I'm back! Sorry for late, typo bertebaran!
Happy Reading! Semoga suka!
VOTE + COMMENT!
DONT BE SIDERS!Isabella's POV
Aku terbangun dan berlari menuju Kamar mandi, memuntahkan seluruh isi perutku pada wastafel membuat tubuhku sedikit lemas. Kepalaku pening, Aku menjadi sulit untuk makan, rasanya sangat mual. Ini sudah terjadi semenjak beberapa Hari yang lalu, Ayahku sempat khawatir dengan keadaanku yang seperti ini Dan menyuruhku agar pergi ke dokter saja, namun aku Tak mau Karena menurutku ini hanya kelelahan aja. Mungkin ini adalah efek dari Aku terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini, entahlah.
Aku menyalakan keran Dan membersihkan mulutku lalu setelah itu aku membasuk wajahku dengan air. Aku menatap tampilan diriku pada cermin, sangat berbeda. Aku terlihat sangat berbeda dengan wajah yang sedikit pucat dan rahang yang sedikit menirus, kantung mataku pun berwarna kehitaman. Namun aku Tak peduli akan Hal itu. Ku hembuskan nafasku dan mulai beranjak keluar dari Kamar mandi, Aku berjalan pada tempat tidur Dan duduk di tepinya. Aku menunduk dan pikiranku jatuh pada lelaki yang selalu menyakitiku, lantas aku menggeleng dan berusaha menepis bayangannya.
Aku mendengar suara pintu kamarku yang terbuka dengan Tak sabar Dan menampilkan wajah keriput ayahku yang panik membuatku mengerutkan dahi.
"Kau baik-baik saja, nak?" Tanyanya dengan nafas yang sedikit tersengal. Oh kurasa Ayahku baru saja berlari hingga ia seperti itu. "Ada apa, Dad?" Tanyaku.
"Aku mendengarmu muntah-muntah tadi," ujarnya membuatku merasa bersalah karena pasti ia merasa khawatir padaku.
"Aku baik-baik saja," ujarku, ia lantas menghampiriku dan mengulus puncak kepalaku dengan sayang, dapat ku lihat dari wajahnya yang nampak khawatir, ia kemudian duduk di sampingku.
"Kita ke dokter saja ya, Dad takut kau kenapa-napa, aku Tak ingin terjadi sesuatu denganmu, nak," ucapnya dengan nada khawatir. Aku mengambil tangan ayahku Dan mengelusnya kemudian menggelengkan kepalaku.
"Tidak perlu, Dad. Aku baik-baik saja, aku hanya kelalahan Dan akan baik-baik saja jika aku istirshat," ucapku mencoba menenangkannya. "Maafkan aku telah membuatku khawatir," lanjutku.
Ayahku mengehela napasnya kemudian mengangguk, "Baiklah jika kau Tak ingin pergi ke Dokter, tapi kau harus berjanji jika tubuhmu masih belum juga baik maka kau harus mau ku bawa ke Dokter," tegasnya. Aku tersenyum Dan mengangguk. "Okay, Dad," jawabku seraya meletakkan tangan kananku pada atas dahi, seperti memberi hormat. Ayahku terkekeh Dan mengacak rambutku membuatku tertawa.
"Ah ya, kau pasti belum sarapan. Ayo kita keluar Dan sarapan bersamaku," ujarnya sambil bangkit Dan menarik tanganku untuk bangun dan keluar dari kamar.
"Ayo, Dad!" Ujarku semangat sambil tersenyum lebar dan mengikutinya keluar.
Author's POV
Di tempat lain, namun di waktu yang sama. Pria berambut keriting dengan wajah tegasnya memegang dadanya yang tiba-tiba saja berdegup kencang, entah kenapa namun lelaki itu merasa Ada yang aneh, ia Tak pernah seperti ini sebelumnya, lantas ia mengusap dadanya dan meminum segelas air putih yang tersedia di atas meja kerjanya guna menetralisir degupan pada dadanya. Ia menyenderkan tubuh kekarnya pada kursi putarnya hingga degupan itu mulai berangsur hilang, ia menghembuskan napas lelahnya dan memejamkan matanya. Namun baru beberapa detik matanya terpejam wajah Isabella yang sedang tersenyum lagi-lagi muncul dalam bayangannya hingga sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Isabella!" Ucapnya spontan membuat seseorang yang menepuk pundaknya mengernyit bingung.
"Hey Harry, ini aku Niall," ujarnya membuat pria itu menatap seseorang yang menepuk pundaknya tadi. Harry menghembuskan napasnya Dan memebenarkan posisi duduknya menjadi tegap. "Ada apa Niall?" Pria berambut pirang itu duduk di kursi yang tersedia di hadapan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella ✔️
Fanfiction[Warning 21+] This story has mature content and some harsh words. Please be a wise reader! Married without love. It's about feelings, lust, tears, pain, cruel. "You can never escape from me, Isabella." -H- [Please be a wise reader!] Written by: ar...