2

10.5K 618 4
                                    

Di depan kaca full body sambil tersenyum yang memperlihatkan lesung pipit itu, dirapikannya rambut serta seragam sekolahnya.

Tok, tok, tok,

"Dek udah bangun belum? Kok belum turun ke bawah?" Ujar bi Narti.

"Iya Bu, ini mau tutun, sebentar" teriak Nata dari dalam kamar.

"Ya udah Ibu tunggu di bawah ya dek". Ucap bi Narti.

"Huahh, adek lagi" gerutu Nata.

Di turuninya anak tangga dengan bersenandung kecil. Kini di meja makan telah tersedia nasi goreng dan susu coklat kesukaannya. Wajahnya berseri kala menyantap menu favoritnya itu. Tak lama ia bangkit untuk ke sekolah.

"Bu, kan udah Nata bilang manggilnya mas atau Nata aja jangan adek lagi" ujar Nata ketika hendak berpamitan ke pada bi Narti.

"Eh, iya dek ehh maksud ibu mas". Ucap bi Narti.

"Ya udah berangkat sekolah dulu ya Bu, assalamualaikum" pamit Nata, diciumnya tangan ni Narti.

"Iya waalaikumsalam, hati-hati dek",

Nata menoleh ke arah belakang tempat bi Narti, "tuhh" ujarnya

"Ehh, mas maksudnya" jawab bi Narti sambil tersenyum kikuk.

Ditatapnya langkah Nata yang telihat berjalan ke arah garasi, diperhatikan nya Nata yang terlihat tengah bersiap memakai helmnya. Anak dari majikannya, yang sudah ia urus sejak masih bayi. Bayi yg dulunya lahir dengan usia kandungan hanya 26 minggu lebih 3 hari. Bayi prematur yang kuat yang mampu bertahan hingga 3 bulan di dalam nicu. Bi Narti tersadar dari lamunannya kala Nata melajukan motornya.

Setelah dirasa Nata sudah tak terlihat, bi Narti masuk ke dalam rumah dan tak lupa menutup pintu utama.

***

SMA Patra Mandiri merupakan salah satu dari yayasan milik keluarga Nugraha, sekolah tempat Nata mengenyam pendidikan. Walaupun seantero Jakarta bahkan Indonesia pun tahu jika Nata merupakan salah seorang pewaris dari keluarga Nugraha, namun Nata tak pernah sekalipun menunjukkan sikap yang kurang baik, ia sangat bersahabat dengan siapapun, berpenampilan sederhana, dan jangan lupakan sifatnya yang ramah terhadap semua orang.

"Pagi pak", sapa Nata pada satpam sekolahnya dengan senyum manis.

"Pagi juga Nata". Ujar pak ujang satpam sekolah yang disapa Nata sambil tersenyum.

Awalnya satpam sekolahnya itu memanggilnya dengan embel-embel "den", tetapi karena ia merasa risih maka ia meminta kepada pak Ujang untuk memanggilnya dengan Nata saja.

Nata berjalan di koridor sekolah dengan santai, sesekali ia membalas sapaan teman-temannya, atau hanya dibalasnya dengan senyuman. Sebenarnya ia tak terlalu begitu mengenali siapa saja yang menyapanya, namun yang selalu diingat olehnya ialah "apa salah ramah dengan semua orang? Kan enggak".

Dilangkahkan kakinya memasuki kelas XI IPA 1, sembari tersenyum ia menyapa teman-teman sekelasnya.

"Pagi",

Seketika kelas yang tadinya rusuh kini teralihkan kepada seorang di depan pintu kelas,

"Pagi juga Nata sayang", ujar Bella memecah keheningan.

"Huhhhhh", terdengar sorakan penghuni kelas.

"Ehh, iri yah lo semua ?" Seru Bella dengan suara sedikit meninggi.

Nata hanya tersenyum melihat hal yang dianggapnya lucu ini. Kemudian ia melangkah menuju meja yang terdapat di pojok kelas yang sampingnya terdapat jendela mengarah ke luar kelas. Disana sudah ada ketiga sahabatnya Aldi, Dirga, dan Eza.

"Pagi", ujarnya kepada sahabatnya.

"Pagi bebeb", balas Eza dengan nada suara yang sedikit menggelikan.

"Jijik za dengernya, sakit kuping gw", ujar Aldi sambil melempar pena yang ada di atas meja ke arah Eza.

Sedangkan Nata dan Dirga hanya tertawa melihat kelakuan Aldi dan Eza yang saling balas lempar-lemparan itu.

Nata tersenyum, sekolah dan sahabatnya adalah dua hal yang sangat penting untuknya. Di sekolah ia dapat merasakan semua hal. Dan sahabat baginya adalah dunianya.

***

Bersambung...

Kita BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang