36: Feeling Of Love

3.2K 206 71
                                    

Happy Reading! Semoga suka!
Budayakan VOMMENTS!

Typo bertebaran!

Isabella's POV

5 Month Later

Aku tersenyum seraya mengusap perut buncitku ketika merasakan pergerakan di dalam sana, terkadang aku mengajak bayiku berinteraksi yang Mana membuatnya merespon dengan sebuah tendangan. Aku tak menyangka dengan waktu yang terputar begitu cepat, usia kandunganku sudah memasuki bulan ke lima Dan Aku sudah tiga memeriksakannya ke dokter kandungan bersama ayahku, ia yang selalu membantu segala kebutuhanku bahkan ia pula yang menyuruhku untuk sering mengecek calon cucunya ini dokter, ia sangat menyayangi bayiku.

Tapi tentu saja bukan berarti aku diam saja selama ini, beberapa bulan lalu aku mencoba untuk membuat sebuah Caffee Shop dengan modal yang ayahku pinjamkan, ayahku memang Tak meminta untuk di ganti tapi aku merasa Tak enak padanya jadi ia setuju dengan Aku yang meminjam uangnya untuk modal usaha, awalnya memang sangat sulit untuk mengembangkannya Dan aku pun sempat mengalami kondisi paling buruk saat awal membangun usaha, namun aku Tak menyerah dan selalu percaya jika aku bisa, Dan seiring berjalannya waktu semua hasilku pun terlihat, Coffee Shop milikku benar-benar berkembang dalam waktu yang terbilang singkat, Dan sejauh ini aku telah membuka tiga cabang di Kota terdekat. Aku benar-benar bersyukur Dan berterima  kasih pada tuhan karena telah mengerti dengan keadaanku yang sedang lemah kala itu.

Sekali lagi aku tersenyum hangat saat bayiku kembali menendang di dalam sana, aku berpikir jika ia akan menjadi anak yang aktif kelak. Aku jadi Tak sabar menunggunya lahir, aku ingin melihat Dan menggendongnya. Apalagi kata dokter kandungan ia berjenis kelamin laki-laki, aku semakin Tak sabar menanti kehadiran jagoan kecilku.

Sekitar satu bulan yang lalu aku sempat bertemu dengan Julia dengan Tak sengaja di sebuah pusat berbelanjaan, ia bersama dengan seorang lelaki Dan ternyata ia adalah kekasihnya, ia sama sepertiku, di beli, namun ia lebih beruntung karena nampaknya lelaki yang membelinya terlihat baik Dan tulus, aku sempat mengobrol bersamanya dan ia mengetahui jika aku hamil karena melihat perutku Dan akupun jujur akan Hal itu. Julia ternyata tinggal Tak jauh dari pusat perbelanjaan yang aku kunjungi saat itu, ia mengatakan akan bertungangan tahun depan, benar-benar terencana. Aku bertanya tentang Emily Dan ia bilang teman satuku itu sudah keluar dari Club tersebut Dan akhirnya Julia menyambungkan panggilan telepon antara aku Dan Emily, kami sangat excited akhirnya dapat berjumpa lagi. Aku sungguh tak habis pikir Karena sangat banyak hal-hal yang aku lewatkan.

Namun yang tak habis ku pikir adalah ternyata Harry sering datang ke Club itu Dan menanyakan tentangku kepada mereka berdua. Aku sempat tidak percaya Karena ku pikir ia akan senang jika aku pergi. Tapi Julia bilang ia nampak seperti orang yang Tak tau arah dan sangat berantakan. Aku sempat berpikir, bukankah ia akan bebas Dan bahagia-- atau mungkin sudah bahagia dengan Kenzy. Aku sudah hampir melupakan lelaki itu, tapi perkataan Julia terus terngiang di telingaku.

Author's POV

Pria berambut keriting nan tampan itu menginjakan kaki jenjangnya untuk yang kesekian kalinya pada tempat hiburan malam yang sempat menjadi kenangannya. Ia sempat berhenti secara tiba-tiba di depan pintu masuk Dan beberapa orang sempat menyenggolnya karena mabuk. Ia mengusap wajahnya yang terlihat lelah, kemudian ia kembali berjalan masuk ke dalam. Suara dentuman musik terdengar jelas di Indra pendengarannya dan bau alkohol tercium jelas pada penciumannya.

Aku tak bisa menahan ini lagi, batinnya.

Mata hijaunya terpaku pada sebuah sofa yang biasanya terdapat wanita yang sedang is Cari sekarang. Dalam bayangannya disana terdapat wanita bermata biru tengah tersenyum padanya, namun lamunannya buyar setelah seseorang menepuk bahunya. Sekali lagi ia masih melihat pada sofa itu namun kosong, ia menghembuskan nafasnya dan menolehkan wajahnya pada orang yang menepuk pundaknya.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang