BAB 13

183K 6.8K 202
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi dari 5menit yang lalu. Tetapi Kayla masih setia dibangkunya entah apa yang sedang ia lakukan disana. Kayla terlalu malas untuk keluar kelas dan melihat tatapan warga sekolah yang seakan-akan ingin memakannya.
Jangan tanyakan Lena kemana,karena sejak bel berbunyi Lena sudah keluar kelas dengan kedua teman barunya,siapa lagi kalau bukan Jessica dan Ria.

Tak lama datanglah si cowok tengil yang memiliki segudang fans yang selalu memujinya dimanapun dia berada. Siapa lagi kalau bukan Raka. Yah Raka datang ke kelas sendirian dengan satu kantong kresek ditangan.

"nih makan! Gue tau lo mageran" ucap Raka sambil meletakkan kresek itu dimeja Kayla.

"ogah!tar gue diracunin lagi sama lo" tolak Kayla.

"bukan gue racunin kali,gue ludahin biar nurut hahah" tawa Raka.

Kayla senyum. Yah Kayla senyum melihat Raka tertawa. Entah apa yang lucu. Mungkin kadar kegantengan Raka menambah 10kali lipat. Alah lebay.

"mending bawa lagi deh makanan lo itu! Gue gak bakalan terima juga"

"lo kenapa so iye banget sih? Tinggal makan doang banyak dramanya ih"

"apa perlu gue suapin juga??" lanjut Raka.

"lo bisa gak sih gausah bersikap kaya gini ke gue? Bukannya nama gue jadi bersih malah nambah kotor tau gak!!" bentak Kayla.

Raka diam memikirkan apa yang Kayla katakan tadi.

Iya ya,eh tapi bodoamatlah orang gue juga gak ada hubungan apa-apa sama si Lena itu batin Raka.

"Kay lo denger ya,lo gausah takut dibilang temen makan temen atau apapun itu, karena disini gue gak pernah punya hubungan apapun sama si Lena itu, ngelirik aja males apa lagi pacaran najisun" jelas Raka membuat Kayla kembali tersenyum.

"tapikan-" ucapan Kayla terpotong.

"gue udah tau kok kalo makhluk yang berinisial L itu demen sama gue dari dulu,tapi mau gimana lagi cowok ganteng kaya gue gini gak mau sama cewek yang bisanya ngebuang sahabatnya hanya karena cowok" ucap Raka dengan tangan menyisir rambutnya.

"sok ganteng anjir" celetuk Kayla.

"emang ganteng!"

Kayla diam tak menanggapi omongan Raka. Sedangkan tangan Raka terulur untuk membuka makanan yang ia bawa.

"lo makan sekarang keburu bel masuk,gue cabut dulu" ucap Raka lalu berjalan keluar kelas.

Kayla diam dengan perlakuan Raka seperti itu. Menurut Kayla ada yang aneh dengan tingkah Raka akhir-akhir ini. Dengan malas tangannya terulur untuk menyuap makanan yang tadi Raka berikan. Kalau bukan karena lapar Kayla tak akan makan.

"akhirnya dimakan juga,gue kira lo bakal buang itu makanan" teriak Raka dari depan pintu kelas.

Ternyata dari tadi Raka masih berdiri disana memastikan makanannya dimakan atau tidak.
Kayla yang mendengar suara Raka pun menutup mukanya karena malu. Lihat saja muka Kayla sudah merah seperti kepiting.

"sebelum lo teriak mending gue cabut, bayyyy" ucap Raka lalu berjalan menjauh dari kelas.

Niatnya Kayla memang ingin teriak namun sayang Raka lebih dulu hilang jadilah buat apa dia buang-buang tenang untuk teriakin orang yang udah gak ada. Eh maksudnya udah hilang. Eh bukan hilang juga sih. Aduh pusing author.

Kayla melanjutkan makannya lagi. Tanpa sadar sejak tadi ada seseorang yang menguping pembicaraan keduanya.

Oh ternyata begitu,berarti si Lena aja dong yang so kecantikan gumam orang itu.

Raka kembali berjalan ke arah kantin. Raka harus menyusun strategi untuk tawuran sepulang sekolah nanti. Sebagai ketua disini Raka harus memikirkan itu semua.

"woi gc Ka, bentar lagi bel nih. Bahas dulu buat ntr pulang sekolah" ucap Fajar.

"tau lo jangan ngurusin cewek mulu" sahut Akbar.

"bacot lo pada" protes Raka.

Setelah itu terjadilah rapat dadakan untuk menyusun strategi di kantin dengan suara yang sangat pelan. Jangan sampai ada yang dengar tentang ini.

Bersamaan dengan selesainya rapat bel masuk berbunyi. Siswa-siswi yang masih berada di kantin berjalan menuju kelas masing-masing, begitu juga Raka dan Akbar.

"Ka lo ngapain sih duduk sama sih Kayla, lo ninggalin gue hanya demi perempuan? Lo jahat" ucap Akbar dengan gaya dramatis.

"apaan sih Bar, lo gausah alay gitu bisa gak? Jijik gue anjir" protes Raka yang melihat gaya Akbar.

"lagian lo,kita ini udah dipertemukan sejak dalam kandungan. Masa lo tega ninggalin gue hanya demi perempuan yang baru lo kenal"

"Bar sumpah gue jijik! Gue bilangin kak Bi kalo lo emang beneran homo"

"idih amit-amit. Lo tolol ye nyumpahin temen lo sendiri"

"hahahah ternyata selama ini seorang Akbar itu homo?" tawa Raka pecah.

Mereka sudah tiba didepan kelas. Tetapi ada yang aneh. Mengapa kelas mereka rame sekali bahkan dari kelas lain pun masih berada disana. Ada yang masuk kedalam kelas dan ada yang melihat dari jendela.

"ada apaan tuh Bar?" tanya Raka.

"lo gak salah nanya gue? Kan dari tadi gue sama lo" jawab Akbar sinis.

"ye biasa aja bisa gaksih? Gak guna juga nanya lo" ucap Raka.

Raka menepuk bahu gadis didepannya. Bisa dipastikan kalau gadis ini adalah adik kelasnya karena di baju nya terdapat bordiran kelas yang sedang mereka duduki sekarang.

"mau tanya itu didalam ada apa yah? Kok rame?" tanya Raka lembut.

Gadis yang ber name tag Gilsha itu pun grogi. Seorang Raka bicara dengannya bahkan sampai menepuk bahunya. Sepertinya Gilsha tidak akan meninggalkan jejak tangan Raka itu.

"eeh anu itu kak... "

Bersambung...

PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang