32: Dad

3K 213 76
                                    

Happy Reading! Semoga Suka😊
Budayakan VOTE!

DON'T BE SIDERS!


Author's POV

Tubuh Isabella terus memberontak kala tubuh mungilnya jatuh pada pelukan lelaki paruh baya yang telah menolongnya. Sambil menangis dan menjerit ia terus memukul-mukulkan kepalan tangannya pada tubuh lelaki itu.

"Lepaskan aku, kau brengsek!" Jeritnya Dan tubuhnya pun terlepas dari lelaki paruh baya itu.

"Maafkan aku, Nak," ujar lelaki itu dengan nada lemah dan penuh dengan penyesalannya.

"Maaf? Kau tak pantas mendapatkan kata maaf! Kau telah membuat hidupku hancur!" Teriak Isabella sambil menyeka air matanya yang mengalir semakin deras.

"Tapi aku ayahmu, Isabella," ujarnya.

"Ya, itu benar. Tapi kau adalah seorang ayah yang kejam terhadap putri Dan istrinya! Kau menjualku, sialan!" Teriak Isabella dengan penuh emosi.

"Kau tidak tau betapa tersiksanya aku selama ini, kau tidak merasakan apa yang aku rasakan. Dan kau datang lalu meminta maaf dengan sangat mudah," lanjutnya lagi dengan nada yang mulai melemah namun tangisannya masih pecah.

"Aku tau, aku benar-benar menyesal atas perbuatanku. Dad benar-benar sudah berubah, Isabella," ujar James seraya mendekati putrinya yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Jika kau ingin tau, aku selalu mencari keberadaan putri kecilku ini. Aku hanya ingin menebus semua kesalahan Dad di masa lalu. Maafkanlah ayahmu ini, nak. Aku sudah semakin tua dan tidak Ada yang Tau sampai kapan aku akan hidup. Ku mohon maafkan ayahmu yang tidak sempurna ini," ujar James dengan tulus dan menjatuhkan dirinya di hadapan Isabella. Lelaki paruh baya itu menitikkan air matanya dan mendongak pada putrinya dengan penuh harap.

Isabella yang melihat perilaku dari ayahnya itu pun langsung menatapnya, "Bangun," ujarnya masih dengan nada sinis namun sang Ayah tetap diam Dan tidak menanggapi ucapan dari Isabella.

"Dad! Please wake up. I don't like you doing this!" Ucapnya sedikit nyaring. Isabella menyeka air matanya dan membantu ayahnya berdiri kemudian memeluknya.

Tak bisa di pungkiri jika Isabella memang menyanyanyi James sebagai ayah kandungnya walaupun pria paruh baya itu sudah sangat banyak melakukan kesalahan dalam hidup wanita itu.

"Daddy minta maaf, Isabella. Dad akan menjagamu dari orang-orang yang akan menyakitimu," ucapnya lembut sambil mengusap punggung Isabella dengan sayang.

"Kau adalah putri kandungku satu-satunya. Aku sangat menyayangimu," lanjutnya Dan Isabella mengangguk menyetujui ucapan ayahnya tersebut.

"Kau benar, Dad. Tak dapat di pungkiri jika aku pun menyayangi Daddy, kau tetaplah ayah kandungku," ujar Isabella sambil melepas pelukannya Dan menyeka air matanya.

"Kau akan tetap menjadi putri kecilku," ucap James sambil mengacak rambut Isabella Dan tersenyum haru.

Isabella's POV

Aku tau tau apa yang harus rasakan. Apakah aku harus senang atau sedih, aku Tak tau. Bagaimana tidak? Aku bertemu dengan Ayah kandungku yang paling aku benci selama ini secara tiba-tiba. Aku bahkan Tak menyangka jika ia yang telah menolongku saat aku pingsan di tengah jalan saat itu. Aku begitu terkejut saat diriku sadar dan menukan jika aku berada di sebuah kamar orang, manalagi saat tau siapa pemiliki Kamar Dan rumah yang aku tiduri.

Aku kembali membencinya saat melihat wajahnya di hadanku, tapi saat itu ia menampilkan wajah sedihnya kepadaku. Ia seolah sangat sedih saat melihatku saat ini, Tak tau mengapa. Begitupun denganku, rasa benci dan rasa kesedihanpu menjadi satu dalam diriku. Aku berusaha lari Dan memberontak darinya namun James, --maksduku ayahku menahanku agar Aku tetap tinggal.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang