Raina tambah kesal dengan Fano, karna saat makan malam bersama laki-laki itu terus menatapnya sehingga Khei menegur tatapan Fano terhadap Raina membuat selera makan nya hilang.
Dan kini gadis itu sedang berdiri di teras rumah sambil mendongak memandang langit-langit malam.
"Banyak binata— eh salah banyak bintang malam ini" Gumamnya sambil tersenyum, meskipun hampir tersalah ngomong.
Pede aja."Lo ada masalah?" Sontak Raina kaget dengan pertanyaan seseorang di samping nya, siapa lagi kalau bukan Fano.
"Gue lagi nanya." Raina masih kukuh untuk tetap berdiam disitu. sama sekali tak ingin menjawab pertanyaan bodoh dari Fano, sudah jelas Raina memiliki masalah, toh sumbernya dari dia sendiri.
"Oke. gue minta maaf soal tadi," Raina langsung menoleh ketika suara Fano berubah, kali ini terdengar lembut dan ikhlas. tapi entah kenapa, masih sulit di percaya.
Raina mendongak memandang langit membuat Fano berdehem. "Udah aku maafin."
"Muka gue disini, bukan di atas." Raina menoleh lagi tapi dengan tatapan tajam nya membuat kekehan halus terhasil dari Fano. menambah kan lagi ketampanan laki-laki itu. aduh ini cowok kan meleleh saya.
"Oke, UDAH GUE MAAFIN!"
Raina yang mendongak menatap wajah Fano itu berkata dengan suara yang kencang, membuat Fano tambah terkekeh lagi, wanita ini sangat imut dan lucu di matanya."Emang ikhlas?"
Fano memukul jidat Raina membuat gadis itu berhenti mendongak, wajah nya cemberut sambil mengelus jidat nya yang terasa panas."Sakit tau! oke aku tarik lagi omongan ku tadi. aku nggak mau maafin kamu!"
"Terserah." Satu kata itu membuat Raina mencubit lengan sasa milik Fano.
"Sakit! pendek!"
"Sukurin! Emang kamu pikir jidat aku nggak sakit. udah tau telapak tangan kayak raksasa. malah mukulin jidat aku!" Fano hanya menatap Raina dan mendengar celetuk dari gadis itu. tiba-tiba tangan Fano menarik pipi kanan milik Raina membuat gadis itu terdiam seribu bahasa.
"Berisik pendek!" Entah kenapa jantung Raina berdebar kencang karna sentuhan Fano. dan tatapan laki-laki ini sangat menghanyut kan dirinya, terbawa ke satu arus yang bernama kebahagiaan. Setelah menyadari akan tindakan yang dia lakukan Fano langsung mengalihkan tangan nya, dan entah kenapa dia merasa gugup saat ini.
Pandangan nya dia lemparkan kedalam satu ruangan, mencoba untuk melarikan diri karena tak sanggup menahan debaran di dalam dada,
di tambah lagi matanya yang sudah terasa layu
"Gue duluan.""I..iyaa" Raina tersenyum malu, mungkin saat ini wajah nya sudah seperti sos tomato, matanya masih memandang sosok tubuh yang sedang berjalan meninggalkan nya disitu.
Baru beberapa langkah meninggal kan Raina, Fano merasa ada satu tarikan untuk dia menoleh kebelakang, dan saat dia menoleh tanpa sengaja mata mereka bertemu. dengan cepat Raina membuang muka
"Rai." Panggil nya
"Hm.. apa?" Raina menoleh dengan sebelah alisnya yang diangkat.
"Selamat malam, mimpi indah" ucap Fano lembut bersama senyuman nipisnya dan belum sempat Raina membalas ucapan nya, dia sudah berlalu pergi meninggal kan Raina disitu.
"Ih kenapa sih tu cowok!" Raina menutup mukanya yang sudah merah bak tomato tumis. Fano malam ini benar-benar berubah, tapi apakah besok dia masih seperti ini? Raina tak ingin berharap tentang itu karena dia takut ujung-ujung nya membawa kecewa.
"ITU YANG DI LUAR NGGAK MAU MASUK?!" Sindir Ben yang duduk di sofa sambil memeriksa kulit wajah nya di layar ponsel.
"Iya aku masuk!" Sahut Raina sambil berjalan menuju ruang tamu, pada awalnya dia berniat untuk masuk ke kamar untuk istirahat. tapi mata nya beralih terhadap layar kaca yang sedang dinyalakan oleh Khei.
"Bisa nyala nggak?" Ben yang memegang remote tv itu tidak berhenti dengan ocehan nya. Marcel salut terhadap Khei yang selalu sabar menghadapi makhluk bernama Ben.
"Pada mau ngapain ni?" Tiba-tiba Raina mengambil tempat duduk di tengah-tengah antara Marcel dan Verant, itu karna Marcel yang mengajak nya, tidak ada Fano disitu, mungkin sudah berada di alam mimpi.
"Ini Rai. kita semua mau nonton film tapi belum tau sih, soalnya ni tv nya masih nggak bisa nyala." Ben menghela nafas berat.
"Fano mana Fano?"
"Di kamar" Verant memberi isyarat dagu.
"Fan! Bantuin gue benerin ni tv kayaknya ada yang mau di sambung!" sepertinya Khei sudah lelah memperbaiki benda elektronik ini, jadi dia ingin meminta bantuan kepada Fano. karna laki-laki itu cukup pintar dalam hal-hal seperti ini.
"Bentar!" Mendengar saja suara husky milik Fano, Raina terus merinding, kenapa tiba-tiba degdegan seperti ini? Ah!
"Mana Fan? lama amat!" Khei menggaru kepala nya.
"Lo dandan? elah ini cuman mau benerin televisi Fan bukan mau ke kondangan!" celetuk Marcel, lama kelamaan dia juga ikut emosi
"Gak bisa sabar apa. sebentar!" Setelah itu keluarlah seorang Fano yang tidak berbaju. hanya celana pendek berwarna hitam paras lutut bersama rambut nya yang acak-acakan.
"Emang apa nya yang rusak?" Verant yang melihat gaya Fano sekarang ini, langsung menutup kedua mata Raina, gadis itu terlonjak kaget dibuatnya.
"Astaga Fano! kita disini berenam bangke berenam!" Verant berteriak memarahi Fano, tapi laki-laki itu masih dengan ekspresi datar nya. tidak perlu menunggu besok karna malam ini juga Fano yang kemarin sudah kembali.
"Eh! nenek Rao mau lu kemanain?" Tanya Marcel untuk mengingatkan tentang wanita itu.
"Eh iya lupa, kita disini bertujuh Fan, bertujuh!" Fano memutar bola mata.
"Pake baju sana, nggak sopan!" Suruh Khei, Fano mengangguk lalu masuk kembali ke kamar nya.
"Lo nggak liat kan Rai?" Pertanyaan Verant mendapat anggukan serta wajah polos dari Raina.
"Bagus" Verant mengajukan jempolnya.
"Sudah pada puas semua?" Tanya Fano masih bersama ekspresi datar nya. kini dia memakai hoodie berwarna putih dengan tulisan 'fake' di bahagian dadanya. mata Khei melotot karna melihat hoodie kesayangan nya dipakai orang lain.
"Eh dakjal ngapain lu pake hoodie gua?" Khei berkacak pinggang di hadapan semua member Gos, termasuk Raina.
"Gua pinjem bentar!" Fano menghampiri televisi yang entah apa masalah nya sehingga tak mahu menampilkan warna.
"Gue nggak mau tau ya, besok lu harus cuci tu hoodie." Amaran keras di lemparkan kepada Fano.
"Iya kampret!"
[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN
![](https://img.wattpad.com/cover/172039558-288-k998667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Woman [✔️]
Novela Juvenil"Kamu nggak akan tau gimana rasa nya di perlakukan seperti ratu, dan di jaga seperti permata" "Kecuali kalau kamu temenan sama cowok..- Raina Clarissa E n j o y t h e s t o r y start -05012019. end -21112020.