Empat Belas

84.4K 4.5K 94
                                    

"Ben. Lo udah pernah makan sendal kayu belom?" Marcel mengingat perkataan puan Eliana yang selalu mengajarkan dia bagaimana cara menjadi seseorang yang penyabar, tapi entah kenapa jika berhadapan dengan manusia bernama Ben ini.
pasti kesabaran nya langsung hilang.

"Yaelah, kan gue cuman nanya. itu aja pake emosi" Ben bangkit lalu pergi ke ruangan dapur mencari sesuatu yang bisa dimakan.

"Sabar itu tiada batas nak"

"Huh! Sabar Marcel" Marcel mengelus dadanya. Kata-kata ibunya selalu melayang di fikiran.

"Kan bisa pake mobil..."

"Mobil Gafrel cuman buat dua orang! mau duduk dimana lo? dikenalpot nya?" Tiba-tiba Fano bersuara dan menjawab pertanyaan Ben, Ben langsung tersenyum hambar.

"Di tambah lagi bawa koper sebanyak ini, udah kayak setahun liburan nya." tambah Khei santai bersama senyuman mengejek nya kepada Ben.

"Verant mana?" Tanya Fano dengan matanya yang masih tertutup.

"Belom sampe." Fano menghela nafas,

"Assalamualaikum" tiba-tiba suara verant terdengar dari luar membuat mereka semua menoleh.

"Panjang umur tu anak," Khei meletak ponsel nya ke dalam kantong celana lalu berjalan mengikuti Marcel.

"Waalaikumsalam, Eh si kampret udah datang." Marcel menyambut kedatangan mereka dengan senyuman.

"Masuk Rai."

"Yeh, anak rabun guenya gak disuruh masuk." Verant mendorong tubuh Marcel membuat laki-laki itu hampir mencium lemari kaca disitu.

"Dasar kuda nyasar!" balas Marcel tak mahu kalah.

"Mulai lagi." Khei menutup kedua-dua telinga nya karna dua manusia itu mulai saling cekcok.

"Kamu cuman bawa satu tas Rai?" Raina yang mengedarkan pandangan nya ke sekeliling ruangan tiba-tiba menoleh.

"Iya." Jawab Raina sambil tersenyum memperlihatkan gigi nya yang tersusun rapi

"Aduh manisnya calon istriku."

"Lagian kan kita cuman seminggu pergi nya, terus baju nya kan bisa di cuci juga, nah setelah itu baru di pake lagi." Tambah nya lagi membuat Gos terangguk-angguk mendengar nya

"Dengerin tu Ben." ucap Marcel kepada Ben yang asik mengunyah cemilan di dapur.

"Iya-iya, ini gue lagi dengerin!" Dengan rasa sakit hatinya Ben menghempas barang-barang di dapur membuat suara lentingan nya terdengar sampai ke ruang tamu, Marcel bangkit lalu berjalan menuju dapur.

"Kalo sampe ada barang-barang gue rusak, gue pecahin otak lo!" Marcel berkacak pinggang di pintu antara dapur dan ruang tamu. Ben nyengir

"Serius amat sih bang, santai aja kali." Ben berjalan ingin meloloskan diri. Dan akhirnya dia berhasil

Dan sekarang mereka berenam berada di ruang tamu, Khei duduk di samping Fano yang pura-pura tidur sedangkan Verant memilih duduk di lantai sambil mengetuk meja. Raina duduk di sofa empuk khas untuk satu orang saja, Marcel dan Ben berdiri di belakang Raina. Semuanya diam memikirkan urusan masing-masing.

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang