Dua Tujuh

65.9K 3.3K 27
                                    

"Gue nggak bisa bayangin mukanya si Khei pas lagi nyari tu pulpen.." verant membuat wajah khawatir yang pernah Khei lakukan, hal itu membuat tawa mereka memenuhi ruangan kamar.

"Kek gini Ver wueh.. pulpen gue mana?" Wajah Marcel membuat Raina cekikikan tapi beberapa detik kemudian riak wajahnya berubah , entah kenapa bubur yang dimulut nya sangat sulit untuk ditelan.

"Fano." Kedua alis Raina bertautan membuat Fano khawatir.

"Iya kenapa? lo mau minum?" Raina menggeleng, Fano bingung
"Terus apa?"

"Ak, aku mau. wruek!" Tanpa berfikir apa apa Fano langsung menadah kedua tangan nya, dan akhirnya muntah Raina jatuh kesitu.

"Mau muntah lagi?" Raina menggeleng, dan sungguh dia terharu karna Fano langsung tidak merasa jijik dengan muntah nya, malah Fano sempat  tersenyum sebelum berlari keluar dari kamar.

"Lo nggak papa Rai?" Tanya Ben sambil mengelus leher Raina, dia sedang merasakan hal yang sama seperti Marcel dan Verant.

Marcel melengo melihat kejadian tadi, apakah ini nyata? bukankahFano orang yang anti dengan hal-hal seperti tadi, bayangkan keringat orang lain saja sudah membuat nya marah.

tapi ini malah dipegang muntah nya orang.

SPECIAL WOMAN

"Uuh.. udah gue bela-belain nggak mau mandi, eh malah kecebur di air terus kenapa gue bisa kesandung bangkek ?!" Nenek Rao hanya menatap Khei dari teras rumah, cucunya itu datang bersama mulutnya yang tak henti mengumat ngamit tidak jelas.

Ya seperti yang dikatakan Khei, sebenar nya tadi dia memang tidak berniat untuk menolong gadis itu, tapi disebab kan kakinya yang tersandung akar pohon, dia langsung terjatuh dan ikut tercebur kedalam sungai dan terpaksa dia berenang untuk menolong gadis itu.

"Dari mana Khei, kenapa kamu basah-basah begini?" Khei mendongak melihat neneknya, dia membalas senyuman nenek nya dan menyambut handuk yang di hulur oleh nenek Rao.

"Kecebur di sungai nek." Khei menaiki anak tangga dengan tubuhnya yang basah.

"Kenapa bisa?" Kedua alis nenek Rao bertautan

"Kesandung akar pohon nek terus jatoh ke sungai, tapi ada cewek yang tenggelam di situ, ya sekalian aja Khei tolongin daripada mati disitu. kan kasian keluarga nya." Khei hanya memasang wajah tidak ada perasaan, karena dia masih kesal dengan cewek itu.

"Kamu itu yang sopan jadi laki-laki, jangan ikut ayahmu." kekehan Khei terdengar ketika nenek Rao memasuki ruangan dapur, seperti nya orang tua itu sudah bosan dengan tingkah laku cucunya karna Khei persis seperti ayah nya Derand salah satu anak tiri dari Rao Ramoniza.

"Lo habis dari mana basah-basah begini?" Dengan secara misteriusnya Fano muncul di samping Khei yang sedang bersandar di kayu teras rumah.

"Lo! sekali lagi lo ngagetin gue kek gini, gue gantung lo di pohon kelapa!" Fano terkekeh sebelum dia menyambar handuk Khei membuat laki-laki itu menghela nafas, Setelah itu dia tersenyum karna sudah biasa dengan sikap Fano yang seenak jidatnya mengambil barang orang tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Gue pinjem ya." Fano berlari masuk kedalam dan kamar Raina menjadi tujuan utamanya.

"Kan udah lo ambil setan!" Fano tidak menggubris apa yang dikatakan Khei, laki-laki itu masuk kedalam rumah dan mencari salah satu tas yang akan di bongkar.

"Maafin gue Fano sayang gue ngelakuin ini karna gue kepaksa." Khei tersenyum sinis lalu membawa tas hitam milik Fano, karena pakaian yang dia bawa sudah habis, dan itu baru di jemur besok, semoga aja nggak hujan amin !

SPECIAL WOMAN

"Kalo kek gini terus.. kapan baju gue bisa kering?" Marcel menopang dagu sambil menatap sayu hujan yang turun membasahi tanah dan mereka semua melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Marcel. kecuali Fano karna laki-laki itu duduk di atas kayu yang melintang di teras rumah lebih tepatnya pagar

Mereka benar-benar di landa kebosanan, karna pagi-pagi seperti ini mereka sudah kedatangan hujan yang entah kapan bisa berhenti, padahal baru semalam Khei berdoa agar tidak hujan tapi sayang nya takdir berkata lain.

"Senyum kali Fan." Marcel menyenggol pinggang Fano membuat laki-laki itu hampir jatuh, siapa saja yang tidak sakit hati ketika melihat seseorang memakai barang nya tanpa meminta izin.

"Gue bisa jatoh rabun!" Fano menjitak kepala Marcel, dan meskipun diperlakukan seperti itu Marcel tetap bahagia, karena Fano jarang berinteraksi dengan nya akhir-akhir ini, dan semenjak hadirnya Raina, Fano selalu tersenyum kadang juga dia tertawa.

"Cepet-cepet di tembak kali Fan, ntar keburu di ambil orang.." Fano tidak peduli dengan kata-kata Marcel, dia masih fokus menatap hujan yang berjatuhan menyentuh telapak tangan nya.

"Entar nyesel loh.." Khei tiba-tiba datang dan ikut mengusik Fano, perlahan Fano mengukir senyuman.

"Cie. cie!"

"Apa-apaan lo!"

"Cie. abang pano jatuh cinta!" Mereka mengusik Fano membuat semua mata menatap kearah nya.

"Gue tau gue ganteng, nggak usah liat gue kek gitulah..." Hampir semua mereka memutar bola mata saat mendengar Fano berkata seperti itu.

"Ye.. lo nya aja kali yang ke geeran, ya gak?" Semua mengangguk setuju dengan perkataan Raina, kecuali Fano.

[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang