Happy Reading! Semoga Suka ;)
Don't forget to Vote & Comments.Isabella's POV
Aku duduk termenung di ranjang besar milik Harry, aku tidak bisa keluar karena sebelumnya Harry sempat mengunci pintu kamarnya, aku ingin kabur tapi terlalu takut karena di luar cukup banyak penjagaan, aku sempat berpikir mungkin ia melakukan itu agar aku tidak bisa kabur darinya. Ku lihat seluruh isi kamarnya hingga pandanganku tertuju pada sebuah foto yang terselip di sebuah laci, aku turun dari ranjang dan menghampiri laci tersebut, membukanya dan mengambil foto itu, di sana terdapat tulisan 'Styles 1994'. Aku melihat anak kecil sedang tersenyum menampilkan lesung pipinya dengan rambut mangkuknya, lucu sekali. Aku beramsumsi jika itu adalah Harry saat ia masih kecil, senyumku mengembang saat melihat foto itu.
Ceklek
Aku terjengkit kaget saat mendengar suara pintu terbuka, aku segera mengembalikan foto itu ke dalam laci tapi kupikir semua itu sudah terlambat karena aku melihat Harry yang sedang menatapku sambil melihat ke arah belakang tubuhku.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan nada tajam. Kenapa pria ini selalu menakutkan?
Ia berjalan ke arahku dan menyingkirkan tubuhku ke samping, ia mengerutkan dahinya ketika melihat lacinya terbuka lalu ia menatapku tajam kemudian kembali ke laci tersebut dan ia mengambil foto masa kecilnya yang tadi sempat ku lihat. Ia menatapku kembali, tapi kali ini ia tidak menatapku tajam.
"Ma-maaf, aku tidak bermaksud lancang," ucapku kemudian menunduk. "Maaf, Harry," ucapku lagi, takut kalau ia akan memarahiku.
Aku mengerjapkan mataku ketika merasakan sebuah tangan mengangkat daguku untuk berhadapan dengan wajahnya, aku menatap mata hijaunya, ia tersenyum kecil sambil menatap mata biru ku, aku berpikir ia kembali menjadi lelaki baik lagi setelah tadi pagi ia marah-marah padaku.
"It's okey" ucapnya.
"Kau boleh menyimpannya jika kau mau," lanjutnya, aku menjatuhkan rahang ku, tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan. Ku pikir ia akan memakiku karena lancang, tapi nyatanya itu di luar dugaan ku.Aku tersenyum, "Benarkah?" ia mengangguk memberi jawabanku lalu memberikan fotonya padaku, dengan senang hati aku menerimanya kemudian menatap foto itu, entah kenapa aku jatuh hati pada foto masa kecilnya, sangat lucu dan menggemaskan.
"Ah ya, kau harus ikut aku sekarang," ujarnya.
Aku kembali menatapnya, "Kemana?"
"Acara perusahaan ku, kita harus datang" ujarnya dengan nada datarnya.
"Tap--,"
"Tidak ada tapi-tapian, aku sudah menyiapkan gaun untukmu dan MUA untuk meriasmu, bersiaplah." ia berkata dengan tegas, tidak kasar seperti biasanya.
"Harr--,"
"Sekarang!" aku menghela napas pasrah, menatapnya yang sedang menatapku dengan sorot tajamnya mengisyaratkanku untuk segera bersiap, aku mengangguk pelan. "Good girl. Aku akan bersiap juga," ia berujar lagi dan pergi dari hadapanku.
-----
Aku menatap diriku dari pantulan cermin yanh telah selesai di rias oleh MUA suruhan Harry, aku terlihat benar berbeda dan entah kenapa aku tersenyum. Untung saja orang MUA itu sudah pergi jadi ia tak perlu melihatku yang sedang tersenyum melihat penampilanku sendiri. Tapi entah kenapa aku menjadi gugup seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella ✔️
Fanfiction[Warning 21+] This story has mature content and some harsh words. Please be a wise reader! Married without love. It's about feelings, lust, tears, pain, cruel. "You can never escape from me, Isabella." -H- [Please be a wise reader!] Written by: ar...