38. You(?)

2.2K 200 97
                                    

Happy Reading! Semoga Suka!
Don't forget to VOTE + COMMENT!

DON'T BE SIDERS PLEASE!
Tolong hargai karya orang!

Isabella's POV

Aku berjalan memasuki rumahku setelah mengecek keadaan di kedaiku, aku memang pergi ke sana setiap hari namun tidak lama karena ayahku tak mengizinkanku untuk bepergian terlalu lama, ia bahkan membatasi jam ku saat aku pergi keluar, untung saja aku memiliki cabang kedai di dekat rumah. Terkadang aku kesal dengannya karena ia terlalu protektif padaku, tapi ia selalu bilang untuk ingat dengan keadaanku yang sedang hamil besar dan ia tak ingin Aku kelelahan, jadi Aku hanya menurut saja.

Aku menutup pintu rumah sederhana milik ayahku dan menguncinya.

"I'm home" ucapku sedikit kencang. Aku menemukan ayahku yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menonton televisi Dan sepertinya ia belum menyadari keberadaanku.

"Hai, Dad," sapaku Dan langsung mengambil tempat di sebelahnya membuatnya sedikit terjengkit kaget.

"Kau mengejutkanku, Isabella" ujarnya membuatku segera memeluknya Dan meminta maaf padanya. Aku meletakkan kantung paper bag yang berisi beberapa cemilan dan pastry yang aku bawa dari kedai kopiku di atas meja yang terletak di depan sofa. "Apa itu," tanyanya sambil menunjuk pada paper bag yang aku bawa.

"Ini cemilan dan pastry, aku mengambilnya dari kedai kopiku, masih Ada sisa beberapa, sisa yang lainnya Aku membiarkan para pekerja mengambilnya," ucapku sambil membuka paper pag itu dan mengeluarkan lalu meletakkan cemilan dan pastry itu di meja. "Ini untukmu, Dad," Aku memberikan satu buah pastry yang berisikan daging dan sayuran kesukaan ayahku. Ia tersenyum Dan mengusap kepalaku.

"Terima kasih,"

"Tadinya aku ingin memarahimu karena kau pulang malam, tapi kau malah menyogokku dengan makanan kesukaanku," aku terkekeh dan menyengir kuda mendengar ucapannya, kemudian ia menyuap satu gigitan pastry daging yang tadi ku berikan.

Aku pun mengambil pastry yang terdapat coconut dan cream di atasnya saat merasakan perutku mulai terasa lapar. Aku memakannya dan menikmatinya hingga habis.

"Kelaparan, eh?" Aku menoleh pada ayahku Dan menyengir lalu mengangguk.

"Aku jadi sering mengemil dan makan semenjak hamil," ucapku sambil mengusap perutku.

"Itu adalah hal yang wajar, tak apa kau banyak makan, agar kau dan calon cucuku selalu sehat," ia berujar membuatku tersenyum Dan mengangguk setuju.

"Dad,"

"Kenapa, nak?"

"Besok aku boleh ke kedai lagi kan? Aku janji tak akan lama, dan---," ucapanku terpotong oleh ayahku.

"Tidak, kau harus istirahat," ujarnya sambil menggelengkan kepalanya. Aku cemberut di buatnya.

Aku mengambil tangan ayahku Dan memasang wajah memelasku, "Please, Dad. Hanya sebentar lalu aku akan pulang," mohonku dan aku melihat jika ia menghela napasnya dan mengangguk menyetujui yang aku mau.

"Baiklah. Tapi dengan syarat," aku mengernyit mendengarnya.

"Syarat?" Ayahku mengangguk.
"Apa itu?" Tanyaku.

"Kau boleh berangkat di jam 8 pagi dan pulang pada jam makan siang," aku mendengus mendengar perintah ayahku yang satu ini.

"Ta--,"

"Ingat kau sedang hamil besar, nak. Kau tidak boleh terlalu lelah, dan seharusnya kau berada di rumah," aku menghela napas kala lagi-lagi ucapanku di potong oleh ayahku, namun aku mengangguk saja. Ada benarnya juga yang di katakan ayahku.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang