Hanya kamu yang mengerti gelombang kepala ini.
***
Nata terlelap dalam dekapan Aldi. Bukan di rumah sakit, tapi sudah kembali pulang ke mansion.
Sejak bertemu psikolog kemarin, Nata terlihat jelas menghindar dari semua orang. Mengusir mereka yang hendak mendekat.
Sedikit penjelasan dari Rio, jika jiwa Nata penuh tekanan. Terlalu banyak puzzle yang berdesakan meminta disusun. Nata kebingungan dengan jati diri sebenarnya.
Hari ini ada terapis yang akan datang, melatih motoriknya. Perlu kesabaran untuk memulihkan kondisi fisik terutama psikisnya.
Aldi tak tega membangunkan Nata yang terlihat begitu lelap bersembunyi di dadanya. Sekarang sudah pukul 14.45 wib dan lima belas menit lagi jadwal terapi.
"Nat, bangun yuk" Aldi menoel pipi Nata pelan takut Nata terkejut. Nata melenguh menyamakan posisinya.
Aldi menghela nafas sabar, ia merasa memiliki bayi sekarang. Dengan usil Aldi memainkan pipi dan rambut Nata, kadang memencet hidung bangir Nata.
"Ahhh"
"Ayok bangun dulu, kak Mahes bentar lagi datang mau terapi"
Nata melengkungkan bibirnya, tidak mau terapi. Ingin tidur dan dipeluk kakaknya saja.
"Boleh gak kalau hari ini terapinya libur?" Nata berucap dengan mata yang masih mengantuk. Aldi sebenarnya kasian, tapi ini demi kebaikan Nata juga.
"Kenapa gak mau?" tanya Aldi, Nata hanya menggeleng tanpa hendak menjelaskan.
"Kak Mahes udah otw sini, lagian bentarrr aja ya? Angkat bola gimana?" Bujuk Aldi
Nata tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk singkat.
Tak lama pintu di ketuk dari luar dan Mahesa benar-benar sudah datang dengan senyum terpatri di wajahnya.
"Sore, kok udah pulang sih cepet banget" sapa Mahesa
"Nih kak bocahnya gak betah banget di RS nangis minta pulang" sindir Aldi
"Kakaakk" Nata tak terima, Aldi dan Mahesa hanya terkekeh geli.
"Yuk mulai latihan" ajak Mahesa
"Al, Natanya didudukin yang bener dulu sandaran ke sini" pinta Mahesa setelah ia selesai menyusun beberapa bantal untuk sandaran Nata.
Nata mengikuti instruksi Mahesa dengan malas. Sedikit-sedikit melirik Aldi yang kini duduk di meja belajar bermain game online. Memang tidak bisa diharapkan.
"Oke, pelan-pelan gapapa jangan dipaksa"
Nata mengangguk, mengangkat bola saja rasanya sudah melelahkan. Apalagi Aldi dari tadi sibuk sendiri membuatnya kesal.
Tok tok
Suara ketukan pintu membuat fokus Nata teralihkan. Muncul Byan yang masuk membawa nampan berisi beberapa gelas berisi jus jeruk dan segelas susu, ada juga piring kecil berisi kue.
"Maaf ganggu kak, mau anter minum dari Bunda" Byan terlihat kikuk saat ditatap Nata.
"Aduh, gak perlu repot nanti kakak bisa ambil sendiri kok. Tapi makasih ya By" Mahesa yang notabenenya sahabat Arkan memang sudah tidak merasa sungkan lagi di rumah ini.
"Kalau gitu, aku permisi keluar kak" pamit Byan yang merasa keberadaannya membuat Nata tak nyaman.
"Ehh By mau kemana, sini aje hari ini Nata lagi males latihan jadi gantinya kita mengasah tali keakraban kalian aja. Masa kembar tapi kek orang asing terus"
Sejujurnya, Aldi tidak keberatan sama sekali dengan Nata yang terus menempel padanya seperti inang-inang. Tapi setiap kali melihat tatapan keluarga Nata yang begitu sedih ketika dilupakan Nata membuatnya sedikit bersimpati. Ingat yaa sedikit.
"Ayo sini duduk, kak Mahes bentar lagi kelar. Ya kan kak?" Tanya Aldi dengan mata berkedip-kedip ke arah Mahesa.
Kedua alis Mahesa berkerut, hingga detik berikutnya ia mengerti maksud Aldi.
"Ah iya bentar lagi selesai kok, hari ini peregangan aja dulu. Pemanasan sebelum besok-besok gak boleh uring-uringan kalo mau terapi" Mahesa tersenyum manis setelahnya menatap Nata.
Aldi terbahak mendengarnya, jelas sekali kalimat itu ditujukan untuk Nata yang memang hari ini agak sedikit rewel saat akan terapi.
Dan begitulah sore itu berlalu dengan Nata yang berakhir tertidur bersandar di pundak Byan. Berkat paksaan dari Aldi yang beralasan tidak mau berdekatan dengan Nata karena badannya gatal belum mandi dan takut menularkan gatal-gatal pada Nata.
***
Jujurly gak tau mau nulis apa, feeling ku udah hilang gatau kemana. Tapi janjiku untuk menuntaskan cerita ini wajib😭
Pernah kepikiran buat tarik cerita ini dan mau aku rombak ulang, ya walaupun revisinya tipis-tipis tapi aku rasa alur yang aku ekspektasikan di awal dan setelah cerita ini jalan agak tidak sesuai 🙂
Dan aku gak bisa janji kapan bisa up, atau kapan cerita ini finish karena aku aja gak tau kelanjutan cerita ini kudu ottokee? Wkwk
Selamat menunggu 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda
Teen Fiction"Hidup bagaimanapun jalannya tetap harus dijalani". -Abiyana Adinata Nugraha- "Penyesalan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi". -Abyan Aditya Nugraha-