1: First Meet

5.7K 287 42
                                    

Happy Reading

Author's POV

Suara dentuman musik terdengar begitu memekakan telinga, dengan orang-orang yang mabuk, bermain kartu, berdansa liar bahkan makeout. Tapi ada salah satu wanita cantik yang selalu bersembunyi dan merasa ketakutan, padahal ia adalah salah satu wanita liar yang berada di tempat itu.

"Isabella, kemarilah!" suara teriakan seorang laki-laki terdengar di telinganya membuat ia terjengkit kaget.

Tubuhnya bergetar hebat, benar-benar sangat takut hanya untuk keluar dari tempatnya. Ia memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya.

"Isabella! Cepat atau kau akan mendapat hukuman dariku!" kali ini wanita cantik itu benar-benar takut, akhirnya dia keluar dari tempatnya dan menemui si laki-laki yang berteriak padanya dengan pakaian yang benar-benar terbuka.

Perlahan dia berjalan sambil meremas ujung dress yang dia kenakan dan berhenti tepat di hadapan lelaki bertubuh gempal dengan kepala plontosnya yang di pakaikan topi sambil menghisap rokok yang terselip di sudut bibirnya. Ya, dia adalah pemilik dari Club ini.

"Kenapa kau lama sekali? Huh," ucapnya.

"Ma-maaf Tuan," Isabella berkata dengan gugup dan ketakutan.

"Kau lupa kalau kau harus bekerja?!"

Isabella menunduk kemudian menganggukkan kepalanya.

Pria bertubuh gempal itu mematikan rokoknya lalu bangkit berdiri, dia berjalan menghampiri Isabella yang sedang berdiri sambil menundukkan kepalanya. Mengelilingi tubuh wanita cantik itu hingga berhenti tepat di depannya, jari telunjuknya menyentuh dagu Isabella untuk mendongakannya.

"Well Isabella. Jalang paling cantik dan sexy," dia menjeda perkataannya. Isabella hanya bisa pasrah menatap mata pria tua bertubuh gempal itu dengan rasa takutnya.

"Kau harus bisa memuaskan para pelanggan yang memilihmu dan--,"

"Tuan Dave!" seru seorang lelaki membuat pria bertubuh gempal itu menoleh padanya.

"Ada apa Alex?"

"Ada seseorang yang ingin menemuimu," pria gempal bernama Dave itu mengerutkan dahinya.

"Siapa itu?" Alex hanya menggeleng pertanda tak tahu namun mata tajam nya seketika menemui tubuh Isabella yang sedang berdiri menatap mereka yang sedang berbicara, dia menatap tubuh wanita itu sambil menjilat bibir bawahnya membuat wanita itu menatapnya takut.

Tepukan di pundaknya membuyarkan pikiran Alex, "Seperti apa ciri-cirinya?"

Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Uhmm--, dia memiliki tubuh tinggi bertato dan memiliki rambut keriting sebahu," ucapnya.

"Ah dia rupanya,"

"Kau boleh kembali ke tempatmu, Isabella" lanjut Dave menyuruh Isabella untuk pergi. Dia hanya mengangguk dan berjalan melewati Dave dan Alex, tapi dia tiba-tiba tersentak saat sebuah tangan meremas keras sebelah bokongnya, dia menoleh dan menatap tajam ke arah Alex yang sedang menatapnya liar lalu segera pergi dari ruangan itu.

Isabella's POV

"Isabella!" panggilan seorang wanita membuatku berhenti melangkah dan menoleh ke asal suara, aku tersenyum saat mendapati Emily dan Julia yang sedang duduk di sebuah sofa, aku segera menghampiri mereka dan bergabung.

"Kami mencarimu tadi," ucap Emily.

"Tuan Dave memanggilku lagi," ucapku.

"Apa?! Untuk apa si tua bangka botak itu memanggilmu?" aku menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Julia.

"Seperti yang kalian tau," lirihku.

"Aku benar-benar ingin keluar dari tempat ini Emily, Julia" ucapku lagi.

"Kami pun juga tapi kami tidak bisa, hanya bisa bersabar saja," ujar Emily dengan wajah sedihnya.

Aku mengangguk membenarkan ucapannya. Emily dan Julia adalah teman baik ku di sini, mereka selalu mengerti akan posisiku tidak seperti wanita-wanita bayaran yang lainnya yang hanya bisa menghinaku.

"Itu dia si tua bangka botak," aku menatap ke arah Julia sebelum akhirnnya melihat ke arah pandangan matanya.

Di sana terlihat Tuan Dave sedang berbicara dengan seorang pria.

"Dia bersama Harry," aku memandang Emily bingung.

"Siapa Harry?" Emily menunjuk ke arah pria yang sedang berbicara dengan Tuan Dave.

Tiba-tiba saja pria bernama Harry itu menolehkah kepalanya ke arah kami hingga iris kami bertemu, aku bisa melihatnya yang tersenyum ke arahku dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya, tapi senyuman itu berubah menjadi seringaian menakutkan ketika lelaki bernama Harry itu menjilati bibir bawahnya dengan gerakan sensual, dia juga mengusap bibirnya sendiri. Aku langsung membuang muka darinya karena merasa risih di tetap seperti itu olehnya. Ku akui dia memang tampan, tapi dia menakutkan.

"Lihatlah, Harry selalu menatapmu, Bells," ucap Julia, tapi aku tetap tidak ingin menoleh ke tempat lelaki itu.

"Biarkan," ucapku singakat.

"Apa kalian ingin minum? Aku haus sekali," Julia menawarkan, aku mengangguk.

"Ya, tapi biar aku yang mengambilkan" ujarku dan mereka mengangguk. Aku sengaja mengambilkan mereka minum agar terhindar dari tatapan pria keriting itu.

Aku memesan minuman pada bartender dan setelah itu membawanya ke tempatku tadi, tapi tubuhku tersentak kaget saat mendapati Harry sudah beridiri di belakangku dengan senyuman yang di sertakan seringaiannya.

"Hai cantik," sapa nya tapi aku tak mempedulikannya dan tetap diam di tempat tanpa menatapnya.

"Baiklah kau tidak menjawab," ia kembali menjilat bibirnya, aku menatap matanya yang sedang menatap ke arah... Oh sial dia menatap ke arah payudaraku, aku dengan cepat mengambil jalan di sampingnya agar dapat lewat tapi ia menghalangi ku.

"Siapa namamu?" aku hanya menggedikan bahuku dan berusaha melewatinya.

"Wow, sangat berani" aku menatapnya tajam.

"Permisi, aku ingin lewat" akhirnya aku berbicara.

Dia masih belum menyingkir juga, dan sekarang dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, "Kau sangat cantik dan sexy, benar-benar merangsang ku," bisiknya membuat tubuhku menegang.

Dia memajukan tubuhnya membuatku tersentak karena tiba-tiba dia menekan kemaluannya yang terasa tegang padaku, aku mendorong tubuh kekarnya saat bibirnya mulai menyentuh kulit leher ku. Aku berjalan cepat ke tempatku tadi dengan air mata yang sudah berada di pelupuk mataku, merasa begitu murahannya diriku.

----

NEXT? Just Vote and Comment

No vote and comment, then I will unpublish this story;)

24.02.19

Isabella ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang