Harapan Palsu

237 65 2
                                        

Menyakitkan adalah kata yang tepat untuk hati yang sedang bersedih.

***

Setelah Laasya meninggalkan rumah Zalicta, Zalicta masuk kedalam rumah nya.

Ia langsung naik keatas karena sangat lelah belajar 5 jam untuk belajar bahasa Hindi. Tanpa ia sadari, ternyata masih ada Bunda nya di depan kamar nya sambil menangis. Ia melihat Bunda nya begitu sedih, sehingga dia sudah tau apa penyebab ibunya menangis seperti ini.

"Kalo Bunda masih sayang sama Licta dan kak Lika, kenapa bunda harus ngelakuin ini semua sih bun? Bunda emang nya waktu ngelakuin hal itu, bunda gak mikir Ayah, Licta, sama kak Lika? Atau emang bunda gak sayang sama Licta, Kak Lika sama Ayah? Kalo bunda emang sayang sama kita semua, kenapa bunda nggak cari Ayah ?! Kenapa Bunda malah tinggal diam di sini? Dan bunda selalu kasih harapan palsu buat Licta sama Kak Lika. Dan Licta udah bisa artiin ini semua, bun. Bunda nggak sayang sama kita semua!" bentak Zalicta kepada bundanya.
 
"Maafin bunda Zalicta, maafin bunda nak. Bunda selalu ingin yang terbaik buat kalian berdua. Bunda juga gak sengaja ngelakuin hal itu kepada Ayah kalian. Tolong Licta, bunda ingin memper—" belum sempat bundanya menyelesaikan kata-kata nya, Zalicta menyela ibunya berbicara untuk kesekian kalinya.
 
"Bunda selalu gitu! Apa-apa selalu minta maaf, apa-apa selalu bakal perbaikin semuanya. Bunda tau nggak? Zalicta itu rindu sama Ayah, Bun!" bentak Zalicta untuk yang kedua kalinya.

"Cukup dek! Kamu kenapa sih dari dulu salahin bunda terus? Bunda tuh nggak salah apa-apa! Kamu kalau udah nggak ada Ayah itu nggak usah di paksain! Nggak ada ya berarti nggak ada! Dan yang berlalu biarin berlalu! Jangan di paksain buat kembali! Sini bun, Lika bantu berdiri," bentak Zalika yang tak kalah keras dengan Zalicta.

Hati Zalicta sangat hancur mendengar kata-kata terakhir yang di ucapkan Kakak perempuan nya itu.Jangan di paksain buat kembali. Zalicta tidak bisa menerima begitu saja. Ia tidak mungkin diam saja untuk tidak mencari Ayah nya.

Zalicta mendorong dengan kasar Bunda dan Kakak nya. Ia kemudian merebahkan tubuh nya dengan kasar di ranjang tidurnya.

"Semoga Ayah selalu bahagia di sana, meskipun Ayah udah lama gak ngeliat Zalicta lagi."

Itu yang terus menerus Zalicta katakan saat dia bersedih. Saat Zalicta bingung ingin menceritakan masalah nya kepada siapa, ia selalu mengambil foto kecilnya bersama Ayah nya di atas meja belajar nya.

"Yah, Licta kangen sama Ayah. Licta pengen banget ketemu sama Ayah. Harap-harap kegantengan Ayah belum pudar, hehe." ucap Zalicta dengan tersenyum sambil mengusap air matanya. Setelah ia mengucapkan hal itu kepada Foto yang ia pegang, Zalicta mengambil selimut baru di Lemari nya. Ia pun kemudian merebahkan kembali tubuh nya di ranjang dengan memeluk Foto nya bersama Ayahnya.

Haii guys ku semuaa!Hari ini suka nggak sama cerita aku?Tolong vote and comment nya yah!😘

ZALICTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang