Bagian 2 ( Revisi )

85.4K 4.1K 274
                                    

Gak usah caper sama guru-guru di sekolah ini, kalau kesannya lo cuman jadi jongos yang selalu disuruh-suruh

( By: Naura )

************

Saat ini Naura dan Teman- temannya ditambah dengan Rehan sedang berada di perpustakaan untuk melaksanakan tugas seperti apa yang di perintah oleh kepala sekolah tadi.

Pulang sekolah ini mereka atau tepatnya tiga perempuan dengan rambut yang berwarna warni layaknya pelangi di langit masih harus mengerjakan hukuman dari Pak Jono. Naura sudah tampak kesal dengan hari sialnya ini, ditambah lagi nanti dia akan bertemu dengan Rehan.

" Gue males banget harus ke perpus! Baunya bikin gak betah. Apalagi ada tuh monyet, tambah gak mood gue, " ujar Naura sambil menghela nafasnya sambil melihat satu-persatu sahabatnya itu. " Gimana kalo kita cabut aja? "

Sebuah ide lucnut tiba-tiba terlintas di pikiran Naura. Perempuan itu tampak tersenyum miring dan menaikkan turunkan alis matanya.

" Gue sih ayo-ayo aja, " jawab Ripah sambil mencoba menenteng tas ransel pink kosong miliknya.

" Gak usahlah, ntar kita kena karma lagi loh. Kalian mau, gue sih ogah. Setelah Ripah siapa lagi nanti, " tukas Nella yang langsung membuat Ripah dan Naura menoleh ke arahnya dengan raut wajah bingung dan khawatir.

Naura meletakkan punggung tangannya di kening Nella. " Gak panas. Lo masih sehat kan? Apa jangan-jangan karena Ripah jatuh otak lo ikutan jatuh juga, " tutur Naura sambil melepaskan tangannya.

" Besok gue panggil tetangga gue ya! Kebetulan dia ahli ruqiah, siapa tau ada iblis jahat rasuki otak lo, " tambah Ripah.


Nella langsung menggeleng dan meletakkan tangannya diatas pinggang rampingnya. " Gini nih kalo punya temen kampret. Gue kasih pedoman hidup untuk jalan yang bener malah nething sama otak gue. Otak gue salah apa nyet, " cetus Nella.

" Habisnya, gak biasanya lo kayak gini. " Naura mengambil permen karet yang berada kantong seragamnya dan mengunyahnya.

Rehan tiba-tiba sudah berada di depan pintu kelas dengan gaya yang biasa, yaitu tangan yang dimasukkan di dalam kantong.

" Kalian masih di sini aja atau ke perpus. Gue tunggu dari tadi nggak nongol-nongol. " Rehan menatap mereka satu persatu. " Atau gue harus bilang sama Pak Jono kalau kalian gak mau ngelaksanain tugas, " ucap Rehan dengan tenang.


Mereka sontak langsung cepat-cepat ke luar dari ruang kelas sebelum sang ketua osis itu benar-benar melaporkan mereka. Sebelum keluar, Naura sempat menatap tajam Rehan yang dibalas dengan senyuman khasnya.

" Gak usah caper sama guru-guru di sekolah ini, kalau kesannya lo cuman jadi jongos yang selalu disuruh-suruh. " Setelah mengatakan itu, Naura langsung mengejar kedua sahabatnya itu yang sudah berjalan jauh di depan sana. Dari belakang Rehan mengikuti ke mana mereka pergi, takutnya nanti mereka malah langsung pulang tanpa melaksanakan hukuman yang di kasih.

Dan di sini lah mereka. Di perpustakaan yang di penuhi oleh buku-buku, baik yang masih utuh ataupun yang sudah sangat berdebu. Mereka langsung mengambil pekerjaannya masing-masing, seperti Naura yang menyusun buku yang masih bertumpuk di lantai, Nella yang membersihkan semua debu-debu yang ada di buku, dan Ripah yang bertugas dalam menyapu lantai yang sudah sangat kotor bekas buku-buku yang berserakan di lantai karena tangannya yang belum bisa dibilang mendingan dan tak jarang juga mereka sempat terbatuk-batuk karena debu yang sudah menempel di buku itu. Sedangkan Rehan, dia hanya melihat mereka dari kursi yang disediakan di perpustakaan ini.

  Ketos VS Bad Girls [Revisi] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang