35: Baby

2.9K 197 65
                                    

Typo bertebaran

Happy Reading! Semoga suka!
Budayakan VOTE + COMMENT!

Isabella's POV

Aku menatap kosong pada tespack yang aku pegang, air mataku sudah berjatuhan dengan deras, entah aku harus merasa seperti apa namun ini terjadi tidak pada masa yang tepat. Bukan, bukan Aku tidak menginginkan janin yang tumbuh di rahimku, hanya saja aku Tak Tau harus bagaimana di saat aku sedang berpisah dari ayah janin ini, Aku pun Tak mungkin pergi menemui lelaki itu Dan meminta pertanggung jawabannya, dia tidak mencintaiku Dan tidak menginginkanku, aku pun yakin dia akan memcampakkanku jika aku datang Dan mengaku jika aku hamil.

Aku mengusap perutku yang masih rata sambil tersenyum tipis.  'Aku akan menjagamu, sayang. Sehat-sehat di sana ya, nak' gumamku.

Aku tetap akan menjaga bayi ini, hanya ia yang aku miliki, aku akan merawatnya dengan cinta dan sayang walaupun Tak Ada sosok seorang suami di sampingku, Aku yakin jika aku bisa menghidupinya.

Aku mengusap air mataku dengan punggung tangan kemudian membuka knop pintu Kamar mandi, aku tersentak saat melihat ayahku sudah berada di hadapanku dengan wajah cemasnya. Aku mengatur napasku Dan berusaha berusaha untuk memberikan senyum padanya.

"D-dad," sapaku sambil tersenyum simpul.

"Apa yang terjadi, nak. Kau baik-baik saja kan?" Ujarnya sambil menyentuh bahuku lembut. Aku mengangguk ragu membuatnya menyipitkan matanya padaku, Aku tahu ia pasti merasakannya. "Aku Tau kau habis mengangis, Isabella. Apa yang terjadi? Jujurlah pada Dad," ia menatapku intens, aku bingung harus bagaimana Dan apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku takut jika aku mengatakan bahwa Aku hamil anak Harry dia akan menyuruhku menggugurkannya, aku takut Hal itu terjadi.

"Isabella," panggilnya. Aku menggigit bibir bawahku Dan menatap perut rataku yang terdapat janin di sana, kemudian menatap wajah Ayahku. "Katakan, nak" ujarnya lembut.

Aku menghembuskan napasku seraya menatap ke dalam Mata biru lautnya yang menyerupaiku, "D-dad," suaraku terbata saat ingin mengatakannya, kenapa sulit sekali.

"J-jika Aku mengatakannya, Daddy berjanji untuk tidak marah?" Cicitku takut-takut padanya. Ayahku semakin mengernyitkan dahinya yang sudah berkerut. "Isabella, Dad--,"

"I'm pregnant. I'm pregnant Harry's baby, Dad," aku menatap manik biru milik ayahku, ia nampak terlihat Tak terkejut Dan bahkan ia nampak tenang di hadapanku. Aku bingung dengan ekspresinya, apa ia kecewa Dan marah padaku atau apa, aku Tak Tau.

"Dad," ujarku seperti bisikkan. Dapat ku lihat bibirnya menampilkan senyuman tipis namun hanya sebentar, entah apa maksud dari senyuman itu. "Sudah ku duga," ujarnya pelan membuatku bingung. "Gejalanya sama seperti saat Ibumu mengandungmu di awal kehamilannya," ucapnya mewakiliku.

"Kau Tak marah, Dad?" Tanyaku hati-hati padanya, aku sangat mewanti-wanti jika ia akan marah.

Aku merasakan tubuhku di bawa ke dalam pelukannya, "Tidak. Aku tidak marah, aku senang akan memiliki seorang cucu," ujarnya sambil mengusap punggungku. Ia melepaskan pelukannya Dan aku memberikan hasil tespackku padanya. Ia tersenyum melihatnya, "Aku akan sangat menyayangi cucuku. Kau Tak perlu khawatir, nak. Dad akan membantumu merawatnya," aku tersenyum haru padanya, Tak menyangka ia akan menerima bayi yang aku kandung, yang notabennya adalah bayi milik lelaki yang mungkin ayahku benci sekarang.

Aku memeluknya sebentar Dan melepaskannya lagi, "Terima kasih, Dad. Aku menyayangimu," ia terkekeh Dan sedikit mencubit pipiku pelan.

"Jaga cucuku," ujarnya membuatku tersenyum lebar Dan mengangguk, Aku menghembuskan napas lega saat mengetahui ayahku mau menerima calon bayiku.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang