44. Don't Go

2.1K 200 84
                                    

Happy Reading! Semoga Suka!
Don't Forget to VOTE + COMMENT !

DON'T BE SIDERS PLS!
Tolong hargai karya orang!

Isabella's POV

Aku menatap menatap Peter, putra tampanku yang sedang menyusu padaku, mulut kecilnya bergerak kecil tanda ia sangat haus, aku menyentuh bawah bibirnya dan mencolek-coleknya dengan lembut membuatnya sedikit menggeliat dan membuka kedua mata mungilnya yang memancarkan Hijau Emerald seperti ayahnya, namun tak lama kemudian ia menutupnya kembali dan tersenyum kecil membuatku terkekeh. Ia lucu sekali.

Aku mengusap kepalanya dengan sayang dan mengecup dahi mungilnya. Aku kembali mengingat di saat aku melahirkannya yang penuh dengan perjuangan, rasa sakit ku tumpahkan untuknya dan sangat amat bahagia saat melihat kehadirannya. Dan di saat itu pula semuanya berkumpul, Harry, Mom Anne, Dad, Kakak Perempuannya begitupun dengan Ayah dari Harry. Ia mengunjungiku karena Harry memberitahu mereka. Aku tak pernah menyangka jika Mom Anne begitu menerimaku dan menyukaiku begitupun dengan Des-- ayah dari Harry dan Gemma-- Kakak dari Harry. Mereka sangat bahagia atas kelahiran Peter di tengah keluarganya.

Namun hatiku kembali memanas saat mengingat jika Harry belum mengunjungiku sejak dua hari yang lalu, aku tak tau kemana lelaki itu, ia bahkan tak memberiku kabar apapun, tapi aku sudah memberinya sebuah pesan singkat untuknya, memberitahu padanya jika aku akan pulang sore hari ini, aku berharap ia membaca dan membalas pesanku dan dapat menjemputku.

Aku menatap Peter yang masih menyusu padaku dan mengelus kening halusnya, bayi kecil tampanku ini sudah tertidur lelap dan hisapan bibir mungilnya pada payudaraku mulai berhenti perlahan membuatku menjauhkan wajahnya dari dadaku dan segera mengancing baju rumah sakit yang aku kenakan. Aku memindahkan posisi Peter untuk telungkup di dadaku lalu aku menepuk-nepuk punggung mungilnya dengan lembut agar ia tak muntah sehabis minum ASI. Beberapa menit setelah itu aku meletakkannya di box bayi yang berada di sebelahku dan menyelimutinya agar ia tak kedinginan.

Wajah anakku ini benar-benar mirip dengan Harry, ia memiliki mata hijau sepertinya, bibir dan hidungnya pun tercetak seperti ayahnya, Peter juga memiliki lesung pipi saat ia tersenyum. Namun hanya rambutnya yang lurus mengikutiku. Ku akui gen Harry mungkin lebih kuat daripada aku dan sudah terbukti pada Peter yang benar-benar mirip dengannya.

"Hey, nak," ucap ayahku yang baru saja masuk ke ruanganku sambil membawa sebuah kursi roda, aku menatapnya dan tersenyum kecil, kami sudah tak canggung lagi semenjak aku melahirkan.

"Hai, Dad," jawabku.

Ia menghampiri box bayi yang terdapat Peter di dalamnya dan mengelus pipi merah milik Peter membuat bayi kecilku menggeliat.

Ayahku kemudian menatapku, "Sudah siap untuk pulang?" Aku mengangguk atas pertanyaannya, namun entah kenapa hatiku masih saja tidak tenang dan pikiranku terus tertuju pada Harry.

Aku menghela napas berusaha untuk menepis rasa tak tenang ini dan menatap ayahku yang sedang memasukkan baju-bajuku pada koper.

"Dad," panggilku dan ia hanya menoleh sebentar sebelum kembali melanjutkan kegiatannya.

"Hmm,"

"Apa Harry akan datang menjemputku?" Tanyaku membuat kegiatannya berhenti dan dapat ku lihat tubuhnya sedikit menegang namun ia tetap diam.

"Dad," panggilku sekali lagi karena ia tak kunjung berbicara.

Ia berdiri tegak dan menatapku, tatapan mata birunya memancarkan jika ia sedang menyembunyikan sesuatu, aku tau itu.

Ayahku menggedikan bahunya, "Aku tak tau," ucapnya.

"Ia belum mengunjungiku sejak dua hari yang lalu," ucapku lemah.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang