Tiga Tujuh

57.5K 2.9K 25
                                    

"Ada apa?" Jessie bangkit dari duduk nya sambil mengedarkan pandangan  ke seluruh kantin sehingga pandangan nya terkunci kepada sosok gadis yang amat dikenali nya .

"Nathalia." Gumam nya perlahan, tapi gumam itu tidak bersumber dari Jessie.  melainkan Fano yang sudah terdiam seribu perkataan, mata nya masih tertumpu terhadap Dhea yang berjalan dengan sangat centil .

Gos kecuali Khei melihat kehadiran Dhea disitu dengan tidak percaya.

"Khei plisss.. bilang ke gue kalo ini cuman mimpi buruk yang sedang gue alamin setelah sekian lama nya gue bernapas di bumi ini." Khei pada awal nya masih sibuk bermain game dan setelah itu dia beralih perhatian nya kepada Ben yang seperti orang kesurupan.

"Apa lagi Ben! lo nggak liat ? ini gue lagi nyerang setan!" Ben menunjuk Dhea yang datang menghampiri mereka berlima. siapa yang tahu di seberang sana ada sepasang iris mata yang sedang menatap Fano dengan hati yang tertanya-tanya,

"siapa cewek itu?"

sepasang mata itu milik Raina.

"Itu si Dhea bego !!" Mendengar saja nama cewek itu Khei langsung memikirkan tentang apa yang ia rasakan semalam, sekarang Khei sedang berekspresi seperti mengatakan "bener kan gue bilang semalem, kek nya bakalan ada bencana alam yang akan terjadi disekitar kita"

Dan alhasil kata-kata nya memang benar.

"Fano aku mau min.."

"EH NENEK GAYUNG ! LO GAK USAH SOK BAIK DI DEPAN FANO ! DAN ASAL LO TAU KEDATANGAN LO BIKIN GUE GAK FOKUS MAIN GAME ! " Bentak Khei membuat semua mata memandang nya tidak percaya. Apakah ini real? seorang laki-laki yang dikenal cuek dan nakal itu bisa ngeluarin "Celetukan maut?"

"Emang gue peduli !" bidas nya lebih hebat. setelah itu dia memandang Fano meminta simpati agar laki-laki itu membela nya.

"Nenek si.."

"Diem ! " Fano membentak Verant saat laki-laki itu ingin memalukan Dhea di tengah-tengah keramaian.
Dhea tersenyum kegirangan tatkala Fano membela dirinya. Fano menarik tangan Dhea dan membawa nya pergi dari keramaian itu.

"Ikut gue." ucap Fano lembut, dan saat dia menggenggam erat tangan Dhea sontak semua siswi berteriak histeris. ada yang hampir pingsan dan tidak menerima kenyataan, suasana kantin benar-benar riuh dengan tangisan para penggemar Fano sehingga mereka tidak menyadari ada hati seseorang yang benar-benar sakit saat menyaksikan adegan yang bisa dibilang cukup mesra tadi.

SPECIAL WOMAN

Aku memiliki satu keinginan, yaitu mengatakan bahwa aku benar-benar sakit ketika melihatmu bersama nya. tapi aku sadar bahwa aku masih terlalu rendah untuk mencapai keinginan ku itu.

"Raina"

"Rai? lo nggak papa kan?" Raina geleng kepala sambil tersenyum, senyuman nya kali ini sangat hambar. tidak ada satu orang pun yang tahu betapa hancur hatinya saat melihat adegan tadi. meskipun dia sendiri belum tahu siapa gadis cantik itu?

"Hmm. kalo gituh kita ke kelas yuk?" Raina geleng lagi, Jessie menghela napas berat.

"Loh duluan aja, soalnya gue mau jalan-jalan bentar." Jessie tersenyum.

"Oke. gue duluan ya ! jangan bolos ya mak Lampir" Raina hanya angguk . lemes gue

"Iya iya,  ih dasar grondong jelek ! " makinya kepada Jessie yang sudah menghilang kan diri dari pandangan Raina. dan inilah saat nya untuk...

Sendiri.

"Siapa dia? kok Fano bisa ngebelain dia? apa dia adiknya? atau sodara nya? tapi kalo diliat dari tatapan tu cewek... Ah kepala ku pusing  !" Raina mengacak rambut nya yang sedikit kecokelatan.

"Kenapa aku sakit liat dia sama cewek lain?"

"Kok aku nggak suka liat dia sama cewek lain?" Raina bertanya kepada diri nya sendiri, jika dilihat dari kejauhan dia benar-benar seperti orang gila.

"Raina jangan cengeng ih ! lo jelek kalo lagi nangis bego ! " Gadis mungil itu memarahi dirinya sendiri karna bola mata nya telah berkaca menandakan ada air jernih yang akan mengalir.

"Gue sakit." Setelah sekian lama dia bisu akhirnya dia melontarkan dua kata itu yang sudah cukup membuktikan bahwa dirinya benar-benar terluka. Airmata nya tidak bisa di tahan lagi dan akhirnya ia jatuh lalu mengalir membasahi wajah nya yang selalu mengukir kan senyuman di setiap hari.

"Isk isk gu-gue sa.. sakit liat kamu sama yang lain. meskipun kita cuman sebatas teman ! " Ia marah seperti Fano berada di hadapan nya.

"Aku benci sama kamu !" Dia mencekam kuat hujung rok abu-abu nya.
sebal ? pasti dong

"AKU BENCI SAMA kAMU  !".

"Kamu benci aku ?" Satu suara serak bersuara di belakang Raina membuat nya kaku disitu.

"Maaf." Dengan cara misterius nya Fano duduk di samping kanan Raina dan mengusap pipi gadis itu yang basah dek airmata. Raina menatap wajah Fano, baru sekarang dia tahu bahwa dia benar-benar menyayangi laki-laki ini.

"Liat saya jangan kek gitu dong mbak. soalnya saya ini orang nya pemalu" Fano mencoba melakukan sesuatu yang lucu dan alhasil Raina mencubit roti sobek nya.

"Fano jahat ih ! isk isk.." Akhirnya Raina nangis lagi

"Iya oke. Aku minta maaf" Fano mengusap ubun-ubun nya lalu tersenyum. Airmata gadis mungil nya itu di kesat lembut

"Cewek yang tadi itu siapa?" Seperti sangkaan Fano. pasti Raina akan bertanya siapa Dhea dan dia belum siap untuk menceritakan segala nya untuk saat ini

"Temen." jawab nya singkat bersama ekspresi tenang. tidak peduli mahu ini jam pelajaran atau pulang sekolah. Raina mengerti mungkin bukan waktu nya untuk mencari tahu siapa cewek itu.

"Rai." Ia memanggil bernada lembut sambil memainkan anak jari runcing kepunyaan Raina.

"Apa?" Sementara itu Raina memainkan rambut Fano yang berjatuhan di sekitar jidat putih nya.

"Jadi pacar gue ya?" jantung Raina seakan berhenti berdetak saat Fano mengucap kan empat kata itu dengan sangat lurus. itu karna Fano sudah menghafal empat kata tersebut. bahkan dia mengulang kata-kata itu sebanyak enam kali dalam sehari. menurut nya menembak cewek lalu menggunakan Gue-Loh itu lebih baik dan terdengar romantis. meskipun kenyataan nya terdengar tidak ikhlas.

"Gue nggak janji untuk bisa disamping lo setiap hari. ngehapus air mata lo kalo lo lagi sedih. dan gue nggak janji untuk semua itu, tapi gue selalu berusaha untuk bisa ngelakuin semua itu karna AKU SAYANG SAMA KAMU" bersama kedua tangan nya yang digenggam oleh Fano. Raina benar-benar terharu dengan perkataan yang di ucapkan dari ketua geng paling nakal di SMA PELITA

"Iya aku mau." Fano tersenyum. hatinya ikut berdebar seperti baru habis lari maraton 400km .

"Terimakasih."

[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang