3

8.8K 585 4
                                    

Sepi, hal pertama yang menyambut Nata saat membuka pintu utama rumahnya. Hari sudah menunjukkan pukul 16.45 sore, artinya sudah 1 jam 45 menit lalu sekolah dibubarkan dan Nata baru sampai di rumah padahal biasanya jika ia akan pulang sedikit terlambat pasti ia akan memberitahu kepada bi Narti terlebih dahulu. Diedarkannya pandangannya mengamati seisi rumah, kemana bi Narti pikirnya. Tak lama terdengar suara dari arah dapur, dilangkahkan kakinya ke arah dapur. Dilihatnya bi Narti yang sedang memotong sayuran.

Nata mengendap-endap, hendak mengejutkan bi Narti.

"Dorrr", seru Nata

"Ehh kaget-kaget"

Nata hanya tertawa melihat kelatahan bi Narti.

"Ihhh si mas mah suka gitu, kalo ibu serangan jantung gimana ayo", ucap bi Narti melihat Nata yang masih saja terkekeh.

"Ya jangan dong Bu", sahut Nata sambil menyalami bi Narti.

"Mas tu ya, lohh ini kenapa pulangnya udah sore terus nggak ngabarin ibu dulu? Kenapa juga ini bajunya basah gini?" Cercah bi Narti kepada Nata.

"Hehehe, iya Bu tadi handphone Nata low bat jadi nggak bisa ngabarin. Tadi hujannya deres Bu jadi neduh dulu di halte, eh taunya lama hujannya baru berhenti", jelas Nata

"Aduh, lihat hidungnya mas udah merah ini. Kepalanya pusing ngak mas? Kenapa juga nggak pake jaket mas?" Ujar bi Narti cemas.

"Nata nggak pa-pa Bu, tadi jaket Nata ketinggalan di kamar Bu".

"Serius nggak pusing?" Tanya bi Narti

"Serius Bu" sahut Nata meyakinkan

"Ya udah, sekarang mas mandi pake air hangat ya, nanti ibu nyusul ke atas"

"Siap Bu", pamit Nata kemudian beranjak ke lantai dua menuju kamarnya.

Sebenarnya pusing di kepala Nata sudah sangat menyiksanya sejak tadi, di tambah hidungnya yang sudah gatal dan memerah. Tapi ia tidak mau membuat bi Narti khawatir jadilah ia mengatakan dirinya baik-baik saja. Setelah selesai mandi Nata langsung memakai baju kemudian berbaring di atas kasur nya. Pusing di kepalanya serasa semakin menjadi-jadi.

"Mas, ibu masuk ya", ujar bi Narti

"Iya Bu" sahut Nata pelan

Bi Narti membuka kamar Nata yang langsung disuguhkan dengan Nata yang sudah bergelung dalam selimut tebal miliknya.

"Tu kan demam" ucap bi Narti seraya menyentuh kening dan pipi Nata.

"Makan dulu ya mas ini udah ibu buatin bubur, terus minum obat"

Nata mengangguk, ia tidak ingin tambah menyusahkan dengan menolak. Dibantunya Nata bersandar pada kepala ranjang, kemudian di suapinya Nata dengan bubur setelahnya diberikan obat serta vitamin untuk Nata minum, kemudian disodorkan gelas berisi air hangat kearah Nata. Diminumnya air tersebutlah. Setelah itu diberikannya kepada bi Narti.

"Nata kangen bunda, ayah, abang, sama kakak Bu", ujar Nata lirih

Ya beginilah Nata, dia akan sangat manja bila sedang sakit.

Kita BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang