For you wofstyles thequeenstyls estherlarosa rendezvouscupcake harryxtaylena
Happy Reading! Semoga Suka(:
Budayakan VOTE!
Don't be SIDER!
Author's POVJam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, lelaki tampan bermata hijau itu melangkahkan kaki panjangnya masuk ke dalam rumah mewahnya. Wajah tampannya menunjukkan kedataran dengan rahang tegasnya yang terkatup rapat. Mata hijaunya menyapu seluruh ruangan rumahnya, hatinya tertegun kala dirinya mendapati seorang wanita cantik tertidur di sofa.
Ia menghampirinya dan berjongkok untuk menyamakan tubuhnya pada wajah Isabella yang sedang tertidur lelap.
Harry memandangi wajah cantik nan damai milik Isabella sambil membawa tangannya untuk mengusap lembut pipinya, Isabella sedikit menggeliat membuat Harry tersenyum kecil. Ia mengecup kening wanita itu dan dengan hati-hati ia membawa tubuh mungilnya ke dalam kendongannya.
Harry membuka pintu kamar dengan susah payah lalu ia meletakkan Isabella di ranjangnya. Entah mengapa tapi ada perasaan bersalah ketika melihat Isabella, ia merasa telah mengkhianatinya dan suatu saat Isabella akan meninggalkannya.
Harry menggelengkan kepalanya, menepis semua yang ia pikirkan. Ia kemudian melepas Jas dan Kemejanya dan melepas celana bahannya, menyisakkan dirinya hanya dengan bokser hitamnya membuat tinta hitam nan sexy pada tubuhnya terlihat.
Harry memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Lalu setelah selesai ia melilitkan handuk di pinggangnya dan keluar dari kamar mandi, ia membuka lemari dan hanya memakai bokser untuk tidur. Ia mendekati Isabella dan berbaring di sebelahnya. Lengannya memeluk perut Isabella dan menenggelamkan wajahnya di leher wanita itu, menghirup aroma khas dari wanita itu.
"Hmmm-hhhh," Harry sedikit menggeser tubuhnya sedikit namun masih tetap memeluknya ketika tiba-tiba saja Isabella menggeliat tak nyaman.
Harry memperhatikan pergerakan wanita itu yang sedang membuka matanya. Isabella menoleh pada Harry dan sedikit mengernyitkan dahinya, "Harry," ucapnya pelan.
Harry tersenyum lalu memposisikan tubuhnya untuk menyamping, ia menatap Isabella sambil mengusap lembut pipinya, "Ya, sayang," ujarnya berbisik.
Tangan Isabella menyentuh pipi halus milik Harry, "Kau kemana saja?" tanyanya. "Aku menunggumu," lanjutnya lagi membuat Harry merasakan rasa bersalah. Ia menatap mata biru Isabella yang sedang menatapnya dengan tatapan kecewanya.
"Aku ketiduran di kantor, pekerjaanku menumpuk hari ini. Maafkan aku," bohongnya pada Isabella.
Wanita itu hanya tersenyum menannggapinya, "Tak apa, Harry. Aku mengerti," ujarnya dengan lembut.
Harry membawa tubuh mungil Isabella ke dalam pelukannya dan menarik selimutnya. Isabella mendongak guna menatap mata hijau Harry membuat pria itu terkekeh, ia mengecup bibir Isabella beberapa kali kemudian beralih mengecup kening wanita itu.
"Tidurlah, aku tau kau lelah," Isabella tersenyum kemudian mengangguk. Ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Harry dengan tangan mungilnya yang memeluk perut pria itu.
Isabella's POV
Aku terbangun dalam pelukan hangat seseorang, aku sedikit menjauhkan tubuhku dan tersenyum ketika mendapati Harry sedang tertidur lelap. Ku bawa tanganku pada wajah tampannya dan mengusapnya pelan agar tidak membangunkannya.
Sejujurnya aku sedikit kecewa padanya, aku takut ia pergi ke suatu tempat seperti Club malam dan pulang dengan keadaan mabuk lalu memarahiku, aku sangat takut itu terjadi. Tapi aku lega ketika ia menjelaskannya semalam bahwa ia ketiduran di kantornya.
Aku tersenyum dan mengusap rambutnya yang sedikit berantakan lalu mengecup pipinya dan tersentak ketika tiba-tiba saja ia menarik tanganku hingga jatuh di pelukannya lagi dan aku dapat melihatnya tersenyum lalu membuka matanya.
"Sudah puas menatapku, Nona?" aku menatapnya malu dan menjatuhkan wajahku pada dada bidangnya untuk menyembunyikan pipi merahku.
Ku pukul perutnya namun tidak kencang dan kembali menatap mata hijau bersinarnya yang sedang menatapku juga, "Cantik," ucapnya membuatku bertambah malu.
Ia memposisikan dirinya untuk berada di atasku, aku menatap gerak-geriknya dan ia meraih kakiku untuk melingkar di pinggangnya kemudian membawa tangannya untuk mengangkat tubuhku dan berguling untuk berganti posisi, kini aku yang berada di atasnya dan menatapnya yang sedang tersenyum padaku.
Harry meraih wajahku dan menanamkan ciuman lembutnya di bibirku, melumatnya dan memberi gigitan kecil pada bibir bawahku kemudian ia mengecup bibirku.
Aku menatapnya sambil tersenyum dengan tanganku yang bertumpu pada dada bidangnya. Mataku menjelajah wajah, bibir, dan lehernya, mereka sangat indah, ku akui itu.
Tapi seketika mataku terpaku pada sebuah tanda kemerahan yang terdapat di antara pundak dan leher Harry. Dengan reflek tanganku menyentuhnya dan mengusapnya, aku menajamkan mataku pada satu titik tersebut dan baru tersadar jika terdapat tanda kemerahan lainnya pada leher Harry.
Seketika aku merasakan gelenyar aneh pada hatiku, aku berpikir itu adalah kissmark karena terlihat dari warnanya.
Apa ia berbohong padaku?, batinku.
Aku menatap Harry dan tersenyum kecut.
"Ada apa?" tanyanya sambil menatapku bingung. Aku menyentuh tanda kemerahan tadi, "Apa ini?" ucapku lemah.
"Kenapa dengan lehermu?" lanjutku.
"Apa maksudmu?" ia terlihat bingung sementara aku masih menatapnya.
"Ini, apa ini? Apa semalam kau tidak benar-benar tertidur di kantor?" ia diam ketika aku melontarkan pertanyaan itu, dan itu adalah artinya benar apa yang aku tanyakan padanya.
"Isabella, ini tidak seperti---,"
"Tak apa," potongku lemah, aku berusaha menahan air mataku untuk tidak turun, tapi apalah daya diriku yang terlalu lemah pada lelaki sepertinya, bodohnya aku sudah terlalu dalam mencintainya, harusnya aku membencinya, bukan mencintainya.
Aku turun dari atas tubuhnya dan memposisikan diriku untuk membelakanginya, aku meringkuk seraya meremat dadaku yang terasa sakit hingga aku merasakan tangan kekar menyentuh lengan atasku.
"Bells," ia berusaha untuk memutar tubuhku agar aku menatapnya.
"No, no. Its Okay. I'm okay." lirihku, air mataku masih terus berjatuhan, aku tak akan sanggup menatap matanya untuk sekarang, itu menyakitkan.
"Isabella, I know you're cry," ujarnya tapi aku masih tetap pada posisiku membiarkan rasa sakit di hatiku menggerogoti segalanya.
Dapat kurasakan ia menjatuhkan wajahnya di pundakku, "I'm sorry, aku melakukannya bersama Kenzy. I'm so sorry." ia berbisik di telingaku membuat dadaku semakin sesak, air mataku semakin deras mengalir bahkan sekarang aku terisak. Ia melakukannya bersama Kenzy, itu artinya mungkin tidak ada lagi harapan untuk ia mencintaiku, ia melakukan itu bersama wanita yang ia cintai dan itu bukan aku.
----
Hallo apa kabar kalian? Sorry for late update, karna di real life aku bener2 sibuk dan wkt itu ada sedikit masalah, so yeahh aku telat dan semoga kalian suka sama chapter ini😊
Maaf sekali lagi, dan terima kasih sama yang udh nungguin cerita abal-abal aku ini😊💙
Dan mohon untuk siders muncul dong :(
aku ga gigit kok😌Next? Just VOTE + COMMENT!
See you in the next chapter👋
With Love. -A💙
*Sorry For The Typo*
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella ✔️
Fanfiction[Warning 21+] This story has mature content and some harsh words. Please be a wise reader! Married without love. It's about feelings, lust, tears, pain, cruel. "You can never escape from me, Isabella." -H- [Please be a wise reader!] Written by: ar...