Happy Reading! Semoga Suka!
Don't forget to VOTE + COMMENT!DON'T BE SIDERS PLS!
Tolong hargai karya orang!Author's POV
Isabella melepaskan pelukannya pada Harry dan meminta tolong pada pengunjung yang masih ada di restoran tersebut agar membantu mengangkat tubuh besar Harry untuk di dudukan. Ia mengambil dua buah bangku dan meletekannya di dekat pria itu selagi tubuhnya yang sudah terkulai lemas di angkat kemudian di dudukkan. Isabella mengambil tempat di sebelah Harry dan menatap cemas pria itu, pasalnya sudut bibir dan hidungnya mengeluarkan darah serta pelipisnya sedikit robek.
Isabella memberanikan diri untuk menyentuh wajah Harry, menangkupnya dengan lembut, "Ya Tuhan," ucapnya pelan saat melihat luka-luka yang terdapat di wajah Harry, sementara pria itu memejamkan matanya merasakan nyeri pada wajahnya, ia melirik Isabella yang telah mengeluarkan air mata lagi sambil memandang wajahnya.
"K-kita harus ke rumah sakit, lukamu cukup parah," lirihnya.
Sebelah tangan kekar Harry terangkat dan menyentuh wajah Isabella, ibu jarinya menyeka air mata yang mengalir di wajah cantiknya, "Kenapa kau menangis?" Ucapnya sambil mengelus pipi wanita yang ada di sampingnya, Isabella hanya menggeleng.
"Jangan menangis, okay? Aku baik-baik saja," ucapan Harry membuat Isabella mendelikkan matanya.
"Bagaimana bisa kau mengatakan jika dirimu baik-baik saja sementara keadanmu jelas-jelas seperti ini!" Pekiknya, Harry terkejut mendengarnya namun ia tersenyum kecil karena ia tau Isabella mengkhawatirkan dirinya.
"Kau khawatir ya?"
"Kenapa kau bertanya," ucap Isabella sambil melepaskan tangan Harry dari wajahnya dan membuang tatapannya dari pria itu.
Harry terkekeh di buatnya, "Baiklah kau khawa---," ucapannya terpotong oleh Isabella.
"Jelas aku khawatir, kau hampir saja terbunuh oleh ayahku, di depan mataku!" Ucap Isabella sembari menatap Harry dengan mata yang berkaca-kaca. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menangis kembali, mengingat bagaimana kejadian tadi berlangsung. Tubuhnya bergetar hebat.
Harry membenarkan posisi duduknya dan meraih tubuh Isabella, ia memeluknya erat, tangan kekarnya mengusap punggung wanita yang tengah hamil anaknya itu.
"Sssttt, jangan menangis, okay," Harry berkata dengan lembut berusaha menenangkan wanita hamil itu. Ia meletakkan dagunya pada puncak kepala Isabella. "Jika kau menangis, lukaku akan bertambah sakit," ucapnya lagi seraya melepaskan pelukannya dan menatap Isabella yang masih saja terisak namun tak sekencang tadi, ia melepaskan kedua tangan Isabella yang menutupi wajah cantiknya dan menatap mata birunya.
Harry memejamkan matanya sebentar, ia merasa sangat tak tega dengan Isabella yang terus menangis melihatnya. Lantas ia menjalankan ibu jarinya lagi untuk menghapus air mata Isabella. Ia menatap wanita yang kini sedang memejamkan matanya itu dan menangkup wajahnya, mengecup kedua mata Isabella yang masih terdapat guratan air mata, kemudian setelahnya ia mengacup kening wanita itu dalam.
Harry menatap Isabella dengan tatapan lembutnya, "Jangan menangis, okay," ucapnya, Isabella menghela napasnya dan mengangguk kecil. "Good girl," Harry mengecup kening Isabella lagi dan tersenyum.
Isabella menatap Harry yang penuh luka dan jari-jari lentiknya menyusuri wajahnya, ia berhenti pada sebuah luka sobekan yang terdapat di pelipis pria itu, "Apa ini sakit?" Ia bertanya dengan suara yang bergetar.
Harry menggeleng sebagai jawaban dan menyentuh tangan mungil Isabella yang menyentuhnya untuk ia kecup, "Tidak sakit jika kau tidak menangis," ujar Harry membuat Isabella menatapnya, namun wanita itu menangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella ✔️
Fanfikce[Warning 21+] This story has mature content and some harsh words. Please be a wise reader! Married without love. It's about feelings, lust, tears, pain, cruel. "You can never escape from me, Isabella." -H- [Please be a wise reader!] Written by: ar...