14: Blood

2.9K 229 91
                                    

Happy Reading! Semoga suka;)
Budayakan Vote!

Isabella's POV

Cahaya matahari menelisik melalui jendela kamar yang mana membuatku mengharuskan membuka mata, aku kerjapkan mata berkali-kali dan melihat ke samping, aku tidak menemukan Harry disana, entah kenapa tapi hatiku terasa bergemuruh sakit, aku merasa seperti seorang wanita murahan yang sehabis di pakai lalu di tinggalkan. Kemudian mataku tertuju pada sebuah note yang berada di atas nakas, aku mengeratkan selimut yang membelit tubuhku dan mengambil lalu membaca isi note tersebut.

To : My Sluty Wife.

Aku pergi ke kantor, jika kau ingin makan kau bisa masak sendiri. Dan oh satu lagi, jika kau masih mau mendiamiku silakan saja, aku tak peduli karena kau yang salah. Aku akan pulang malam.

-H.S

Rasanya sangat sakit ketika membaca isi note tersebut. Ia menyalahkanku padahal kemarin aku sudah mengatakan yang sebenarnya, aku melihatnya berhubungan badan dengan wanita lain, tapi ia malah menyalahkanku seolah-olah semua adalah salahku. Dan yang paling menyakitkan adalah kata-kata "My Sluty Wife", apa selama ini ia hanya menganggapku sebagai seorang pemuas saja? Tidak adakah sedikitpun perasaannya untukku?

Kepalaku berdenyut nyeri saat memikirkan hal itu, air mataku menggenang dan perlahan menetes tapi aku segera menghapusnya, aku perlahan turun dari ranjang.

"Akkhh!" aku mendesis saat merasakan nyeri pada bagian intiku, aku kembali duduk sambil memejamkan mataku selama beberapa menit sebelum akhirnya aku kembali berdiri saat merasa sudah cukup hilang rasa nyerinya.

Aku pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang terasa lengket dan setelah beberapa lama aku selesai dan memakai pakainku lalu menatap diriku di pantulan cermin.

"Aku terlihat sangat menyeramkan," gumamku saat melihat diriku sangatlah menyeramkan, rambutku sangat berantakan dengan mata sembabku dan lingkaran hitam terlihat di bawah mataku serta bibirku pun terlihat pucat. Aku tertawa miris melihat keadaanku yang benar-benar menyedihkan, karena sesungguhnya aku sangat tidak ingin hidup seperti ini, menjadi wanita malam dan nikahi secara paksa oleh pria jahat  yang tidak ku kenal. Dan yang lebih menyedihkannya lagi adalah ketika aku sudah mulai jatuh cinta padanya tapi ia hanya menganggapku sebagai seorang pemuas nafsunya, bukan istrinya.

Ku hapus air mata yang terus mengucur ini lalu memakai bedak tipis agar wajahku tidak terlihat pucat dan mengolesi bibirku dengan lipbalm. Aku keluar dari kamar menuju dapur untuk membuat makanan, perutku sangatlah kelaparan. Aku hanya membuat membuat pancake saja, aku memakannya hingga habis dan meminum air mineral setelahnya. Aku berdiam diri sambil melihat-lihat seisi ruangan yang berada di rumah mewah Harry, kemudian melihat ke arah jam, ini sudah menunjukan pukul dua siang dan Harry akan pulang malam. Aku akan sangat kebosanan jika berdiam diri di rumah sebesar ini sendirian.

"Kau mau kemana Nyonya?" tanya seorang bodyguard ketika aku baru saja menginjakan kakiku keluar rumah Harry. Aku menatapnya datar dan kembali berjalan tanpa memperdulikannya, tapi ia menahan lenganku.

"Lepas!" jeritku seraya menghempaskan tangannya.

"Maaf Nyonya, tapi anda tidak boleh keluar," aku tertawa mendengar ucapannya.

"Kau siapa? Berani sekali mengaturku, lagipula aku bosan di rumah neraka ini," ucapku sarkas.

"Tuan Harry berpesan jika anda tidak boleh kemana-mana," aku memutar bola mataku, si laki-laki sialan itu benar-benar keterlaluan.

"Jika kau tidak menurutiku aku akan mengatakan pada Harry kalau kau berbuat kasar padaku dan kau akan di pecat," ancamku agar dapat lolos dari bodyguard berkepala plontos itu. "Dan Harry tentu saja akan percaya padaku," lanjut ku.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang