanya bangkit dari duduk.

"Gimana dok keadaan ayah saya?" tanya Lena pada dokter.

"Ayah mba kena penyakit DBD jadi untuk beberapa waktu harus dirawat disini dulu" jelas sang dokter.

"Apa gak bisa dibawa pulang aja dok? Biar saya yang urus dirumah" pinta Lena.

"Mohon maaf Mba tetapi jika tidak dirawat dengan intensif bisa bahaya buat ayah mba,jadi mba bisa langsung ke bagian administrasi biar bisa langsung di pindahkan keruang rawat"

"Kalau begitu saya permisi dulu" lanjut dokter.

Lena menghela nafas berat. Gimana ini,ia tak mempunyai cukup uang buat perawatan ayah nya beberpa hari kedepan. Setelah sadar dari lamunannya Lena menoleh kesebelah kanan yang dimana tadi ada Kayla. Tapi sekarang kosong kemana tuh bocah.

Lena duduk diruang tunggu sambil berfikir bagaimanapun ia harus mencari biaya untuk ayahnya. Sedang asik dalam lamunannya Kayla datang lagi dengan membawa sebuah kantong plastik yang bisa ditebak berisi makanan.

"Lo makan dulu gih" suruh Kayla.

"Lo darimana?" tanya Lena.

"Abis beliin lo makan"

Lena diam tetapi menerima makanan dari Kayla. Tiba-tiba keduanya dikagetkan dengan suara deringan ponsel yang berasal dari saku rok Kayla. Kayla segera mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya. Dengan cepat Kayla mengangkat panggilan itu dengan senang.

"Halo"

"...."



Bersambung lagi ah....
Biar makin greget haha

Plis author mohon banget taro komenannya jangan cuma next atau lanjut dong. Yang lain dong kaya ngasih kritik atau apa gituuu.

PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang