11

5K 383 12
                                    

Perjalanan pulang ke rumah terasa saat membosankan bagi seorang Nata, Aldi yang hanya fokus pada jalanan yang sedikit macet. Dan Nata yang hanya duduk diam sesekali menatap ke arah gedung yang dilewati, atau sesekali melirik ke arah Aldi.

"Bosen" ujar Nata dengan tangan kanan menopang wajahnya

Aldi sekilas melirik ke arah Nata, wajah Nata yang terlihat ditekuk malah terlihat lucu baginya.

"Ya kan namanya juga macet, lagian tadi mau ngidupin radio malah nggak boleh" sahut Aldi

Nata memanyunkan bibirnya, bosan itulah yang sedang berada di pikirannya sekarang. Bukannya membantunya menghilangkan rasa bosan Aldi malah menyalahkan dirinya. Keadaan kembali hening hanya deru suara mesin atau klakson dari kendaraan lainnya yang sama terjebak macet memenuhi keheningan.

Nata menghela nafas panjang, sungguh bosan. Tak ada yang dapat ia lakukan, ponsel miliknya sudah mati karena tidak di chargenya tadi malam.

"Pinjem ponsel dong" ucapnya pada Aldi dengan tangan kanan terulur.

"Ambil tu di tas jok belakang" jawab Aldi tanpa menolehkan kepalanya.

Nata tersenyum, diambilnya tas Aldi, kemudian di bukanya tas itu dan terlihat ponsel Aldi disana.

"Jadi kan nginep di rumah?" Tanya Nata pada Aldi tanpa menoleh, matanya tertuju pada ponsel di tangannya.

"Kalo nggak juga lo pasti maksa buat nginep" jawab Aldi malas

Nata tertawa mendengar jawaban dari Aldi, jelas apa yang dikatakan oleh Aldi adalah suatu kebenaran.

"Mama papa kapan balik?" Ujar Nata saat meredam tawanya

"Nggak tau, paling juga nanti kalo pulang juga nggak ada niatan gitu buat lama-lama di rumah"

Nata tau perasaan sepupunya itu, selalu di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya. Walaupun dirumahnya terdapat banyak asisten rumah tangga, namun tak bisa membuat suasana menjadi lebih hangat.

"Makan dulu yuk, laper" ucap Nata diakhiri dengan cengiran

Aldi tampak mengangguk, lalu lintas yang sudah tak begitu macet membuatnya hanya fokus pada jalanan. Keheningan kembali tercipta setelah beberapa menit sejak terakhir Nata mengeluarkan suaranya. Tak lama mobil berhenti di parkiran sebuah mall.

"Nat, makan dimana?" Tanya Aldi tanpa hendak menoleh

Tak ada jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Aldi.

"Nat, adek kelapa" ujar Aldi lagi dengan nada kesal

Masih tak ada jawaban. Dengan sedikit kesal Aldi menolehkan kepalanya pada kursi penumpang disebelahnya, disana Nata tampak memejamkan matanya dengan deru nafas yang teratur. Aldi yang melihatnya menghela nafas pelan, kekesalan yang dirasakannya menguar bersama helaan nafasnya. Ia tersenyum, ia lebih suka melihat wajah Nata yang seperti ini daripada harus melihatnya dengan senyum manis yang dijadikan sebagai topeng olehnya. Aldi kembali melajukan mobilnya keluar dari parkiran. Pulang ke rumah adalah pilihan yang tepat saat ini.

Mobil berhenti tepat di parkiran sebuah rumah, namun dua orang yang berada didalam mobil belum juga beranjak turun. Aldi menoleh kearah Nata yang masih tertidur pulas, tak merasa kepanasan meski AC telah dimatikan. Aldi sendiri yang juga ada dalam mobil sudah merasa gerah walau baru beberapa menit.

"Nat, bangun pindah ke dalam kuy" ujar Aldi menggoyang lengan Nata

Tak ada reaksi apapun dari Nata, Aldi menghela nafas. Di bukanya pintu mobilnya, ia keluar dari sana berjalan ke arah pintu kursi tempat Nata berada. Dibukanya pintu itu pelan dan kemudian dibawanya Nata ke punggungnya. Tubuh Nata yang sedikit kecil darinya cukup memudahkannya untuk membawa Nata masuk ke dalam rumah. Di tendangnya pintu dengan kaki, karena kedua tangannya sibuk menahan tubuh Nata di punggungnya.

Kita BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang