Empat Dua

57.3K 2.5K 18
                                    

"Yah gue sih cuman nunggu jawaban dari lo, kalo lo mau kita balik lagi kek dulu. sahabatan." Saat bel pulang sudah berbunyi para murid pun sudah pulang ke rumah masing-masing tapi saat ini masih terlihat dua gadis remaja di samping gedung, seperti membicarakan sesuatu.

"Lo kan suka sama Fano dan gue juga pengin hancurin hidup si Raina.. kita sama Gita." Itulah ucapan ramah dari seorang Dhea si cantik manis, dan ia tidak mengizinkan seseorang tahu bahwa ada kelicikan yang tersembunyi di balik senyuman nya.

"Kita nggak sama. dan nggak bakalan sama sampai kapan pun, karna gue nggak sebangsat lo, dasar cewek munafik !" Ramah di balas sinis yah seorang Regita memang nya seorang penindas tapi di satu sisi dia juga bisa lemah, buktinya Dhea berencana untuk menggunakan Gita untuk menghancurkan Raina dan mendapat kan Fano kembali. tapi Gita juga lebih licik karna dia sudah tahu niat jahat yang akan di lakukan oleh Nathalia Jordan yaitu mantan sahabat nya sendiri.

"Apa lo bilang? nggak sebangsat gue? wah.. udah lupa sama diri sendiri? udah lupa siapa yang lebih bangsat?! hah!" Dhea menolak bahu kiri Gita sehingga tubuh nya menabrak dinding gedung lama yang ada di sekolah. Dhea seperti nya sudah naik darah karna perkataan Gita.

Gita senyum meremehkan perkataan Dhea.

"Iya. emang gue udah lupa, kenapa? lo mau ngebantu gue untuk inget lagi siapa yang lebih bangsat ! SAMPAI RELA NGORBANIN PERSAHABATAN YANG UDAH KITA BANGUN SELAMA ENAM TAHUN !!...

"Dan itu cuma gara-gara cowok yang kita sendiri udah tau dia anti sama cewek!" Dan akhirnya air mata Gita mengalir setelah sekian lamanya dia tidak pernah mengalirkan air jernih itu. ya dia sudah sadar bahwa tidak ada artinya mengejar seseorang yang tidak mencitai dirinya.

Sedangkan Dhea sudah terdiam seribu kata, ada satu penyesalan yang tumbuh di hatinya. tapi dia kembali tersenyum miring karna baginya apa yang dia inginkan harus dia dapatkan, tak peduli dengan cara apapun, pasti dia lakukan walaupun itu sudah menyangkut tentang hubungan persahabatan.

"Gue Felli dan Amora, kecewa sama lo." Setelah menuturkan kalimat itu, Gita pergi meninggalkan Dhea yang sedang menyesali perbuatan nya di masa lalu.

"Ah gue nggak peduli !" Dhea menendang sesuatu yang ada disekitarnya "ah!" tanpa dia sadari benda itu terkena seseorang yang tidak sengaja lewat menggunakan jalan itu.

"Anjir kepala gue sakit banget!" Pekik laki-laki itu meringis dan beberapa detik setelahnya dia memungut serpihan yang pastinya itu dari botol kaca.

Dia melihat Dhea keluar dari tempat dimana melayang nya kaca itu sehingga terkena di kepala nya. dia memandang Dhea dan serpihan kaca itu silih berganti sebelum dia.....

"Woi cewek sialan! " Teriak nya sangat keras membuat Dhea menoleh kearah nya, dan ia yakin panggilan itu ditujukan kepada nya, dan telinga nya benar-benar terasa panas.

"Lo bilang apa barusan?" Laki-laki itu cukup dibikin kaget saat Dhea datang menghampiri nya.

"Buset dah, cantik juga orang nya. tapi.. Ah kepala gue sakit gara-gara dia"

"Udah bego, budeg lagi." Dhea semakin naik darah dengan perkataan laki-laki yang cukup tampan ini.

"Mau lo apa setan?!" Maki Dhea kepada laki-laki itu, setelah itu dia melihat nama pemilik laki-laki menyebalkan ini.

"Chandra Bayu Permana."

"Eh cewek gesrek! barusan loh nendang ini dan kena di kepala gue dan..." Belum sempat Chandra menghabiskan kata-kata nya, tubuh jangkung nya tidak seimbang dan akhirnya jatuh menimpa tubuh mungil Dhea bersama darah segar yang mengalir di kepalanya.

"Eh! kepala lo berdarah astaga !" Dengan segala energi yang dia miliki, Dhea sedang berusaha menahan tubuh Chandra yang tidak bermaya.

"Aduh lo nyusahin gue banget." pekiknya saat hendak membawa Chandra ke tempat duduk umum.

"Gue kek gini juga gara-gara lo kali." Balas Chandra tidak mahu kalah walaupun suara nya sudah samar-samar

"Eh? masih hidup ternyata, gue kirain udah mati lo." Dhea membaringkan Chandra di pahanya dan mereka mengobrol seperti tidak ada yang perlu di khawatir kan, padahal tubuh Chandra sudah semakin lemah karna kekurangan darah

"Bangsat loh!" Dhea melotot lalu mencubit lengan Chandra.

"Aduh gimana nih ndra nggak ada yang nolongin kita." 'ndra'? seperti nya Chandra suka dengan panggilan itu, dan gadis itu sendiri tidak sadar bahwa sosok dirinya yang dulu sudah kembali, Tidak ada lagi senyum miring ataupun wajah yang menakutkan dan seketika dia melupakan sosok Fano dimana laki-laki itu yang membuatnya menghancurkan segalanya.

"Gimana mau di tolongin, lo nya aja nggak teriak minta to..tolong" Dhea menatap Chandra bersama darah nya yang sudah kering disitu.

"Eh! lo jangan mati dulu! oke-oke gue cari pertolongan dulu. dan lo tunggu disini, jangan kemana-mana!" Dhea memberi peringatan seolah tak mahu kehilangan lelaki itu, dan Chandra sangat berharga bagi nya.

Dan kenapa seperti ada satu perasaan yang tumbuh di hatinya? entah itu perasaan cinta atau sesuatu

"Nathalia Jordan." Gumam Chandra bersama senyuman nya setelah detik kesepuluh dia pingsan di tempat itu.


[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang