Sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka rencanakan, hari ini Byan akan menggantikan Nata pergi ke sekolah. Pagi-pagi sekali Byan sudah ke kamar Nata.
"Nih pake, nanti tutupin pake jaket dulu" ujar Nata menyerahkan seragam sekolah pada Byan
Byan tersenyum, kemudian beranjak ke kamar mandi milik Nata mengganti pakaiannya. Senyum di wajahnya tak hilang sejak ia menerima seragam Nata.
"Kak Byan lebay deh, pake seragam aja udah senang banget" seru Nata yang melihat senyum terus terpatri pada Byan
"Biarin" jawab Byan tak perduli
"Udah yuk, ke bawah sarapan" ajak Nata
Keduanya berjalan ke arah meja makan, disana sudah ada Dinda serta Adi yang sedang menunggu.
"Yah, Bun nanti kakak anter Nata ke sekolah ya?" Ucap Nata memulai aksinya
"Boleh, tapi sarapan dulu ya" ujar Adi
Keduanya tersenyum mendengar jawaban sang Ayah.
"Kak, nanti Bunda mau ke butik nggak pa-pa kan di rumah sendiri? Nanti Bunda bilangin ke kak Mira datengnya agak cepat" ujar Dinda
"Nggak apa-apa kok Bun" jawab Byan tersenyum
"Ya udah, tapi inget jangan lupa minum obat ya nanti siang" ujar Dinda mengingatkan
Byan mengangguk, mengiyakan apa yang dikatakan sang Bunda. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang paling menyenangkan.
"Nanti abis nganter adek langsung pulang ya kak" ucap Dinda yang kini hendak pergi bersama dengan Adi
"Iya Bun"
"Pergi dulu ya, assalamualaikum" ujar Dinda dan Adi
"Waalaikumsalam" ucap Nata dan Byan bersama
Mobil Adi berjalan menjauhi pelataran rumah, keluar dari pintu gerbang.
"Kak, ganti jaketnya nanti aja pas udah nyampe sekolah" bisik Nata pada Byan, dan diiyakan olehnya.
Keduanya memasuki mobil, dengan pak Ical sebagai sopir sudah duduk di dalam mobil menunggu keduanya. Mobil bergerak menjauh rumah, jalan agak sedikit macet pagi ini. Namun tak menyurutkan semangat Byan yang masih saja betah tersenyum sepanjang perjalanan. Nata yang melihat kejadian itu juga ikut tersenyum. Ia juga ikut senang melihat sang kakak dapat tersenyum secerah ini. Mobil berhenti tepat di parkiran SMA Patra Mandiri. Pak Ical turun hendak membukakan pintu penumpang.
"Nih, tuker" ujar Nata pada Byan dengan pelan
Byan lantas membuka jaketnya dan mengenakan jaket yang diberikan oleh Nata.
"Jangan lupa minum obatnya, nanti kalo ada apa-apa bilang aja ke Al" ucap Nata
"Oke, makasih ya dek" ujar Byan sebelum turun dari mobil dengan senyum yang mengembang. Nata mengangguk, senyum juga turut terpatri diwajahnya.
Byan bergerak menjauh dari mobil, pak Ical juga sudah memasuki mobil.
"Pulang den?" Tanya pak Ical
"Iya pak"
Nata tersenyum, seperti penyamarannya berhasil.
***
Sesampainya di rumah, Nata disambut oleh seorang perempuan yang kini duduk di sofa ruang keluarganya. Ah, ia ingat harus menggantikan posisi Byan belajar bersama kak Mira.
"Abis nganterin Nata ya?" Tanyanya
"Iya" jawab Nata singkat, sebenernya ia ingin sekali tertawa. Penyamarannya dengan sang kakak berhasil tanpa diketahui siapapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda
Teen Fiction"Hidup bagaimanapun jalannya tetap harus dijalani". -Abiyana Adinata Nugraha- "Penyesalan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi". -Abyan Aditya Nugraha-