4: Get You

3.6K 245 23
                                    

Happy Reading! Semoga suka
Budayakan Vote!

Author's POV

"Bella, kau terlihat berbeda. Ada apa?" suara Julia membuat Isabella mengalihkan pandangan lurusnya.

Saat ini mereka sedang berkumpul di kamar Julia yang memang lebih besar daripada kamar Isabella dan Emily. Mereka duduk di ranjang besar milik Julia dengan Isabella yang berada di tengah-tengah mereka.

"Aku baik-baik saja," jawabnya sambil tersenyum palsu.

"Kau yakin?" tanya Emily dan mendapatkan anggukan dari Isabella.

"Tapi sepertinya kau sedang tidak baik-baik saja, Bella sayang, kau bisa menceritakan apapun pada kami. Kau adik kecil kami di sini," lanjut Emily setelah ia menatap raut wajah Isabella yang terlihat lebih pendiam dan murung.

"A-aku, aku hanya merasa semakin tertekan berada di sini," lirihnya.

"Kenapa, hm? Apa ada yang menganggumu?" Isabella menggeleng dengan pertanyaan Emily, ia sangat dewasa dan baik begitupun dengan Julia.

"Aku takut jika menceritakan ini pada kalian," ucapnya, air matanya sudah menggenang di pelupuk mata indahnya kala ia mengingat hal-hal yang Harry lakukan padanya.

Emily menghela napas, "Baiklah, tak apa jika kau belum mau menceritakannya pada kami," ucapnya lembut seraya mengusap lengan Isabella.

Ia memandang kosong ke depan, "Harry," Emily dan Julia mengernyitkan dahinya kala ia mengucapkan nama Harry.

"Kenapa dengan Harry?" tanya Julia penasaran.

Isabella menatap kedua temannya kemudian menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya, entah kenapa ia selalu ingin menangis dengan kehidupannya yang benar-benar kejam ini, dengan ayahnya yang menjualnya dan di tambah dengan sikap Harry, si lelaki bajingan itu menambah beban dirinya yang semakin tertekan akan batinnya.

"Isabella kau baik-baik saja?" Pertanyannya Julian membuatnya menyeka air matanya dan mengangguk lemah.

"Ceritakan pada kami?" Isabella mengangguk manjawab Emily.

Bella mulai menceritakan kejadian-kejadian antara dirinya dan Harry, ketika lelaki itu menghampirinya dan semua kejadian-kejadian yang ia alami, serta perlakuan Harry terhadapnya.

"Jadi Harry bilang kau miliknya, begitu?" tanya Emily dan Isabella mengangguk.

"Dia benar-benar bajingan gila!" Julia terlihat sangat kesal dengan cerita temannya. "Harusnya kau tendang saja penis kesayangan Peige itu," ujarnya.

"Aku tidak berani melakukannya,"
"Aku tidak tau bagaimana cara untuk menghindarinya, ia selalu datang padaku dan berakhir dengan buruk," lirihnya.

"Kita akan membantumu, okay?" ucap Emily berusaha membuat Isabella tenang, ia menatap Emily dan mengangguk.

Malamnya, Isabella dan kedua temannya mulai merias diri dan mengenakan dress yang menurutnya sangat amat terbuka dan kekurangan bahan, tapi ia harus mengenakan mau tidak mau.

Ia melihat pantulan dirinya yang mengenakan dress merah pada cermin, dress yang di berikan oleh Dave untuk di kenakannya malam ini, sangat terbuka dan ketat bahkan payudaranya tercetak jelas, ia menghembuskan napasnya sebelum akhirnya mengoleskan lipstik ke bibir sexy nya lalu menatap ke arah kedua temannya, mereka nampak tak begitu terbebani berada di tempat ini, berbeda dengannya hampir setiap malam ia meratapi nasib dirinya dan menangis.

"Ayo, kita harus keluar sekarang," ucap Emily dengan senyumannya, ia terlihat cantik.

Isabella mengangguk dan mengekori temannya dari belakang sambil menundukkan kepalanya.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang