6

8K 545 2
                                    

Bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu, sekolah sudah sepi hanya terlihat beberapa siswa dan siswi yang tengah mengikuti ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi lainnya.

Aldi, Eza, serta Dirga mengikuti ekstrakurikuler basket kebetulan ekstrakurikuler tersebut diadakan pada hari sabtu dan juga minggu, ketiganya beranjak menuju parkiran ke arah motornya masing-masing. Rencananya mereka akan ke rumah Nata memastikan keadaan anak tersebut.

Mereka keluar dari gerbang sekolah dan segera meluncur ke rumah Nata. Sesampainya di depan gerbang rumah Nata, Aldi membunyikan klakson motornya. Dan keluarlah pak Umar dari dalam rumah.

"Eh ada den Aldi, sama yang lain" ucap pak Umar tersenyum

"Iya pak, ini mau tanya Natanya kok nggak sekolah ya pak?" Tanya Aldi

"Mas Nata kemarin sore demam tinggi makanya dibawa ke rumah sakit" jelas pak Umar

Aldi, Eza dan Dirga yang mendengar penjelasan dari pak Umar saling pandang. Pikiran mereka melayang pada sore kemarin saat mereka hendak pulang, dan tiba-tiba hujan. Mereka tau bagaimana kondisi Nata yang daya tahan tubuhnya tak sebaik remaja pada umumnya.

"Rumah sakit biasa kan pak?" Tanya Eza

"Kalau kemarin di rumah sakit Medika den, tapi tadi pagi pak Adi kesana. Mungkin kalau sekarang udah di rumah sakit keluarga" sahut pak Umar

"Kalau gitu terima kasih pak, kita pamit" ujar Aldi

Ketiganya melajukan motor masing-masing. Tujuan mereka sekarang adalah ke rumah sakit. Jalanan siang ini nampak dipadati kendaraan yang berlalu lalang, apalagi hari ini jum'at dan sekarang sudah pukul 10.30 dan menjelang salat jum'at. Ketiganya berhenti di depan halaman masjid An-Nur yang kebetulan mereka lewati. Meskipun mereka di kenal nakal, namun urusan salat mereka tak akan melalaikannya.

Setelah salat jum'at, mereka melanjutkan ke rumah sakit. Tak lama ketiganya sampai di rumah sakit. Tak perlu bertanya dimana letak kamar Nata, mereka seakan sudah hafal tata letak rumah sakit ini. Rumah sakit keluarga yang merupakan salah satu yayasan milik Nugraha. Rumah sakit tempat Nata maupun Byan di rawat.

Kamar VVIP No.02, menjadi tujuan mereka. Ruang yang terletak di lantai 16, lantai paling atas dari rumah sakit ini. Di lantai tersebut hanya terdapat 6 ruang kamar, lantai yang juga di huni oleh Byan.

Pintu lift terbuka, kemudian ketiganya beriringan berjalan dengan tenang. Walaupun keadaan seperti ini sudah biasa mereka rasakan, namun rasa cemas dan khawatir masih saja sama. Aldi yang sedari tadi berjalan paling depan membuka pintu kamar. Ketiganya masuk kedalam ruangan, mata ketiganya fokus pada seseorang yang terlelap di ranjang rumah sakit, mask oksigen masih menutupi hidung serta mulutnya. Dan mata itu, masih tertutup rapat.

Aldi yang maju pertama kearah samping kanan Nata, diiringi oleh Eza dan Dirga ke arah samping kiri. Ruang rawat Nata sepi, tak ada siapapun disini. Tangan Aldi terulur menyentuh kening Nata, masih hangat pikirnya.

"Nyenyak banget Lo tidur Nat" celetuk Eza

"Sttts, jangan berisik. Masih anget badannya" sahut Aldi pelan

Dirga yang mengerti maksud Aldi kemudian menarik Eza duduk ke sofa panjang. Aldi masih memperhatikan wajah sahabatnya itu. Kemudian didudukkannya dirinya pada kursi yang tersedia di samping ranjang Nata.

Di genggamannya tangan kanan Nata yang terbebas dari infus, dielusnya tangan itu. Aldi tersenyum, kalau saja Nata dalam keadaan sadar pasti ia akan menepis tangannya seraya berkata "Lo masih sehat kan Al?".

Dirga yang melihat kearah Aldi turut tersenyum, seolah ia juga memikirkan apa yang dipikirkan oleh Aldi. Ia jadi teringat bagaimana pertemuan pertama mereka dulu. Eza yang melihat kejadian tersebut mengerutkan keningnya, bingung apa yang terjadi. Belum sempat Eza mengeluarkan suaranya Dirga sudah memotong.

Kita BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang