5: Marriage

3.7K 255 56
                                    

Happy Reading! Semoga Suka;)
Don't forget to vote & Comments.

Author's POV

Dalam perjalanan Isabella terus saja menangis membuat Harry menghentikan mobilnya di tengah jalan. Ia menoleh ke arah kursi sampingnya untuk melihat Isabella. Tangan kekarnya meraih tangan mungil Isabella yang bergetar sambil meremas dress merahnya, namun Isabella segera menyentak tangan Harry darinya membuat lelaki itu memejamkan matanya.

Isabella membuang wajahnya ke arah jendela ketika tangan Harry mulai memaksanya agar ia menatapnya.

"Don't cry, please," hati Isabella seketika meluruh saat ia mendengar suara Harry yang tenang dan lembut. Ia baru mendengar lelaki itu tidak berkata kasar. Tapi tetap saja, dalam hatinya selalu mengingatkan jika Harry jahat dan kejam.

"Isabella," suaranya terdengar lagi, begitu lembut saat memanggil namanya. Tapi itu tak berlangsung kala tiba-tiba saja Harry memukul stir mobilnya membuat Isabella terlonjak kaget, lalu tak lama kemudian Harry menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Isabella semakin mencengkram ujung dress-nya, merasa takut jika saja Harry menabrak sesuatu di malam hari.

"H--Harr..."

"Diam!" bentaknya membuat Isabella bungkam. Garis wajah pria itu menunjukan garis keras dengan rahang yang mengeras, menunjukan jika ia marah.

Air matanya mengalir, bahkan lebih deras dari sebelumnya, ia merasa ketakutan. Mobil Harry berhenti di sebuah rumah mewah yang tak lain adalah rumahnya. Ia turun dari mobilnya sportnya dan berlari untuk membuka pintu di sebelahnya, setelah itu ia menggendong tubuh mungil Isabella yang masih bergetar karena menangis.

Ia berjalan masuk ke dalam rumahnya dan memasuki kamarnya, ia menghempaskan tubuh Isabella di atas ranjang besarnya kemudian mencium bibir Isabella secara tiba-tiba membuat Isabella yang masih menangis terkejut bukan main, ia diam dan tidak membalas ciuman Harry, tangisannya malah semakin jadi saja. Harry menggeram di tengah ciuman kasarnya, ia menggigit bibir bawah Isabella dengan keras dan langsung memasukan lidahnya kala Isabella membuka mulutnya, bahkan bibirnya berdarah karena gigitan Harry terlalu kuat. Harry terus manyapukan lidahnya yang mahir pada setiap inci mulut Isabella. Ciumannya turun ke daun telinga Isabella dan menghisapnya kecil, tangannya pun mulai menjelajahi di tubuh Isabella, ia meremas payudara Isabella dengan kuat kemudian mencium kembali bibir Isabella. Harry mengerang saat kejantanannya yang sudah mengeras bergesakan dengan kemaluan milik Isabella yang terbalut dengan celana dalam, begitupun dengan Isabella, ia menahan desahannya di tengah-tengah tangisannya. Dan dengan keberenian yang ia punya akhirnya ia mendorong kuat dada Harry hingga ciuman mereka terlepas dan Harry terdorong ke belakang beberapa langkah.

Isabella menatap Harry nanar dan benci, ia berdiri dan hendak pergi tapi Harry segera menahannya dan mendorongnya kembali ke ranjang.

"Kau tidak akan bisa pergi kemana-mana, Isabella!" teriaknya.

"Kau bersamaku sekarang."
"--Dan kau milikku," ucapnya lagi sebelum akhirnya melangkahkan kaki jenjangnya keluar kamarnya dan mengunci pintunya dengan keras dan menimbulkan suara nyaring.

Isabella berlari ke arah pintu dan menggedor-gedornya dengan kencang.

"Buka pintunya!"

"Harry! Kumohon, buka pintunya!" teriaknya sambil terus menggedor-gedor pintu kamar Harry.

"Kumohon buka pintunya," Kepalan tangan Isabella melemah seiring dengan isakannya yang semakin menjadi, ia memabalikan tubuhnya dan memerosotkan tubuhnya di balik pintu, ia memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di sana hingga akhirnya ia tertidur.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang