13: Never Change

2.8K 227 88
                                    

Happy Reading! Semoga suka :)
Budayakan Vote!

Author's POV

"Hei, kumohon berhentilah menangis," ucap seorang lelaki seraya mengusap punggung Isabella yang berada dalam pelukannya, bukannya berhenti ia malah semakin terisak saat dirinya mengingat kejadian yang ia lihat.

"Bella, please stop cry," ucapnya lembut dan Isabella menggeleng dalam tangisan nya.

"I can't Steve," ucapnya dengan tersedu-sedu. Steve melepaskan pelukannya dan menuntun Isabella untuk duduk di sebuah bangku panjang, menghadapkan tubuh mungil Isabella padanya dan menangkup wajah cantiknya.

"Kenapa kau menangis?" tanya Steve sambil menatap mata biru Isabella yang sembab, namun wanita itu hanya diam tak menjawab. "Kau tidak ingin bercerita?" lanjutnya dengan hati-hati.

Isabella menatap Steve, ia bingung ingin mengatakan apa pada Steve, di sisi lain ia sangat ingin membagi cerita dengannya, tapi ia takut kalau saja nanti Steve akan menghajar Harry.

Isabella menggigit bibir bawahnya yang bergetar, "Akuu.... A--,"

"Tak apa kalau kau tak ingin membagi ceritamu, aku mengerti," ucapannya terpotong oleh Steve membuatnya menghela napas lega setelah mendengar perkataan Steve yang mengerti dirinya.

"Aku akan menceritakannya lain kali," ucapnya dan diberi anggukan oleh Steve. Lelaki itu menatap Isabella sambil tersenyum, tak menyangka kalau dirinya akan bertemu dengan Isabella lagi setelah beberapa minggu tak bertemu dengannya, sementara Isabella berusaha agar tak salah tingkah di tatap oleh lelaki tampan seperti Steve.

"Bella," panggilnya membuat Isabella menatap tepat di manik cokelat milik Steve.

"Ya?"

"Can I hug you?" Isabella tersenyum lebar dan mengangguk, Steve segera merentangkan tangannya dan Isabella berhambur masuk ke dalam pelukan Steve. "I miss you, Bella," ucapnya sambil memejamkan mata dan mengecup puncak kepala Isabella.

"I miss you too, Steve," balasnya. Steve benar-benar membuatnya melupakan rasa sakit di hatinya akibat Harry.

Isabella's POV

Aku semakin menenggelamkan wajahku di dada bidang Steve, rasanya sangat nyaman, andai saja yang memelukku seperti ini adalah Harry pasti akan jauh lebih nyaman dan menenangkan, aku segera menepis semua itu, aku tak boleh memikirkannya.

"Kau kemana saja, Bella? Aku mencarimu," gumamnya di atas puncak kepalaku.

Aku mendongak untuk menatapnya, "Kau mencariku?" ia tersenyum dan mengangguk.

"Yeah, kau kemana saja?"

"Aku berada di---, aww!" aku merasakan tubuhku di tarik ke belakang ketika aku ingin berbicara hingga aku jatuh tersungkur ke tanah.

BUGH!

"Harry!" jeritku saat melihatnya sedang memukuli Steve yang berada di bawahnya, aku segera bangkit dan berlari menghampirinya, berusaha untuk memisahkan tubuhnya dari Steve tapi ia malah mendorongku dengan kasar hingga aku terjatuh lagi.

"Apa yang kau lakukan bersamanya bajingan!" teriaknya sambil terus memukuli Steve dan aku bisa melihat jika Steve membalas pukulan pada wajah Harry, sekarang mereka berdua telah berdiri dan saling menghantamkan pukulan. Aku menangis, takut dan panik.

"Harry, Steve berhenti!" jerit ku. Aku melihat ke sekelilingku dan pandanganku melihat seseorang yang ku duga teman Harry, ia melihat kami dan aku bernapas lega saat ia berjalan menghampiriku.

"Tolong, pisahkan mereka," ucapku sambil menangis pada dua orang yang kalau tidak salah bernama Niall dan Louis ini.

"Mate berhentilah!" pekik Louis pada Harry seraya menarik tubuh kekarnya menjauh, begitupun dengan Steve yang di ambil alih oleh Niall.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang