30: Tears

2.6K 215 135
                                    

Happy Reading! Semoga Suka!
Budayakan VOTE!

WARNING!!! 17+

Isabella's POV

Kedua mataku berkaca-kaca saat mengikuti arah pandang Emily, dan tumpah sudah air mataku ketika melihat adegan di depan mataku.

Aku melihatnya, melihat Harry bersama dengan Kenzy sedang berpelukan mesra dan berciuman. Aku menundukkan kepalaku selagi air mata ini terus mengalir dengan deras, tidak berani untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya di depan sana. Bahuku bergetar, namun aku berusaha untuk tetap kuat dan berhenti menangis, tapi aku tidak bisa, aku terlalu mencintai Harry. Sangat sakit melihatnya seperti itu, dia tidak benar-benar berubah, ini sangat amat menyakitkan.

Kuhapus air mataku perlahan dengan punggung tangan dan menatap kedua temanku yang masih menatap ke arah depan dengan tatapan nyalang dan marahnya.

"Em--," belum sempat aku memanggil namanya namun Emily sudah beranjak terlebih dahulu. Aku melihat tatapan marah pada temanku itu, ia mengahampiri Harry dan Kenzy sementara aku masih bersama Julia dan meremas tangannya yang baru saja ku genggam dengan cemas.

"Everything will be alright," ucap Julia padaku saat ia melihat wajah khawatirku.

"Harry akan marah jika ia tahu aku ada di sini," ujarku lemah dengah tubuh yang sudah berkeringat dingin.

"Aku akan melaporkannya ke polisi jika ia berani berlaku kasar padamu," ujarnya sedikit tinggi.

PLAK!

Aku menolehkan kepalaku ke arah suara yang terdengar sangat kencang di telingaku, mataku membulat sempurna kala melihat Emily telah menampar wanita yang datang bersama Harry, Kenzy. Aku melihat dari kejauhan jika wajah Harry memerah yang berarti ia sangat marah, tatapan tajam nan membunuhnya ia lontarkan pada Emily yang tengah menatap mereka sengit secara bergantian. Aku diam, tak tau harus melakukan apa, terlalu takut hanya untuk berdiri, seolah seperti seorang pengecut.

"Sakit?! Itulah yang di rasakan Isabella selama ini, sialan!" teriaknya nyaring.

"Dan kau keparat pengecut tak punya otak! Bisa-bisanya melakukan hal itu pada istrimu yang selalu baik dan setia padamu! Kau benar-benar akan menyesal!" lanjutnya lagi dengan emosi yang menggebu-gebu sembari menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya di depan wajah Harry.

"Kau wanita murahan tak tau diri yang menggoda suami orang!" pekikan Emily mengundang banyak pasang mata untuk menatap ke arah mereka, membuat Kenzy terkejut dan tangan kecilnya menggenggam erat tangan Harry membuat hatiku semakin hancur saat Harry tidak berusaha menghindar atau melepaskannya.

Lagi, air mataku mengalir namun dengan cepat aku menghapusnya kasar dan mengalihkan tatapanku pada Julia.

"Aku akan melerai semuanya," ujarku pelan namun Julia menggelengkan kepalanya dan menahan tanganku untuk tetap diam.

"Aku tidak akan membiarkan Harry menyakiti Emily," ucapku dan bangkit dari dudukku.

Aku menghampiri Emily yang sedang memaki Harry dan Kenzy dengan langkah kaki yang sedikit bergetar. Harry sedikit terkejut ketika melihatku berada di tempat ini juga membuatku tersenyum paksa. Aku sedikit menarik tangan Emily untuk segera pergi dari sini.

"Aku belum puas menyiksa wanita murahan dan keparat ini di depan umum, Isabella!" ujarnya tengan nada tinggi.

"Tidak, Emily. Kita harus pulang," ucapku padanya sambil menarik tangannya yang sedikit susah karena tubuhnya yang menahan dirinya sendiri.

"Ti--,"

"Please..," ujarku lirih, Emily melirik ke arahku lalu menghembuskan napasnya dan mengangguk. Namun sebelum kami bertiga benar-benar pergi, Emily berjalan ke arah satu meja terdekat dan mengambil semangkuk Pasta dan aku benar-benar terkejut saat dirinya menuangkan Pasta itu pada kepala Kenzy membuatnya memekik nyaring.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang