Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dan Nata masih nyaman dengan tidurnya. Tak berbeda dengan Byan yang sedari tadi tak beranjak dari ruangan Nata, sesekali ia menghampiri sang adik kembar yang tampak tak terlihat terganggu sedikitpun, mengobrol tentang apapun dengan Aldi yang juga masih betah berlama-lama menikmati weekendnya di rumah sakit menunggu sang sepupu tersayangnya. Apalagi di rumahnya yang tak terdapat siapapun karena kedua orang tuanya sedang pergi keluar kota mengurus anak cabang perusahaan yang baru dibuka.
Tadi pagi pun setelah Byan menghabiskan sarapan miliknya, Arkan dan Dinda pamit pulang ke rumah. Dan Aldi lah orang yang diberikan tugas menjaga kedua anak tersebut. Aldi berjalan ke arah Nata yang masih tertidur pulas, entah apa yang sedang dimimpikannya sehingga ia bisa tidur dengan nyenyaknya tanpa sedikitpun terganggu dengan kehadiran dirinya dan Byan yang dari tadi tak hentinya berbicara, bercanda, bahkan tertawa terbahak bersama. Senyum Aldi terbit melihat wajah damai Nata, niatnya membangunkan Nata tak jadi dilakukannya.
"Bangunin apa ya" ujar Aldi pada Byan yang duduk di sofa tengah menonton televisi.
Byan menoleh ke arah Aldi yang duduk di samping ranjang Nata.
"Tadi kan emang disuruh bang Arkan bangunin suruh sarapan sama minum obat" sahut Byan yang kembali menonton acara kartun favoritnya.
"Nat, Nata. Bangun dulu" ujar Nata membangunkan Nata sambil menggoyangkan bahu Nata pelan
Nata tak kunjung membuka matanya, ia hanya menggeliat lucu dan kembali tertidur. Byan tertawa kecil melihat respon yang diberikan Nata pada Aldi. Aldi yang ditanggapi demikian hanya mendengus. Terlintas ide di otak jeniusnya, Aldi tersenyum memikirkan ide gilanya itu. Byan yang melihat tingkah Aldi hanya menggelengkan kepalanya.
"Adek kelapa sayang, bangun dong" ucap Aldi dengan tangan yang mengelus rambut hingga pipi Nata.
Nata yang terlihat risih dengan suara aneh dan toelan-toelan pada wajahnya perlahan membuka matanya, disipitkan matanya kala melihat sosok Aldi yang duduk disebelahnya dengan tangan yang masih mengelus pipinya. Ditepisnya tangan Aldi dari pipinya.
"Paan sih, ganggu tidur aja" ujarnya dengan suara serak, bersiap memejamkan matanya kembali.
"Ehh, jangan tidur lagi. Makan dulu, lo kan nggak sarapan ini juga udah mau siang. Minum obat juga belum, nanti tidurnya dilanjut kalo udah makan sama minum obatnya" cerocos Aldi melihat Nata yang memejamkan matanya.
"Ihh, kenyang kan tadi udah makan" ujar Nata dengan mata terpejam.
"Yehh nih adek kelapa, buru bangun" ucap Aldi yang tanpa menghiraukan Nata yang masih terpejam, di tariknya meja lipat kemudian dinaikkan kepala ranjang dengan remote control di samping ranjang. Semangkuk bubur telah tertata dengan segelas air hangat diatas meja.
Nata mau tak mau membuka kembali matanya, ditatapnya tajam Aldi yang duduk di sebelahnya.
"Bodo" gumam Aldi
Nata membuka mulutnya kala Aldi mengangsurkan sesendok bubur ke arahnya. Dikunyah pelan bubur tersebut dan ditelannya. Sampai suapan kelima Nata menutup mulutnya.
"Kenapa? Buka mulutnya" ucap Aldi
"Udah, enek. Nggak enak" sahut Nata lirih
"Ya udah, nih minum" jawab Aldi kemudian memberikan obat dan gelas berisi air.
Nata menerima obat tersebut kemudian meminum air yang ada di tangan Aldi. Di hembuskan nafasnya ketika sudah meminum habis air di gelas.
"Gih tidur" ujar Aldi ketika sudah membereskan mangkuk serta gelas.
Nata baru tersadar bahwa di kamar rawat dirinya tak hanya berdua dengan Aldi, tetapi ada sosok lain disana yang sedang fokus menikmati acara kartun favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda
Teen Fiction"Hidup bagaimanapun jalannya tetap harus dijalani". -Abiyana Adinata Nugraha- "Penyesalan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi". -Abyan Aditya Nugraha-