Jangan cepat gak mood. Percayalah, jika cepat tidak mood, maka itu adalah hari suram bagimu.
***
Setelah Zalicta menyimpan surat dari bundanya di meja belajar nya, ia pun bergegas ke bawah.
"Udah di simpen,dek?" tanya Zalika.
"Ya udah lah, masa aku buang di toilet sih," jawab Zalicta sambil duduk di meja makan.
Zalika menghembuskan nafas dengan kasar. Ia tidak habis pikir, Zalicta marah hanya karena ia di marahi kakaknya? Dan itu pun bagi Zalika tegas terhadap adik nya. Ia tidak mau adik nya menjadi anak yang durhaka terhadap orang tua.
"Lic, kamu tuh kenapa sih? Setiap hari kerjaan nya marah terus marah terus, nah kalo udah marah-marah gitu, kamu langsung nangis. Kenapa sih dek?"
"Gak tau, udah ah. Gak jadi makan."
"Loh kenapa? Ini kan makanan kesukaan kita berdua,"
"Gak nafsu."
Zalika pun tersenyum ke arah Bi Tuti. Ia sangat tidak enak karena Bi Tuti sudah berusaha untuk membuatkan makanan kesukaan Zalika dan Zalicta.
"Aduh, maaf ya bi Tuti. Licta emang selalu gitu kalo di tanya." ucap Zalika sambil tersenyum tipis ke arah Bi Tuti.
"Nggak papa non Lika, bibi juga udah tau sifat non Licta seperti itu." jawab Bi Tuti sambil membalas senyum Zalika.
"Iya bi, maaf banget ya. Kalo gitu, bibi aja deh yang temenin Lika makan, supaya Lika nggak sendirian, hehe."
"Aduh, jangan gitu lah non, bibi nggak enak non,"
"Eh, nggak kok bi. Buat apa nggak enak?Kan yang masak bi Tuti, jadi masa Bi Tuti nggak mau makan masakan bi Tuti sendiri sih," kata Zalika sembari tersenyum ramah ke arah Pembantu nya itu.
Akhirnya Bi Tuti pun ikut makan. Setelah mereka makan, Zalika pun naik ke atas untuk pergi ke kamar Zalicta. Di buka nya pintu kamar Zalicta, di lihat nya Zalicta sedang memainkan Laptop nya sambil memasang Headphone di kedua telinga nya. Zalika pun menghampiri Zalicta.
"Licta,ayo dek,"
Zalicta tidak mendengar ucapan kakak nya."Lic,ayo kita baca surat dari bunda,"
Lagi-lagi Zalicta belum mendengar ucapan kakak nya."ZALICTAA!" Zalika pun emosi sampai akhirnya ia berteriak memanggil Adik nya.
"Aduh apa sih kak? Ngangetin aja tau nggak," jawab Zalicta sambil membuka headphone nya.
"Kamu sih dari tadi kakak panggilin nggak balik-balik,"
"Iya iya, sekarang kenapa?"
"Ayo dek kita buka surat dari bunda," ajak Zalika.
"Nggak mau ah, males. Mendingan liatin ini nih pacar aku di Ig, Hrithik Roshan! Bekh!Liat nih kak, dia kan baru aja tuh nge—"
"Nggak mau, kakak maunya itu liat surat dari bunda,"
"Yaudah kakak, kakak Lika liat aja sendiri, kalo Licta nggak mau. Karena bagi Licta itu kenapa sih mesti pake surat-suratan mending langsung bilang aja.Daripada susah-susah nulis."
"Ish ayo dek," ajak Zalika sambil menarik tangan adik nya secara paksa.
Akhirnya pun, Zalicta mengalah dan melangkah lemas untuk mengambil surat dari bunda nya itu.
"Ayo dek,di buka di buka!" seru Zalika tidak sabar.
"Ish tunggu napa kak ?!" bentak Zalicta.
Zalicta pun kemudian membuka Amplop yang di berikan oleh bunda nya.
Emang gak sih bunda gue terlalu alay buat bikin surat-suratan kek gini? Kenapa sih orang itu susah banget buat ngungkapin secara langsung? batin Zalicta dalam Hati.
Hai guys ku tersayangg!!Apa kabar semua?Kalian udah nggak sabar sama apa isi surat dari bunda nya Zalicta?Maka nya ikutin terus yah cerita Zalicta!😎
KAMU SEDANG MEMBACA
ZALICTA [SELESAI]
Teen Fiction"Kamu adalah bulan yang bersinar untuk melengkapi malam indahku." Cover by Seulwoonbi *** Kisah hidup Zalicta Lenka Zurie sangat susah untuk ditebak oleh Zorro Rocco Zachery. Zorro mulai untuk mencoba mendekati Zalicta dan berusaha untuk membantunya...