18: Cause I Love You

2.8K 236 114
                                    

Happy Reading! Semoga Suka(:
Budayakan Vote
Please, jangan jd siders!

Vote dulu baru Komen.

Isabella's POV

Aku mengerjapkan mataku kemudian membukanya, aku dapat merasakan suara dengkuran halus di belakangku dengan tangan kekar yang melingkari perutku. Aku tersenyum tipis sebelum melepaskan pelukan Harry dariku dan memutar tubuhku untuk menghadapnya.

Hatiku menghangat saat melihatnya yang masih tertidur dengan damai dan di iringi dengan dengkuran halusnya yang membuatku terkekeh. Aku mengusap pipinya dengan lembut agar tidak membangunkannya. Aku menyukai ia yang seperti ini, terlihat sangat tenang dan damai, seperti bukan Harry yang selalu berlaku kasar padaku.

Hatiku berdesir menahan rasa sakit ketika melihat sebuah tanda kemerahan yang tercetak jelas di leher dan beberapa bagian tubuhnya, hatiku berdenyut nyeri tak bisa membayangkan apa saja yang ia lakukan ketika tidak bersamaku dan ketika ia sedang mabuk. Mataku mulai berkaca-kaca seraya tanganku menyentuh tanda tersebut, rasanya begitu sakit.

Aku menarik tanganku kemudian menyeka air mataku yang mulai berjatuhan. Aku beranjak dari ranjang hendak membersihkan tubuhku. Mungkin aku akan bertanya sesuatu pada Harry nanti.

Baru beberapa langkah aku berjalan, suara serak menghentikan langkahku, "Isabella..," aku memutar tubuhku untuk melihatnya, dan bersyukur karena ia masih memejamkan matanya, mungkin ia hanya mengigau.

Setelah membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian, aku keluar dari kamar mandi dan menemukan Harry yang sudah terbangun dari tidurnya, kini ia sedang bersandar di kepala ranjang sambil memainkan ponselnya.

Aku menarik nafas panjang sebelum akhirnya berjalan menghampirinya, mungkin menyapanya sedikit bukan hal yang buruk, semoga saja dia dalam keadaan mood yang baik.

"H-hai," sapaku gugup seraya menjatuhkan bokongku di sampingnya. Ia masih tak meresponku membuatku menghela napas dan menunduk, aku segera bangkit berniat untuk membuat sarapan.

"Mau kemana?" suara Harry membuatku berhenti ketika sudah mencapai pintu.

"Aku?" ia menaikkan sebelah alisnya. "Ya, memang siapa lagi yang berada di kamar ini selain dirimu," ujarnya membuatku memutar bola mata.

"Aku tak suka dengan wanita yang memutar matanya di hadapanku, asal kau tau itu," lanjutnya dengan nada seriusnya dan nyaris terdengar seperti bentakan.

Aku mengalah dan menatapnya, "Maaf, aku hanya ingin membuat sarapan," ucapku pelan.

"Tak usah, aku sudah memesan makanan, jadi kau tak perlu membuatnya,"

"Tapi jika selalu memakan makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan," ujarku membuatnya terkekeh. Ia bangun dari ranjangnya dan menghampiriku.

Kedua tangan kekarnya menyentuh bahuku dan aku mendongak untuk menatap wajahnya  "Turuti apa kataku, okay? Kau tidak mau aku marah kan?" aku mengagguk dan ia tersenyum manis.

"Good girl," ia mengecup keningku dan pipiku sebelum meninggalkanku ke kamar mandi, aku masih mematung dengan perlakuan manisnya yang membuat pipiku memerah namun setelah itu aku tersenyum senang.

'Semoga saja ia tak berubah lagi dan akan selalu seperti ini', gumamku.

Aku duduk di meja makan bersama Harry yang berada di hadapanku, aku merasa sangat gugup karena sedari tadi ia memerhatikanku dengan tatapannya yang sunggu membuatku salah tingkah. Aku yang merasa tak nyaman pun terus membuat gerakan ke sana kemari sambil memainkan makananku.

"Kau kenapa?" pertanyannya membuatku berhenti bergerak dan menatapnya dengan gugup.

"A-aku, aku tak apa," ucapku gelagapan dan dapat ku dengar dia terkekeh kemudian tertawa kecil.

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang